FORGET ME NOT | 6. AADD (ADA APA DENGAN DELVIN?)
"Dengan melihatmu saja, hatiku kembali merasa tenang."
- Delvin Ardiansyah*****
Ayra mengikuti langkah Delvin dalam diamnya. Sebenarnya Ayra heran, entah apa yang terjadi kali ini? Apalagi semenjak kedatangan perempuan bernama Riska itu, aura Delvin benar-benar berubah. Ya, walaupun pada dasarnya Delvin terkesan pendiam dan cuek, tetapi kali ini sikap dinginnya itu bertambah berkali-kali lipat. Entah apa hubungan Delvin dan Riska hingga membuat suasana semakin tidak enak saja.
"Bang Delvin!!!" seru Adit yang baru saja tiba dengan motor metik kesayangan. "Mau kemana, Bang?" tanyanya setelah mengendarai motor menghampiri Delvin dan Ayra. Lantas beralih pada Ayra, "Ecieeee .... Mau kemana, nih, berdua?" Belum juga turun dari motor, Adit sudah rempong seperti ini.
Ayra menepis kasar jari Adit yang menunjuk ke arahnya. "Apaan sih?! Gak jelas banget jadi manusia," omelan Ayra akhirnya terlontar juga berkat godaan sepupu tengilnya itu.
"Halah! Sok imut kamu, Ay, mentang-mentang ada Bang Delvin," goda Adit dengan wajah mengejeknya.
"Sialan ...." desis Ayra kesal, nyaris tak terdengar.
Delvin yang memilih hanya menonton tingkah kedua sepupunya itu, lalu melanjutkan langkahnya mendekati motor.
"Kamu, tuh, ya, Dit! Gak bisa ngeliat situasi! Gak liat apa, Abang mukanya gak enak banget?! Tambah lagi kamu ngomong yang aneh-aneh?!" Lagi, cecar Ayra pada Adit.
Adit terkekeh sekilas sembari mengibaskan tangannya di udara. "Ya, elah, Ayra, Ayra. Emang mukanya Bang Delvin sudah dari sananya begitu. Mana ada ekspresi lain selain datar aja."
Ayra berdecak kesal. Tanpa disadari, Delvin kini sudah berada di sisinya dengan mengendarai motor.
"Ayra," tegur Delvin pelan tetapi tetap membuat Ayra sedikit terkejut. "Ada bawa helm?"
"A-a-ada, Bang." Ayra terlihat sedikit gugup, menarik senyuman mengejek Adit karena tingkahnya.
"Mau diambil dulu, atau pakai helmnya Adit aja?" Refleks, Ayra dan Adit mengikuti arah pandang Delvin pada helm BOGO hitam doff yang sedang dikenakan Adit.
"Hih, malas banget pake helm banyak kutunya begitu," gumam Ayra tak sadar, namun berhasil menciptakan senyuman tipis di wajah manusia paling dingin sedunia itu.
Adit mendadak menyumpah. "Kutu jidatmu! Orang helm baru begini," bantah Adit disambut tawa renyah Ayra.
"Ya, santai, dong. Jangan ngegas gitu. Kan, saya jadi kaget," ejek Ayra di sela tawanya.
Ternyata Delvin sudah tidak bisa menahan geli tawanya. Meski sekilas, Ayra dan Adit tetap terheran-heran begitu melihat sepupu dingin mereka itu akhirnya menampakkan respon positif. Jangankan tertawa, memperlihatkan senyuman setipis tisu dibagi sepuluh pun, adalah hal langka bagi Delvin. Bahkan hampir punah!
Menyadari kedua sepupunya mendadak terdiam, ekspresi Delvin juga otomatis kembali pada setelan awal. "Ayra ambil helm dulu. Abang tunggu di sini."
"Oh! Iya, Bang." Ayra gelagapan. "Sebentar, ya, Bang." Bergegas, Ayra berlari ke dalam rumah untuk mencari helmnya.
Tak sampai satu menit, Ayra sudah kembali dengan napas terengah-engah. Begitu segannya ia dengan Delvin sampai-sampai secepat kilat itu Ayra berlarian.
Delvin lalu sedikit menunduk untuk menarik pijakan kaki motornya. "Naik, Ay," perintahnya. Melihat Ayra sedikit kesulitan untuk menaiki motor metik tingginya, Delvin mengulurkan tangannya sebagai pegangan Ayra.

KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
Teen FictionSemuanya berawal sejak Ayra menghadiri perkumpulan keluarga sewaktu kepergian Ayah Delvin. Ayra mengira ini adalah awal keakraban keluarga intinya dengan keluarga besar Papanya. Namun, ada niatan tersembunyi keluarganya yang malah hendak menjodohka...