01. The Curious Child

148 28 0
                                    

Darren's Parent--Glasgow adalah sebuah kota di Skotlandia, UK yang menjadi tempat Darren tumbuh sejak kecil. Darren telah menghabiskan 21 tahun hidupnya di kota pesisir yang damai, dan ia bertekad untuk terus menetap di kota itu hingga akhir hidupnya.

Darren Villada--adalah putra tunggal dari keluarga Villada yang hidup sederhana di sebuah permukiman di dekat Sungai Clyde. Ia tumbuh menjadi anak yang logis, kritis, dan penuh rasa penasaran. Masa kecilnya memang kurang menyenangkan karena ia lebih suka bertanya tentang bagaimana alam semesta diciptakan daripada mendengarkan dongeng anak-anak.

Walaupun cara berpikir Darren agak berbeda dari anak-anak pada umumnya, kedua orang tua Darren tidak mempermasalahkan hal itu dan mendukung apapun yang ingin dilakukan anak sematawayangnya. Darren cukup beruntung karena memiliki orang tua yang suportif.

Namun, di usianya yang ke-8 tahun, Darren harus dihadapkan oleh musibah tak terduga yang menewaskan kedua orang tuanya. Tuan Villada dan istrinya mengalami kecelakaan lalu lintas di Buchanan Street dan membuat Darren menyandang gelar sebagai yatim piatu di usianya yang masih muda.

Darren and All His Question About Life--Setelah kejadian buruk itu menewaskan kedua orang tuanya, Darren tinggal bersama neneknya. Ia tak berubah sama sekali, ia masih menjadi anak yang logis dan mempertanyakan banyak hal tentang dunia.

Dari kematian kedua orang tuanya, ia selalu penasaran. Kemanakah kedua orang tuanya pergi? Apakah mereka pergi ke surga? Atau neraka? Apakah surga dan neraka sungguh ada? Tapi apa yang bisa membuktikan bahwa surga dan neraka benar-benar ada? 

Semenjak itu, ia tumbuh menjadi anak yang semakin tidak percaya pada takhayul, dongeng, bahkan ajaran agama. Menurutnya, jika suatu hal tidak bisa ditunjukkan dengan bukti nyata, maka itu adalah kebohongan. Hal sederhana itu--surga dan neraka--tidak pernah ada manusia yang pergi kesana, dan Darren tak pernah percaya keberadaannya.

Ketika beranjak dewasa, tepat setelah lulus sekolah menengah, Darren melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ia mengambil program studi S1 Filsafat di Universitas Glasgow dan menjadi mahasiswa paling berprestasi di angkatannya--karena ia cerdas dalam berargumen dan tak pernah berhenti untuk penasaran.















Glasgow, 15 Januari 2024

Libur awal tahun sebelum memasuki semester 6 tahun ini terasa lebih padat dari biasanya. Darren harus mengurus kepindahannya dari asrama kampus ke rumah lama karena suatu kepentingan.

Rumah lamanya--yang terletak di dekat Sungai Clyde adalah rumah yang ia tinggali sejak kecil. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Darren pun tinggal bersama neneknya di sana. Namun semenjak masuk ke dunia perkuliahan, Darren memilih untuk menetap di asrama kampus agar lebih efektif.

Tapi bulan lalu, neneknya bilang bahwa ia akan pindah ke panti wreda karena sudah terlalu tua dan renta. Darren juga tak punya banyak waktu untuk merawatnya. Jadi neneknya berpesan agar Darren kembali ke rumah itu--agar rumah itu tetap hidup seperti dulu.

Karena jarak rumah dan kampusnya hanya terpaut empat kilometer, tidak terlalu jauh, Darren merasa bahwa itu bukan masalah besar. Ia sudah siap untuk pulang-pergi ke kampus setiap hari dengan mobil sedan butut peninggalan ayahnya.

Hari ini Darren sudah merapikan seisi rumahnya, mulai dari mengecat ulang dinding hingga memperbaiki jendela dan pintu yang rusak. Rencananya, besok ia akan mengangkut sisa barang yang harus ia pindahkan dari asrama ke rumah. Malam ini, ia akan kembali ke asrama terlebih dahulu untuk beristirahat.

Tepat pukul 9 malam, Darren mengendarai mobil sedannya dari rumah ke asrama. Perjalanan sejauh empat kilometer itu sesungguhnya cukup menantang karena harus melalui jalan hutan yang gelap dan panjang. Tapi itu bukan masalah, karena Darren juga sudah biasa melewati jalan itu untuk menjenguk neneknya sebulan sekali, dan ia juga tidak percaya hantu.

Sambil berkendara, Darren membuka panggilan telepon dengan temannya--Benavent--yang tak berhenti mengomel.

"Astaga, Darren, barangmu banyak sekali. Aku sudah memindahkannya ke lobi asrama, besok pagi tinggal kita angkut. Kau harus mentraktirku pai makaroni untuk membayar ini semua," keluh Benavent.

"Akan kutambahi daging asap jika tak keberatan."

"Dan jangan lupa sup kentangnya."

"Aman. Ngomong-ngomong kemana Steven? Ponselnya tak bisa dihubungi."

"Ah, sumpah. Dia bahkan tak membantuku mengangkut barang-barang ke lobi. Kau jangan traktir dia, ya."

"Lalu dimana dia?"

"Selama seharian ini dia pergi keliling kota untuk melakukan riset."

"Riset apa?"

"Itu loh, Hollows. Dia kan sedang menulis novel fantasi terbarunya, yang katanya akan mengisahkan seputar Hollows."

Mendengar kata Hollows yang belakangan ini menjadi topik hangat di masyarakat, membuat Darren sangat muak. Melihat orang-orang percaya bahwa makhluk yang disebut Hollows itu nyata semakin membuat Darren geleng-geleng kepala. "Tolong periksa kesehatan mental Steven setelah ini, sepertinya dia sudah gila betulan," celetuk Darren.

"Haha, kau tampak sangat muak. Tapi, jika Hollows memang sungguhan ada, apa kau tidak penasaran bagaimana wujud mereka?"

Belum sempat Darren merespon, sekilas cahaya melintas dengan kecepatan tinggi dari luar kaca mobilnya, membuat Darren refleks membawa mobilnya menghindar. Karena terlalu mendadak, mobil yang ia kendarai pun keluar dari lintasan dan menerobos area perkebunan. Karena benturan yang cukup kuat, kaca mobilnya pecah dan Darren terluka.

"Hei, Darren! Apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa?" tanya Benavent.

Darren masih agak terkejut dan mencoba mencerna keadaan. Ia pun keluar dari mobil dengan tangan yang sudah berdarah-darah. Ia mengecek kondisi mobilnya dari luar, lalu secara tak terduga mendapati setumpuk serbuk yang berkilau di bawah mobilnya. Serbuk itu berkilau sungguhan--tampak terang di tengah kegelapan.

Darren semakin bertanya-tanya, apa itu?



















Serbuk Peri

Serbuk peri adalah media utama yang digunakan untuk menghubungkan manusia dengan para Hollows agar bisa saling berkomunikasi, baik secara fisik maupun lisan.

Dapatkan resep meracik serbuk peri di halaman situs berbayar kami! Lebih dari 500 pengguna telah membuktikannya sendiri!

Published by Anonymous Twin
All rights reserved, 2023

THE HOLLOWS | yeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang