Prolog

1.4K 39 23
                                        

"El, nanti kalo cari suami itu yang bener ya. Yang masa nakalnya udah abis. Yang dewasa. Seumur hidup itu terlalu lama." Nasehat Gaviano pada Putrinya yang sedang asyik menonton Drama Korea kesukaannya.

Eliza mengangguk tanpa menoleh kearah Gaviano membuat laki-laki paruh baya itu mengkerutkan  alisnya kesal.

Jari kekar itu dengan berani mengpause laptop yang di gunakan Eliza sehingga film itu berhenti.

Eliza memanyunkan bibirnya kesal, "Iya Daddy El yang paling ganteng sejagat raya antero. El pasti akan cari calon suami yang baik, sebaik Daddy."

Senyuman Gaviano memudar, "Jangan yang kaya Daddy, Daddy bukan suami yang baik."

"Tapi Daddy adalah Daddy yang baik buat El." Jawab Eliza mengembangkan senyumnya membuat Gaviano terkekeh gemas.

"Kamu persis seperti Bundamu. Senyuman indah itu, Daddy sangat merindukannya." Lirih Gaviano.

Eliza seketika sedih, ia memeluk erat sang Ayah. "Semoga dengan adanya El di sini, bisa mengobatkan rasa rindu Daddy ke Bunda, ya?"

Gaviano mengangguk sembari mengecup puncak kepala Putrinya. Putri kecil yang ia besarkan dengan penuh perjuangan itu kini sudah beranjak dewasa.

Gadis kecil itu sekarang sudah bisa memakai sepatu sendiri. Tapi dia masih sama manjanya seperti dulu. Masih sering mengeluh kepada sang Ayah.

"El jangan cepat dewasa, Daddy masih mau sama El." Bisik Gaviano.

Eliza mengerutkan keningnya bingung, "Gimana ya, El bisa jawabnya. Gimana El bisa jawab permintaan Daddy yang tidak berbobot ini."

Gaviano terkekeh dengan mencubit gemas hidung Eliza, "Mau sedewasa apapun, El tetap putri kecilnya Daddy."

Tentu pernyataan itu membuat hati Eliza menghangat. Dia sangat beruntung karna cinta pertamanya begitu sangat amat mencintainya.

๑ૢˊᵕ[ ELZEAN ]ᵕˋૢ๑

Brak!

"Ma-maaf, Kak. Nggak sengaja." Perempuan itu berjongkok membereskan buku-buku milik laki-laki di hadapannya yang jatuh karnanya.

Laki-laki itu hanya menatapnya datar lalu mengambil alih buku-bukunya, "Thanks."

Setelah mengatakan itu ia langsung pergi tanpa bertanya perempuan yang menabraknya itu kenapa? Apakah dia terluka?

"Nggak punya hati banget. Untung ganteng." Dengus perempuan itu kesal.

Namanya Eliza. Xaviera Eliza Araksa. Gadis cantik dan imut. Namun jangan tertipu dengan keimutannya. Nyatanya gadis itu memiliki sifat yang sangat galak. Anak tunggal dari seorang pengusaha ternama bernama Tuan Gaviano Atarashaka Geswa Araksa dan Nyonya Ealza Arai Gabrian.

Dan dia Albara Zeandra Rajasa. Laki-laki cuek, misterius dan sedingin kutub utara. Blasteran Belanda-Indonesia-Amerika. Dia terkenal brandalan sekolah namun dia pintar. Anak tunggal dari pengusaha besar Rajasa.

ૢˊᵕ[ ELZEAN ]ᵕˋૢ๑

"Gue punya taruhan buat kalian." Ucap Gheran pada tiga sahabatnya.

"Hm?" Zean menaikkan satu alisnya bertanya.

"Arah jarum jam angka sepuluh." Gheran menuju empat orang perempuan yang sedang bercanda ria sembari makan bersama.

Gema mengangguk, "Naon sih?"

"Liat yang rambut panjang pake jam silver." Suruh Gheran lagi.

"Aduh, meni geulis pisan." Celetuk Gema melihatnya.

ELZEAN [On Going]Where stories live. Discover now