06

485 42 1
                                    

Happy Reading😊

Harsa bangun lebih awal dari Jovan, Harsa yang telah selesai mandi dan memakai seragamnya segera membangun kan Jovan. Jovan menatap Harsa sudah rapi mengenakan seragamnya.

"Harsa baju ku mana? Bagaimana aku bisa sekolah jika baju ku saja dirumah."

"Sudah ku bawakan semalam, cepat kau bersihkan dirimu."

Jovan meringis saat bangun "Aaawwwss."

"Pelan-pelan Jovan kau ini sudah tau kakimu terluka, sini biar aku gendong."

Harsa menggendong Jovan hingga ke dalam kamar mandi dan langsung keluar. Jovan segera mandi dan Harsa pergi keluar untuk membeli sarapan. Setelah mandi perawat datang untuk menggantikan perban Jovan, Jovan yang sedang di perban melirik kesekitar dan dia tidak menemukan Harsa disana.

ʕ•̫͡•ʕ•̫͡•ʔ•̫͡•ʔ•̫͡•ʕ•̫͡•ʔ•̫͡•ʕ•̫͡•ʕ•̫͡•ʔ•̫͡•ʔ•̫͡•ʕ•̫͡•ʔ•̫͡•ʔ

Perawat setelah selesai mengganti perban segera keluar dari ruangan, tak lama perawat keluar Harsa datang dengan membawa makanan di tangannya. Harsa memberikan makanan nya ke Jovan yang tengah duduk di sofa. Harsa kembali membuka laptopnya dan Jovan menyantap sarapannya. Melihat Harsa yang tengah sibuk dengan kerjaannya membuat Jovan merasa salut pada Harsa, Jovan melihat Harsa tidak makan dia menyodorkan makanan untuk Harsa.

"Harsa makan lah kau sibuk terus bekerja, sini aku suapi."

"Aku tidak lapar Jovan, kau saja yang makan aku bisa makan di sekolah nanti."

"Aku melihat mu dari semalam saat kau pulang kau bekerja terus tidak memakan apapun otak mu bekerja, badan mu juga sekarang kau harus makan agar kau tidak sakit karena pekerjaan mu."

Harsa menerima suapan-suapan dari Jovan. Entah kenapa Jovan menjadi lupa akan kekasihnya yang berada di Jakarta saat bersama Harsa.

Omong-omong soal orang tua Jovan mereka sibuk dengan pekerjaannya yang membuat Jovan selalu sendiri, sedangkan sang kaka Jerico mereka tidak tinggal serumah dia lebih memilih tinggal sendiri di apartementnya.

Mereka bergegas pergi kesekolah, saat sampai di sekolah Harsa merangkul Jovan untuk membantunya berjalan. Davian yang meilhat mereka segera menghampiri Harsa dan Jovan.

"Mau gue bantu Jovan?" tawar Davian pada Jovan sambil terkekeh pelan

"Jangan lo sentuh dia ngerti!"

"Lo ini gue kan cuma mau ngebantu Jovan."

"Gue nggak butuh bantuan lo, gue bisa bawa sendiri Jovan ke kelas."

     Jovan dan Davian tersenyum kecil melihat tikah posesif Harsa yang tidak memperbolehkan Jovan disentuh oleh siapapun. Harsa mengantarkan Jovan sampai ke depan kelasnya dengan Davian yang mengekori mereka. Sesampainya di depan kelas Davian mengundang Jovan untuk hadir di acara pesta ulang tahunnya malam ini. Jovan mengangguk mengiyakan undangan Davian dan segera memasuki kelasnya.

     Harsa dan Davian pergi kekelasnya. Kegiatan mereka dari tadi tak luput dari pandangan siswa-siswi disana dan langsung membicarakan kedekatan Harsa dengan Jovan. Jeremi yang melihat sahabatnya diantar Harsa segera menghampiri Jovan.

"Jovan lo pacaran sama Harsa?" tanya Jeremi

"Nggak dia cuma nolongin gue."

"Lo serius, Jo." tanya Yasa

"Iya dia nolongin gue sama ngebantuin gue jalan, kaki gue sakit karena ketembak sama orang." jawab Jovan.

"Hah gimana bisa, terus siapa yang nembak lo." ucap Jeremi

OBSESI PANGLIMA TEMPURWhere stories live. Discover now