10. Sebuah Rona Berma di Durja

227 15 7
                                    

Satu pekan sudah berlalu. Keadaan Hana perlahan membaik. Hana pula telah sadar kemarin. Kondisinya sekarang tidak begitu buruk. Gadis itu mulai berinteraksi kembali dengan siapa pun yang datang berkunjung. Todoroki yang melihat Hana akan sembuh merasa senang bukan main. Dan juga teman-temannya di Oya maupun Housen sudah baik-baik saja sekarang.

Lalu tentang Harumi, kini gadis Nakagawa itu entah pergi ke mana. Biasanya pagi sekali Harumi sudah ada di rumah sakit; menemani Hana kendati telah dirinya peringatkan untuk jangan terlalu merepotkan diri. Harumi tetaplah keras kepala dan banyak menghabiskan waktu di sini sembari menyesali kesalahannya. Meminta maaf tanpa henti, kemudian mengusap wajah frustrasi.

Ini sudah tepat dua minggu Hana berada di rumah sakit. Kondisinya sudah membaik. Hanya tinggal memulihkan tangannya yang masih patah. Namun, dokter mengizinkan Hana 'tuk pulang. Setelah semua barang dibereskan, Todoroki membawa Hana pulang ke rumahnya dibantu oleh Motoaki yang kini mengendarai truk.

Sesampainya di rumah, Hana menatap sejenak ruang tamu nan menariknya kembali pada kisah kelamnya dengan Kazuhiro. Kala itu dirinya benar-benar berada di ambang kematian andaikata Harumi tidak datang menolong. Beruntung gadis itu telah sadar dan langsung menyerang Kazuhiro. Jika diingat-ingat, kejadian itu sangat mendebarkan.

"Yosuke, maaf aku merepotkanmu. Tidak hanya kali ini saja. Aku selalu merepotkanmu bahkan sebelum aku tinggal di sini. Aku merasa aku sudah terlalu banyak membebanimu. Mungkin ini saatnya bagiku untuk pergi dari rumahmu. Aku tidak mungkin terus-menerus menjadi benalu di hidupmu," kata Hana.

"Apa maksudmu?"

Hana mengusak pelan rambutnya. "Aku akan pindah ke panti asuhan lagi. Selain jarak sekolah yang dekat, aku juga harus menjaga adik-adikku di panti asuhan. Mario membutuhkan bantuanku karena beberapa pengurus panti asuhan sudah mulai pensiun. Aku harap, kau akan menyetujui keputusanku ini."

Todoroki bergeming sejenak sebelum mengangguk dengan perlahan. "Jangan cemas. Aku akan mendukung apa pun yang kau putuskan. Kapan kau akan pindah? Aku akan membantumu membereskan barang-barang," balas Todoroki.

Sejujurnya Todoroki enggan Hana pindah dari rumahnya. Ia akan kesepian lagi. Selain karena orang tuanya yang tinggal jauh dari distrik SWORD, ia akan benar-benar sendirian jika Hana pergi. Namun, sudah menjadi janjinya bila ia akan mendukung semua yang gadisnya putuskan. Hana juga mungkin ingin kembali ke keluarganya.

"Terima kasih, Yosuke."

"Tidak masalah."

Keesokan harinya, Hana mulai membereskan semua barangnya dan memasukkannya ke dalam truk Motoaki. Lagi-lagi ia merepotkan orang lain. Setelah semuanya beres, Hana menatap Todoroki yang berdiri di depan rumahnya dengan senyuman. Todoroki membalas senyumnya, lalu melambaikan tangan kala ia mulai menaiki truk.

Namun, sebelum itu, Hana menghampiri Todoroki dan memeluknya dengan perlahan. "Sekali lagi aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu. Tanpamu, mungkin aku tidak seberuntung sekarang," ujar Hana. "Sampai jumpa, Yosuke."

"Sampai jumpa, Chibi."

Truk Motoaki pun menghilang dari pandangan Todoroki bersama Hana-nya juga. Todoroki mengulaskan senyum tipis sebelum memasuki rumahnya. Walaupun masih bisa ia temui gadis itu, entah mengapa Todoroki merasa tidak rela jika Hana menjauh dari jarak pandangnya. Todoroki ingin Hana berada di sisinya tanpa mengenal kata berhenti.

𝗦𝗘𝗡𝗔𝗡𝗗𝗜𝗞𝗔. TodorokiWhere stories live. Discover now