04- Bergerak tipis-tipis

84.1K 2.4K 22
                                    

04.Bergerak tipis-tipis

Bergerak tipis-tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


**

"Sayang__"

Setelah turun dari van Sheina langsung berlari menghampiri dan memeluk pria yang baru saja keluar dari mobil-nya.

"Kamu terluka?"

Sheina menggeleng pelan dipelukan suaminya, "tapi mereka sangat banyak, aku takut sekali."

"Sudah, tidak apa. Jangan menangis, aku sendiri yang akan memberi pelajaran kepada mereka nanti," ucap Dirga berusaha menenangkan istrinya.

Begitu Dirga mendapat kabar bahwa istrinya diganggu para preman, pria itu tanpa pikir panjang lagi bergegas pulang, meninggalkan klien-nya begitu saja.

Sheina menarik dirinya lalu menatap kearah Abigel dan Luna, "untung ada mereka,"

Dirga menatap kearah Abigel sekilas, sebelum memberi intruksi kepada pelayan yang ada disitu untuk membawa mereka masuk.

"Sayang, gendong. Kaki aku masih lemes_"

Pria itu mengangguk dan langsung menggendong Sheina berjalan menaiki tangga. Langkah kakinya terlihat begitu tegap tanpa merasa keberatan sama sekali, entah Sheina yang terlalu kecil atau badan Dirga yang terlalu besar, pikir Abigel.

"Silahkan duduk nona,"

Kesadaran Abigel teralihkan, ia bahkan tidak sadar sudah memasuki mansion nan megah dengan interior moderen.

"Gedong banget Bi. Tiga kali lipat dari rumah gue," bisik Luna yang baru saja mendudukkan bokongnya di sebelah Abigel.

"Ck, beda dikit doang mah, rumah gue juga lebih bagus dari ini kali." protes Abigel dengan nada angkuh.

"Ngeh, kanjeng putri." balas Luna mengalah.

"Gak nyangka aja ya Bi. Tadinya rencana kita kan cuman nyamperin Sheina ke mall. Dijalan gue sempet mikir gak bakal bisa ketemu Sheina karena jalan kita dihadang para preman, eh taunya disana juga ada Sheina. Lo bantuin Sheina udah kayak pahlawan kesiangan, kita nganterin Sheina pulang, trus suaminya Sheina ngajak kita buat masuk trus___Abii!"

Mata Luna melebar dan langsung memebekap mulutnya karena tidak sengaja berteriak. Otaknya baru singkron. Kenapa ia baru menyadari hal ini sekarang. "Jangan bilang ini semua__" melirik kearah Abigel. "rencana lo?"

Abigel hanya merespon dengan tersenyum. Tidak perlu berbicarapun Luna sudah mendapat jawabannya. Gila! Abigel tidak waras, apa gadis itu tidak punya rasa takut sama sekali? Atau emang terlalu bodoh, hingga tidak memikirkan konsekuensi atas tindakannya.

Tapi, Abigel merupakan salah satu mahasiswi beasiswa terpintar dan memiliki nilai ipk tertinggi dikampus, lalu kenapa--Arrhhgg.

Kepala Luna terasa ingin meledak memikirkan Abigel.

Abigel of ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang