03- Mengambil hati

85.7K 2.8K 33
                                    

03-Mengambil hati

03-Mengambil hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



**
Brukk

Terlihat dua orang bertabrakan. Hanya pelan, tidak sampai membuat salah satu diantara mereka terjatuh.

Gadis berseragam SMA itu mendongak, matanya membulat setelah melihat siapa yang ditabraknya. Pekikan yang lansung ditutup dengan tangannya terdengar saat mendapat senyuman manis dari wanita didepannya.

"Guys! Sini cepetan! Sini cepet!" Greget gadis itu memanggil teman-temannya yang sudah menjauh untuk mendekat.

"Sheina? Beneran kak Shiena?"

Mereka semua berteriak histeris, tidak menyangka dapat bertemu lansung dengan selebgram model yang sedang naik daun. Kesempatan itu mereka gunakan untuk mengambil foto bersama Sheina dan meminta beberapa tanda tangan dari wanita itu.

"Kakak cantik banget aslinya," puji salah satu dari mereka.

"Kamu juga cantik," balas Sheina membuat mereka seketika salting ditempat. "Kalau gitu kami boleh peluk juga kak?"

Tanpa ragu Sheina lansung tersenyum mengangguk dan bersemangat membalas pelukan para gadis, hingga perbuatannya menjadi sorotan bagi orang-orang yang sedang berada di depan mall.

Sheina sungguh sangat mengayomi para fens-nya dengan baik. Itulah yang ada dipikiran orang.

Setelah para gadis SMA itu pergi, Sheina langsung berjalan keparkiran dan menaiki mobil van hitam yang ada disana.

Wanita itu bergegas menanggalkan jakel bulu yang ia kenakan, "buang!" perintahnya melempar jaket itu ke asisten pribadinya.

"Bacakan jadwal saya, untuk seminggu kedepan!" Shiena menyenderkan punggungnya dan memejamkan mata.

Mendengar perintah dari sang majikan, wanita berkacamata bulat yang berprofesi sebagai asisten pribadi Sheina mulai membacakan satu persatu jadwal dari sang bintang, tentu setelah ia menyelesaikan perihal jaket.

"Pemotreran brand Glora? Kapan saya menyetujui tawaran mereka?" hardik wanita itu tidak suka.

"Anu..nyonya-"

"Akak! Harus berapa kali saya bilang, panggil saya Akak!" protes Sheina. Prilaku dan cara bicaranya sangat berbeda seolah dirinya bukan orang yang sama ketika ditemui oleh para anak SMA tadi.

Bukan ingin terasa dekat atau apalah namanya, justru yang Sheina inginkan adalah panggilan yang enak di dengar. Panggilan akak lebih sesuai dan terkesan lebih muda baginya.

"Anu--kak, saya kira anda lansung menyetujui karena Glora rise milik madam Rani," ucap si asisten__Cila, memberi alasan.

"Kamu taukan? Hubunganku sama Mama kurang baik. Batalkan, lalu berikan alasan paling masuk akal saat menolak," titah Sheina, ia tidak ingin berurusan dengan mertuanya yang pengatur itu. Bahkan selama ini sebisa mungkin Sheina menghindar untuk bertemu langsung dengan Jesika.

Abigel of ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang