- e n a m -

1.2K 192 14
                                    

Dia datang lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia datang lagi.

Kabar itu sudah sampai di telinga Jake yang sedang berlatih dengan Sunghoon. Barusan pelayan datang dan membisikinya perihal kedatangan Sunoo dengan harapan Jake mau memberitahukannya kepada Sunghoon. Karena jujur saja si pelayan takut kepada pangeran mereka yang kini tampak ugal-ugalan bertarung dengan seekor singa di dalam gelanggang.

Sunghoon segila itu dan ia selalu mengatai Sunoo si gila. Jake menyeringai miris. Ia beranjak dari duduknya dan meninggalkan kursi tribun. Hendak menemui Sunoo alih-alih memberikan kesempatan itu kepada Sunghoon. Dan berharap si pria bangsat bermarga Lee tidak mengekori tuannya, meskipun harapan itu jelas kandas.

Bibir manis Jake tertawa jengah ketika langkahnya yang baru sampai di depan ruang teh dihadang sosok tinggi Heeseung.

"Jangan bermimpi bisa menyeretku keluar dari sini. Sunghoon yang menyuruhku datang menemui Yang Mulia Sunoo. Sebaiknya kau menyingkir." Jake mendongak angkuh, sedangkan Heeseung tersenyum ramah.

Senyuman yang belakangan ini membuat Jake naik darah.

"Dan, kabar baiknya... Yang Mulia Sunoo juga menyuruh saya untuk menemui Anda, Tuan."

Jake mengerut dahi seketika. "Apa maksudmu?"

"Mungkin kita bisa berbincang di tempat lain selagi Pangeran Sunoo berbincang dengan Luna Byun," ajak Heeseung seraya merangkul bahu Jake dan mendorongnya lembut agar meninggalkan ruang teh.

Tidak terima dengan sikap Heeseung yang selalu seenaknya, Jake pun melepaskan diri darinya. Berdecak pinggang, ia bersungut. "kau tidak bisa mengaturku seenaknya! Jika aku berkata ingin bertemu Kim Sunoo maka itu yang akan terjadi."

Jake hanya tidak tahu bahwa mengatasi kepala batu adalah keahlian Heeseung. Hidup sebagai pengasuh si kecil Sunoo yang semaunya sendiri membuatnya pandai dalam bersikap. Senyuman ramahnya yang selalu menyorot teduh namun terasa hangat itu perlahan sirna. Berganti sorotan dingin yang langka terlihat dan suara rendah yang membuat bergidik ngeri.

"Sebaiknya Anda tidak bertingkah karena saya bukan orang yang sabaran."

Bersama bisikan itu, cengkeraman di bahu Jake terasa mengencang. Yang lebih pendek berkilah, melepaskan diri dari Heeseung seraya menarik keluar pedang yang tergantung gagah di pinggang si tinggi. menodongkan ujungnya di dagu sang pemilik.

"Bertarung denganku. Jika aku menang, kau tidak boleh  menghalangiku menemui Kim Sunoo lagi."

Heeseung tertawa sumbang. "Anda ingin saya mempertaruhkan pangeran?"

"Kenapa? Kau takut?"

Wajah dingin itu menghangat lagi. "Lalu apa yang akan saya dapatkan jika saya menang?"

"Apapun. Aku kaya. Kau bisa meminta apapun dariku. Tidak masalah."

Jemari Heeseung terangkat, menyingkirkan ujung pedang dari dagunya. Lalu ia menyimpan kembali kedua tangannya di dalam saku celana. Berdiri santai, namun menguarkan kesan sombong dan dominasi yang kuat. Dengan ketampanan yang membumi namun kepercayaan diri yang melambung tinggi, ia berkata;

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang