02- Kelancangan Abigel

104K 2.7K 41
                                    

02-kelancangan Abigel

***Abigel Aghna, Mahasiswi jalur beasiswa yang terkenal akan seribu tingkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***
Abigel Aghna, Mahasiswi jalur beasiswa yang terkenal akan seribu tingkahnya. Keras kepala, ceplas-ceplos, pemaksa, energik, suka dengan hal-hal menantang yang terkadang menempatkan dirinya dalam bahaya.

Anak Daren dan si bungsu dari tiga orang bersaudara. Pertama, kakak laki-lakinya__Aska yang memilih terjun kedunia politik dibandingkan mengikuti jejak Ayah mereka sebagai pebisnis, jangan ditanya lagi berapa jumlah properti yang mereka punya sekarang. Kedua, kakak perempuannya__Astrid, dosen muda yang mengajar dibebera kampus aktif saat ini.

Tidak banyak yang tahu bahwa Daren memiliki dua putri. Abigel sendiri alasannya, gadis keras kepala tersebut tidak minat berbaur dengan orang-orang membosankan.

Terlalu bebas dan selalu dikabuli semua permintaannya membangun kharakter buruk yang ada pada diri Abigel yang sekarang.

Aksinya selalu berjalan tepat dan mulus karena rasa percaya dirinya yang tinggi, dan yang terpenting ia tidak begitu memusingkan Asumsi buruk orang pada dirinya. Citranya sudah ancur sedari awal.

"Abigel! Keluar dari kelas saya!"

Akibat teriakan yang menggelegar. Atensi mereka beralih ke gadis pojok belakang yang tengah berjoget ria dengan airphone melingkar dikepalanya. Nyanyian yang keluar dari mulutnya begitu sangat menggangu.

Sekarang apa lagi? Kira-kira itulah pertanyaan yang ada dibenak anak anak lain.

"Abigel!"

Setelah panggilan yang kedua kalinya barulah gadis itu bergeming, ia menurunkan airphone-nya keleher lalu bergerak memasukkan buku dan laptop nya kedalam totbag. Bukannya mengikuti perintah dan keluar lewat pintu belakang Abigel malah melangkah kedepan.

"Bapak manggil saya?"

"Jangan main-main, saya tidak butuh mahasiswi seperti kamu. Keluar sekarang juga!"

Abigel tersenyum jail lalu mendekati dosen tersebut, "main-main kayak mana, Pak?" tantangnya.

"Kayak gini?" Abigel dengan mudah melingkarkan tangannya keleher si dosen sebab tinggi badannya lebih unggul beberapa senti dibandingkan pria buncit itu.

Saat Abigel memajukankan wajahnya pria itu perlahan memejamkan matanya seperti mengharapkan sesuatu.

Abigel terkekeh melihat itu ia mengeluarkan permen karet yang semula ia kunyah lalu dengan santainya menempelkannya pada rambut si dosen hingga ia didorong kuat oleh sang korban. "Apa-apaan kamu!"

"Kenapa? Kecewa? Ngarep banget gue cipok, ya?" tengil Abigel merasa puas dengan wajah memerah si dosen karena telah merasa dipermainkan sekaligus dipermalukan.

Melihat ekspresi tidak terima itu Abigel kembali bersuara, "main-main seperti apa yang prof maksut? Seperti tadi...?"

"Atau____seperti...."

Abigel bergerak cepat menarik celana katun tersebut setelah berhasil menurunkan resletingnya. "Ini prof Makmur?"

Semua terpekik kaget, bahkan beberapa diantara mahasiswa refleks menutupi wajahnya dan tidak berani melihat kedepan. Aksi Abigel memang susah ditebak, siapa sangka ia akan berbuat sejauh itu.

"Kamu!-"

Tap

Bukannya memperbaiki celananya yang melorot terlebih dahulu, pak Makmur malah berencana menampar Abigel, untunglah seseorang datang dan dapat menahan pergelangan tangan si bapak tua.

Kelancangan serta keberanian Abigel tidak berhenti disitu, ia melangkah mundur mengeluarkan ponselnya, memfoto pemandangan didepannya dengan tersenyum bangga.

Abigel kembali mendekat setelah mendapatkan apa yang ia peroleh. Sedangkan pak Makmur sudah mengancingkan kembali celananya, takut mahasiswi yang terkenal rese didepannya ini berbuat semakin jauh padanya.

"Gimana rasanya dilecehin prof?" gadis itu menunjukkan hasil jepretannya. "Suka? Jernih, kan?"

"Beraninya kamu!" dada bapak tua itu naik turun sakin emosinya, apalah yang bisa ia perbuat didepan mahasiswa lainnya selain hanya berdiri kaku. Ia takut kelepasan dan berakhir menyesali nanti.

Kesempatan seperti itu Abigel gunakan untuk menemukan ponsel pak Makmur, ia meraba saku celana belakang dan benar saja, benda yang dicarinya berada disana.

"Dua ribu poto? Anjir maniac juga ternyata!" tangan Abigel bergulir kebawah, foto disana menunjukkan betapa mesum dan cabulnya prof Makmur.

Kiranya sudah berapa banyak mahasiswi yang jadi korban?

"Cukup Abigel,"

Abigel mendongak tidak terima saat ponsel ditangannya dirampas begitu saja, pelakunya tidak lain pria muda yang menyelamatinya tadi. "Kembaliin!" tekan gadis itu.

Pria itu menolak lalu memasukkan ponsel tersebut ke saku celananya tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Abigel. "siapa yang bolehin lo ikut campur?" Abigel memandang tidak suka ke pria didepannya.

"Gue cuman bilang, ingat batasan lo sebagai mahasiswi beasiswa. Jangan bertingkah kalo masih mau lulus dengan mudah dikampus ini," nasehatnya.

"Lo mau ngebela si cabul ini?" Abigel menaikkan sebelah alisnya. Dan menunjuk ke arah prof makmur.

"Oh iya gue lupa," Abigel melipat kedua tangannya didada dengan dagu dinaikkan. "lo kan cucu pemilik kampus. Takut citra kampus sendiri tercemar, heh?" lanjutnya tersenyum remeh.

Tertegun, pria muda itu hanyut dalam tatapan yang bernyali begitu besar. "Hapus foto yang lo ambil tadi, kalau lo gak mau terlibat dalam masalah apapun,"

Setelah menatap lama Abigel, pria itu berbalik meninggalkan posisi semulanya.

"Kalau gue sempat ngeliat monyet bejad ini masih berkeliaran di kampus, gue bakal bikin perhitungan sama lo!" teriak Abigel.

Sama sekali tidak ada respon untuknya, pria muda itu mengabaikan ancaman Abigel.

"Huh! Dasar songong!" rutuk abigel sambil melayangkan kepalan tangannya seolah memukul pria itu dari belakang. Ia ikut pergi dari sana dengan perasaan dongkol.

***

"Gede gak burung nya?"

Luna bertanya penasaran sembari menahan ketawanya supaya tidak meledak. Apalagi sekarang Abigel begitu lucu dengan ekspresi kesalnya.

"Lo pikir gue sempat ngukur burung tu aki-aki?" jawabnya.

"Yah, bisa jadi. Lo kan sama mesumnya dengan Pak Makmur." kekeh Luna.

"Ck, bodo amat gak peduli, yang penting gue puas bisa ngasih bapak tua itu pelajaran, gak liat aja lo tadi tampang ngarepnya gue cipok," ungkap Abigel.

"Iyadeh, lo emang jago mempermainkan lelaki. Yang penting jangan lupa, janji lo ntar malam," ucap Luna mengalihkan pembicaraan mereka.

"Heran gue, emang apa bagusnya Sheina? Hingga lo ngepens sama tu tante-tante,"

"Lo baca aja majalah dan artikel tentang dia, semua di diri Sheina ada disitu,"

"Jadi lo suka sama Sheina berdasarkan artikel yang belum jelas kebenarannya?"

•🦋•

Gimanaa nih prenn? gambaran diri Abigel saat melancarkan aksi pelakornya dah kebayang belom? Modal nekad dan tampang pas-pasan Abigel kira-kira bisa gak menangin hati si pria dewasa, Dirga?

-bersambung

Abigel of ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang