09. Rasa Penasaran Terus Menghantui

Začít od začátku
                                    

"AKHHH, KENAPA DADA SAYA TERASA SAKIT?!" Jerit Maya tak tertahan lagi. Gisel meletakkan gelas bermotif bunga miliknya di atas meja. "Kayak suara ibu." Gumamnya sembari menghampiri ibunya, jarak antara dapur dan ruangan tengah hanya lima langkah saja.

Maya mulai mengatur nafasnya agar kembali normal, ia mulai mendudukan bokongnya, sebelah dadanya masih terasa nyut-nyuttan. Gisel melotot di saat melihat ibunya sedang kesakitan.

"I-ibu kenapa?" Gisel duduk di samping ibunya, cewek itu mengusap-ngusap punggung ibunya secara pelan. "Pasti sesak ibu kambuh lagi kan? Ini pasti gara-gara Gio."

Maya menggelengkan kepalanya.

Uhuk!

"Gio gak salah, Gisel antar ibu ke kamar."

Gisel mengangguk menatap ibunya, ia mulai membantu ibunya untuk segera bangkit dari duduknya. "Pelan-pelan ya bu..."

-

Gio melemparkan tas ransel ke sebrangan arah, ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang terbalut sprei spongebop squerpants. Rasanya hari ini begitu sangat lelah, niatnya pulang ke rumah ingin rebahan santai malah kena omelan ibunya. Ntah sejak kapan Maya menjadi berubah drastis seperti itu, tetapi seingat Gio ibunya berubah setelah ayahnya meninggal.

Padahal Gio selalu menuruti keiinginan ibunya, dia tidak ikut-ikutan geng motor, mabuk-mabuk kan, pergi ke club, tidak ikut tauran. Intinya Gio sama sekali tidak pernah msngikuti kelakuan anak di zaman sekarang, tetapi tetap saja apa yang di lakukan dirinnya selalu terlihat salah mata ibunya.

Gio mengangkat tubuhnya, saat ini cowok itu duduk membungkuk. Rasa penasaran terus menghantuinuya, prihal foto yang di jatuhkan Ayara tadi ia sama sekali tidak melihatnya hal itu membuat Gio semakin penasaran.

"Kalo aja tadi ibunya Ayara gak dateng, pasti udah gue lihat tuh foto," Gio mengusap wajahnya merasa kesal. "Sebenernya foto apaan, sih sampe-sampe si cupu ketakutan kayak gitu."

****

Cowok dengan seragam sekolah yang sudah rapih, terbalut almamater sekolah berwarna biru donker terlihat cocok di tubuhnya, apalagi saat ini Gio nampak berwibawa dengan almamater dan dasi yang di kenakannya nampak rapih. Ciri-ciri murid disiplin ya gini, beda dengan Satria yang selalu memakai seragam risek sudah berwarna kuning, tidak memakai dasi, sabuk, apalagi almamater jelaslah tidak pernah. Kalau Zaki walaupun cowok itu penampilannya terlihat tidak disiplin tetapi jangan salah cowok itu guanteng banget euy.

Tubuhnya tersender di kursi, sejak tadi cowok berambut sedikit gondrong itu membaca buku paket bahasa indonesia karena mengingat bahwa hari ini akan mengadakan ulangan harian. Sebenarnya Gio sudah belajar tadi malam tetapi karena cowok yang satu ini anaknya rajin dan tidak pemalas maka jangan heran lagi.

Beda lagi jika di bandingkan dengan dua cecurut yang duduk di belakang bangku Gio. Di pagi hari yang sangat cerah ini Satria dan Zaki tidak belajar alias tidak menghafalkan materi untuk ulangan, mereka berdua malah asyik menggosip di pagi ini, dan kalian tahu siapa yang di omongin oleh mereka berdua?

"Si Baim ngeselin banget tuh bocah." Satria menoleh mulutnya ternganga mendengarnya. "Lo baru sadar Zak? Dari dulu juga kan si Baim orangnya suka ngeselin."

Zaki mengepalkan tangannya kuat, baru kali ini dia merasa kesal kepada Baim. Gara-gara cowok itu Zaki tidak bisa balikan lagi bersama Citra akibat kesalahan Baim yang selalu bikin risih Citra sehingga cewek itu tak ingin balikan lagi kepadannya.

O B S E S I [On Going✔️]Kde žijí příběhy. Začni objevovat