VC 14 || THE GOD

3.7K 391 21
                                        

[ FOLLOW & VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA]

[ FOLLOW & VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5 hari sebelum kematian Zenaya.

"ZEN! BUKA PINTU NYA! INI GUE SHENAN." teriak Shenan yang sedari tadi terus mengetukkan pintu kamar milik Zena.

Pembantu di rumah Zena bilang kalau gadis itu tak kunjung keluar kamar sejak 2 hari yang lalu, alhasil Shenan sebagai sahabat yang paling dekat dengan Zena memutuskan untuk berbicara dengan Zena, agar ia mau keluar dari kamarnya.

"Zen kalau lo ga mau bukain pintu nya, gue buka secara paksa ya." ancam Shenan pada gadis yang ada di dalam kamar itu.

Namun ancaman yang di berikan Shenan pada Zena cukup berhasil. Lantaran Zena langsung membuka pintu kamarnya setelah mendengar perkataan Shenan.

Pintu kamar itu terbuka dan menampakkan Zena yang tubuh nya hanya di balut dengan handuk. Satu hal yang paling membuat Shenan terkejut pada Zena, yaitu ia melihat goresan-goresan yang ada di pergelangan tangan Zena. Bahkan goresan itu terlihat masih basah dan mengeluarkan banyak darah.

Wajah Zena pun terlihat pucat, bibir nya yang membiru badannya yang gemetar, Zena benar-benar tampak seperti mayat hidup.

Dengan cepat Shenan langsung memberikan jaket milik nya untuk di balut ke tubuh Zena yang dingin itu.

Shenan memeluk gadis itu, "Zen lo kenapa? Lo kenapa kayak gini?" Nada bicara nya seperti menahan tangis melihat sahabatnya yang sudah tidak karuan ini.

Shenan merasakan tubuh Zena yang rapuh, tanpa tahu apa alasannya.

"Shen, lo percaya sama gue?" tanya Zena kemudian dengan nada yang lirih.

Mendengar pertanyaan itu Shenan melepaskan pelukannya. "Maksud lo apa sih Zen? Kenapa lo tiba-tiba kayak gini?!" ucap Shenan sambil mengerutkan keningnya.

"JAWAB GUE!" teriak Zena. Gadis itu membawa tubuh nya menjauh dari Shenan. "Gue tanya sekali lagi .... Apa lo percaya sama gue shen?"

Shenan tak percaya bahwa gadis itu meragukan kepercayaan Shenan pada diri nya.

"Lo masih mempertanyakan kepercayaan gue sama lo? Lo gila—"

"IYA GUE GILA." Zena memotong perkataan Shenan.

"Gue gila Shen, makanya gue nanya sama lo. Apa lo masih percaya sama sahabat lo yang gila ini?" tanya nya gadis itu kembali.

"Iya gue percaya sama lo Zen, gue percaya..." ucap Shenan sambil berusaha menenangkan Zena.

Zena hanya bisa menangis sekencangnya. Sebenarnya sampai sini pun Shenan masih belum mengetahui apa yang sebenernya terjadi pada Zena. Yang ia tahu, Zena bukanlah orang yang seperti ini, gadis itu bukanlah seseorang yang gampang untuk menyakiti dirinya sendiri.

VIP CLASS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang