•°~Happy Reading~°•
Suara pintu yang diketuk mengalihkan fokus Reska dari buku ke pintu. "Siapa?" teriak Reska.
"Ini Bibi Den!" jawab wanita yang menjadi kepala pelayan di rumah Reska.
Laki-laki itu beranjak dari ranjangnya setelah meletakkan buku, Reska berjalan lalu membuka pintu dan menampilkan wanita berumur memegang sebuah paket.
"Paket buat Den Reska, tadi dikasih sama temen Aden."
Reska menerima paket yang disodorkan untuknya sambil menatap aneh. "Temen siapa?" tanya Reska. Ini aneh, pasalnya Scorpion akan memberikan langsung padanya tanpa perantara.
"Bibi nggak tau namanya, tapi perempuan. Cantik atuh Den, rambutnya pendek, matanya beda, aneh tapi cantik," jelas Bibi dengan senyum-sunyum.
"Yaudag kalau gitu Den, Bibi mau ke bawah lagi," sambungnya setelah selesai mengagumi.
"Ah, iya."
Resja menutup pintu begitu Bibi beranjak pergi dari sana. Laki-laki itu merenung menatap paket berukuran 30 × 25 cm dan tidak memiliki volume.
"Foto?" monolognya. Tanpa basa basi Reska membuka bungkusnya. Sebuah kanvas putih memenuhi penglihatan Reska.
Keningnya mengerut samar, saat mebalik kanvas itu terdapat sebuah amplop coklat usang. Kepala Reska menoleh pada bungkusnya sesaat sebelum menarik amplop itu.
Reska merobek sisi lain dari amplop dan mengeluarkan sepucuk surat yang terlihat lusuh, tercium bau kayu basah saat laki-laki menarik suratnya mendekat ke arah wajah.
Satu tanganya meletakkan kanvas beserta amplop dan beralih membuka lipatan surat. Satu kalimat terlihat terlihat saat terbuka sempurna.
'Coba tebak, apa yang akan pelaku lakukan agar tidak tertangkap?'
"Lari?"
Memang otak Reska yang dangkal.
"Ah, taulah!"
Laki-laki itu meletakkannya di atas kabinet dekat ranjangnya. Meraih bukunya dan kembali membaca di atas ranjang, beberapa menit kemudian Reska memutuskan untuk tidur.
Begitu lampu kamar Reska mati, seseorang di bawah sana berdecak kesal. "Memang tidak bisa diandalkan!" Sambil membenarkan letak topi hitamnya seseorang itu menghampiri rekannya yang menunggu di atas motor.
"Ayo pergi," ajaknya dan hanya dibalas anggukan singkat.
. . .
Teka teki kedua aku berikan pada Reska, tapi dia terlalu dangkal untuk memikirkan jawabannya.
"Hei, apa-apaan itu?! Aku sudah berusaha menjawabnya, ya!" sungust Reska tak terima melihat sebuah pesan di handphone Alfeith.
"Kau mau protes pada siapa? Ini hanya sebuah tulisan di handphone," celetuk Alice.
"Tapi kan...."
"Kau sudah temukan Axton?" potong Ryder sambil melihat aksi Axton yang bermain dengan keahliannya.
"Aku sudah menemukannya, tapi...."
"Tapi apa?!" Tanpa sadar mereka semua berseru hingga sangat bising.
"Maaf..." cicit Maecy bersama Alice saat Ryder menoleh dengan tatapan tajam memperingati.
"Lanjutkan Axton," perintah Ryder.
Sejenak Axton menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Tapi ... dia mengaktifkan kembali!" seru Axton kaget.
Mereka semua mendekat dan melihat titik merah yang menandakan letak nomor yang dilacak Axton.
"Dia ada di sini! Letak pastinya berada di gudang sebelah timur!"
Rahang Ryder mengeras, laki-laki itu berlari dari sana diikuti yang lainnya. Orang teheran-heran melihat mereka yang berlari bak orang kesetanan di koridor.
"Oh sial! Aku capek!" erang Alice dan berhenti dari larinya diikuti Arasfa yang sudah terduduk di lantai. Kedua gadis itu menyerahkan semuanya pada anggota lain.
Sementara di posisi Ryder dan lainnya, mereka ngos-ngosan saat sampai di gudang, bagaimana tidak? Jarak ruangan mereka dengan gudang di timur sangatlah jauh, kalau ingin memotong jalan mereka harus melewati lapangan sebesar lapangan bola, kalau koridor mereka harus melewati banyak belokan.
"Gila!" maki Zaedyn di sana.
Ryder mencoba membuka pintu gudang namun terkunci, laki-laki itu mendobraknya namun pintu gudangnya tak bergeser sedikitpun.
"Kita dobrak!"
Ryder, Reska, Zaedyn, dan Alfeith telah siap di posisi. Dalam hitungan ketiga Ryder mereka mendobrak bersama-sama, berkali-kali.
Perempuan yang ikut menyaksikan itu di sana ada Narasfa dan Maecy. Narasfa merasa aneh dengan semuanya. Kenapa pintu gudangnya bisa terkunci? Bagaimana seseorang yang mengirim pesan bisa masuk ke dalam sana? Apa seseorang itu mengunci dari dalam? Tapi rasanya sangat tidak mungkin seseorang itu menyerahkan diri sendiri, kan?
Suara pintu yang berhasil dibuka menarik Narasfa dari lamunannya. Keempat laki-laki itu masuk ke dalam diikuti Narasfa serta Maecy, mengelilingi gudang mencari si dalang, namun tak ada yang mereka temukan, hanya Alfeith yang menemukan sebuah handphone jadul menyala yang menampilkan room chat mereka.
"Ini..." ujar Maecy tertahan.
"Kita ditipu!"
Seruan Alfeith mengundang lainnya untuk datang.
"Ada apa?" tanya Ryder. Mata laki-laki itu mendapati handphone di tangan Alfeith dan menyambarnya.
Sedetik handphone itu berpindah tangan sebuah pesan masuk di sana.
Bang! Kalian tertipu!
Ryder menggeram dan hampir saja membanting benda elektronik tersebut namun Zaedyn mencegahnya.
Maaf-maaf, bukanya aku ingin mempermainkan kalian semua, maafkan aku. Yosh, mari tinggalkan itu dan ke poin pentingnya.
Aku disini untuk membantu kalian semua mencari pelaku yang sebenarnya karena kalian tidak peka.
Mungkin kalian tidak merasa janggal dengan petunjuk yang diletakkan si pelaku, tapi bukankah itu aneh? Seakan dia memberitahukan dirinya lewat semua itu.
Ryder terperangah, benar, dia tidak menyadarinya. Tapi dia berterima kasih dalan hati karena semua bukti itu ada pada Alice.
Benarkan, kataku, kalian memang tidak peka, nanti dipancing terlebih dahulu. Untung saja ada aku yang jenius ini.
Ryder memutar bola mata malas, sepertinya dia hampir bisa menebak siapa yang mengirim pesan.
Oh ngomong-ngomong, apa teka teki yang aku berikan lewat Reska telah terjawab? Aku rasa tidak sesusah itu.
Mereka saling menatap lalu Reska mengucapkan kalimat di suratnya. "Apa yang akan pelaku lakukan agar tidak tertangkap?"
"Menghilangkan jejak perbuatannya."
•°~TBC~°•
Sen, 26 Juni 2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Scorpion Missions
Mystery / ThrillerOrganisasi Scorpion harus beralih tugas mencari dalang dibalik kematian seorang siswi Scorpius High School dan berlanjut pada pembunuhan berantai. "Tidak ada pembunuh yang sengaja meletakkan petunjuk, apalagi sampai memberitahukan siapa dirinya." Ke...