2🍀

105 34 32
                                    

H A P P Y  R E A D I N G_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y R E A D I N G
_______

Lokasi, Butik Mafaza | 5.03 a.m

"Dek, Abi sudah mau pulang," panggil Faza kepada adiknya yang terlihat sedang asik bercengkerama dengan para stafnya.

"Yah.. padahal aku masih mau tinggal disini," keluh Dilah, pasalnya ia sangat senang tinggal di sana. Staf butik di sini ramah-ramah dan menghargai pengunjung.

"Kenapa abi mau pulang cepat?" tanya Dilah yang betul-betul masih belum puas berada di sana. Mendengar itu, Abi Adam pun masuk ke ruangan Staf butik yang terisi berbagai macam mesin jahit dan juga lemari yang terdapat warna-warni kain, berbagai macam warna dan jenis benang, kemudian ada juga beberapa manekin yang terpajang.

"Dilah. Kita pulang ya nak," ucap abi Adam memanggil Dilah.

"Baru jam 5 Abi," keluh Dilah memperlihatkan jam dinding yang terpanjang di dinding ruangan luas itu menunjukkan baru pukul 5 sore. Abinya mengangguk mengiyakan. Namun, tidak merubah keputusannya yang tetap membujuk Dilah pulang sekarang.

"Umi mau buatkan kue bolu buat adik bawa ke pesantren. Jadi, tadi umi suruh Abi pulang cepat-cepat sama adik," jelas Abi Umar berusaha membujuk Dilah untuk ikut bersamanya.

"Iya dek. Lagi pula malam ini jam pulang kakak belum pasti loh, bisa pulang jam 9, bisa jadi nanti pulang di atas jam 9." Ucap Faza kembali menyuruh Dilah lebih baik ikut bersama Abinya daripada menunggunya yang bisa saja akan memilih menginap di butik jika malam sudah terlalu larut, sedangkan adiknya itu besok harus pulang subuh-subuh untuk kembali ke asrama.

"Baiklah," Pasrah Dilah akhirnya mengikuti abinya keluar dari butik dan diantarkan oleh Faza tentunya.

"Bye Kak Hanin!!" teriak Dilah sambil melambaikan tangannya saat mobil yang di naikinya bersama Abinya mulai meninggalkan pekarangan butik dan melihat Hanin dibelakang Kakaknya yang baru keluar setelah tadi dari toilet. Nurulita Hanindya Az-Zuhra teman dekat Faza. Gadis yang dari tadi diajak bercengkerama oleh Dilah, sampai-sampai adiknya itu tidak mau pulang.

"Kamu bicarakan apa sih sama dia nin? Sampai-sampai tidak mau pulang," Tanya Faza kepada Hanin yang malah senyum-senyum sendiri membuat Faza menyipitkan matanya, menatap curiga kepada Hanin, "Tidak aneh-aneh kan nin?" tanya Faza kembali.

Hanin menaikkan jari telunjuknya kemudian ia goyang-goyangkan jarinya itu, "Hanya satu macam Ja."

"Satu macam juga bisa bercabang jadi seribu macam loh nin," tak gentar, Faza selalu melontarkan kecurigaannya.

"Dia penasaran nama gebetan kamu di universitas." bisik Hanin tanpa merasa bersalah.

Faza membulatkan matanya, bisa saja Hanindya a.k.a temannya itu menceritakan kepada adiknya masa kelam asmaranya yang dimana ia saat sudah berharap akan serius dengan satu orang, malah nasib buruk menimpanya, dengan berakhir kandas karena perselingkuhan.

Mafaza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang