Setelah selesai sholat maghrib, Erin duduk di sofa depan tv, yang pasti di temanin setan satu itu.
"Sayang,kenapa ada tuyul di dalam televisi"yah begini lah,galvin tidak henti henti nya bertanya tentang film membuat Erin jengah.
" udah deh diem aku lagi fokus"ucap Erin, kembali fokus ke layar televisi.
"Kenapa kamu lebih milih lihat tuyul, dari pada wajah ku yang tampan ini"
Dari pada ngeladenin setan lebih baik diam saja.
"Sayangg "
"Ayy"
"Baby"
"Sayang"
"SAYANG! "
"bisa diem gak lagi fokus juga" sinis Erin.
"Ish abisnya kamu cuekin aku demi tuyul jelek itu" galvin menyembunyikan kepala nya di dalam selimut.
"Cuman kartun anjai"
"Bodoamat aku ngambek"
Arghhh mau marah tapi ini terlalu lucu sungguh galvin setan gak tau diri.
"Yaudah iyah sini sini" Erin menarik kecil selimut galvin.
"Gak mau" galvin semakin mengeratkan selimut nya.
.
"Galvin" panggil Erin.
"APA! "
"Iyah aku gk lihat botak itu lagi"Erin menarik ujung selimut.
"Bohong orang kamu lebih tertarik sama dia kok dari pada aku"ucap Galvin dengan nada sok imut.
"Yah wajar lah kan itu film otomatis aku tertarik gak mungkin kan aku tertarik sama setan"
"Ishh jadi kamu bilang aku setan hah"
"Lah terus kalau gak setan apa?,boneka?"
"Aku bukan setan ih cuman udah mati aja"
"Alah sama aja orang mati sama dengan jadi setan"
"Enggak ihh setan itu jahat sementara aku baik"
"Iyain biar cepat"
"Bodoamat ngambek"
"Setan gambekan baru nemu gua"
"Kamu mah bukan di bujuk" Galvin menendang nendang kaki nya kesel.
"Mau banget di bujuk"
"Galvin"
Terdiam beberapa saat tidak ada suara balasan dari Galvin, apa dia mati? Eh tapi kan udah mati.
"Hiks"
"Galvin kamu nangis? " Tanya Erin sambil menarik kecil selimut yang menutupi seluruh tubuh galvin.
"Huwaaa kamu jahat" Galvin melempar selimut nya sembarangan dengan mata yang memerah berkaca-kaca ia langsung memeluk Erin sangat eratt menenggelamkan kepala nya di dada Erin.
"Eh maaf vin" Erin mengelus kepala galvin dengan sayang.
"Kamu jahat hiks"
"Maaf gal-.." Belum sempat Erin minta maaf galvin langsung menghilang sekejap mata.
"Gal"Erin mencoba mencari keberadaan galvin,ia bangkit dari sofa mencoba mencari di mana keberadaan setan satu itu.
setiap sudut rumah ia cari bahkan di lobang wastafel sekalipun,namun nihil Galvin hilang bagaikan di telan bumi.akhir nya ia pun keluar rumah siap Galvin ada di luar.
namun tetap saja ia tidak menemukan Galvin,ia akhirnya memilih untuk duduk di bangku depan rumah nya, menghela nafas berat sungguh hal yang berat sudah berhadapan dengan makhluk dimensi lain,jujur saja ia belum pernah Deket dengan cowo sebelum nya makan ia pun Binggung harus bagaimana,sekalinya Deket ma cowo malah yah ketemu Galvin.
setelah terdiam bentar,ia merasa ada hembusan nafas di leher nya ia pun membalikkan badan dan berapa kaget nya Erin melihat Galvin berdiri dengan wajah di tekuk dan bibir maju beberapa Senti kek bebek.
ia berdiri dan menatap lekat Galvin"dari mana kamu ?"Galvin mendudukkan diri nya di kursi depan rumah itu dan di ikuti oleh Erin duduk di samping nya.
"kamu tuh kek cewe tau nangis kalah anak kecil tau vin"Erin menatap sinis ke arah Galvin.
"kamu gak peka Rin kan aku mau di peluk hiks"Galvin menyedot ingus aiss rasanya Erin binggung mau jijik atau gemes,hadehh.
"yah kan aku cuman nonton loh masa di permasalahin."
"yaudah Iyah aku yang salahhh minta maaf yahh neng geulis "ujar Galvin sambil menghapus sisa ingus mengunakan baju nya.
sungguh menjengkelkan sekali makhluk satu ini kenapa ia tiba tiba minta maaf?,yah tidak heran sih nama nya juga setan susah di tebak.
"hm yaudah mau gimana lagi kamu sih umur dh tuek tapi tetap ajaa kek bocil."
"aku gak bocil Rin"
"terus apa kakek kakek?"
"iyah skuy buat anak biar mereka buat cucu untuk kita"ujar Galvin tanpa berdosa. setan goblok.
tbc
YOU ARE READING
Different Dimensions
Teen Fictionkenapa kita harus di pertemukan dengan dimensi yang berbeda. aku ingin memeluk mu secara nyata bukan secara bayangan. ____ Erina Natalie kanaya. Cewe dengan rambut pendek dengan wajah yang mulus, pergabugan cantik dan imut, siapa sangka ia pernah ma...
