"Kalian kenal kan Xavier Dirgantara?" Ujar Alfian.

"Dia bukannya musuh Doni dulu, dan yang anda jodohkan dengan Citra dulu?" Ujar Dimas dan diangguki oleh Andi.

"Apa hubungannya dengan dia?" Tanya Brian akhirnya membuka suara.

"Dia dari dulu terobsesi dengan ayah kalian, dia ingin Doni bersama dengannya dan melakukan berbagai cara supaya Doni tidak menikahi orang lain"

"Termasuk dia meminta keluarganya untuk menjodohkan Citra dengannya, supaya Doni tidak menjadi milik siapapun" jelas Alfian membuat mereka semua kaget mendengar itu.

"Dia tau ayah kalian pasti bisa melawannya, makanya dengan menggunakan Kenzo sebagai kelemahan Doni, dia akhirnya mengincar Kenzo dulu supaya Doni tidak bisa melawannya" lanjut Andi

"Sialan" ujar Brian kembali emosi sampai dia berdiri. Saat dia hendak melampiaskan emosinya lagi, Nevan menahannya dan menatapnya tajam.

"Diam!" satu kata yang diucapkan Nevan membuat Brian tidak berkutit dan langsung duduk.

"Tapi dari data yang kami dapat, yang mengincar Kenzo itu namanya Angga, bahkan wajahnya pun berbeda dengan Xavier" ujar Bobi dan diangguki oleh Dimas.

"Dia Xavier, saking terobsesinya dia dengan Doni, dia merubah semua wajahnya sampai mirip dengan yang bernama Angga ini, supaya tidak ada yang mencurigainya"

"Sedangkan Angga yang asli sudah meninggal dan dibunuh oleh Xavier sendiri" ujar Andi dan melirik sekretarisnya untuk memberikan beberapa berkas dan Bukti.

"Ini hasil dari penelurusam saya selama ini"

"Butuh beberapa waktu dan semua baru terbukti hari ini, saya juga ingin mengatakannya langsung sama kalian"

"Tapi saya terlambat, dia ternyata sudah bertindak"

"Maaf" ujar Andi menghela nafasnya pelan, dia juga merasa bersalah akan hal ini, andai saja dia langsung datang ke sini dan mengatakan tadi, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

"Sudahlah, yang terpenting sekarang kita pikirkan bagaimana caranya menemukan Kenzo dan Doni" ujar Bobi menghela nafasnya panjang.

"Kita juga akan membantu" ujar Andi, Bobi mengangguk saja dan berpikir cepat begitu juga yang lainnya, sebelum terjadi sesuatu yang membahayakan Doni dan Kenzo nanti.

"Bang, bukannya abang mau nyiapin itu ya"

"Jadi nggak?" Tanya Axel ketika mengingat sesuatu.

"Oh iya, tunggu" ujar Nevan dan melangkah cepat menuju kamarnya, semuanya menatap bingung dan akhirnya meminta Axel menjelaskannya.

.

.

.

.

Keadaan Kenzo benar-benar tidak bisa dibilang baik-baik saja, pukulan bertubi-tubi dia dapatkan tanpa dia bisa melawan sedikitpun.

Dia sekarang meringut dilantai kotor setelah rantai di tangan dan kakinya di lepas. Sudah terhitung beberapa jam dia di sini, dia bahkan tidak bisa tidur sedikitpun.

"A-ayah" ujar Kenzo memegang perutnya yang terasa sakit akibat pukulan itu, dia terbatuk-batuk bahkan sedikit mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Ken"

Kenzo menggeliat dan menatap ruangan kotor itu, tidak ada siapa-siapa di sana selain dirinya.

"Terhubung"

Kenzo mengernyit bingung, sekarang bahkan dia mendengar suara Nevan.

"Gue pasti halusinasi" batin Kenzo dan menyeret tubuhnya agar bersandar di dinding ruangan itu.

Kenzo Emiliano(End)Where stories live. Discover now