36. Aitakatta

Mulai dari awal
                                    

"Lo nyeremin! Santai bro!"

Seketika ekspresi Lafran berubah menjadi sendu dan berucap,

"Boleh aku marking kamu sekarang? Apa kamu ga mau jadi mateku? Biar semua orang tau kalau kamu itu punyaku..."

Neil melihat tatapan penuh kekhawatiran terpancar keluar dari kedua netra amber itu. Detik ketiga dia harus mengingatkan kembali pada kekasihnya,

"Kita dah omongin ini. Kata Ayah tunggu sampe lulus sekolah dulu kan, sayang..."

"Mereka masih ga percaya sama aku?"

Neil bingung harus menjawab apa. Disisi lain dia terlalu diancam oleh keluarganya, masih baik mereka mau menerima Lafran. Akan tetapi, tetap saja menentang jika Neil dijadikan matenya untuk saat ini.

Keluarga Neil masih belum percaya sepenuhnya pada Lafran, dirasa usianya yang masih terbilang labil saat ini.

Alhasil mereka baru akan mengizinkan Lafran untuk membuat tanda kepemilikan di tengkuk leher si bungsu setelah lulus dari sekolah. Itu pun jika perasaan Lafran masih konsisten pada Neil.

"Bukannya gue ga mau jadi matenya elo. Tapi lo tau sendiri kan, modelan keluarga gue kek mana. Nanti gue coba buat ngomongin ini lagi dah sama mereka, sabar ya. Tenang aja gue cuma punyaknya Lafran Aditama, kok."

Neil mengusap pipi Lafran penuh rasa sayang. Meyakinkan bayi raksasanya itu, jika dia adalah miliknya. Menghiraukan para wisatawan yang berlalu lalang di tempat itu.

Lafran menggenggam tangan Neil yang ada di pipinya. Memejamkan matanya dan mengatur pernapasan.

"Hanya perlu buat mereka percaya, betapa tulusnya cintaku ini pada putra bungsu mereka, kan?" ucap Lafran tersenyum hangat dan menatap intens kedua manik hazel itu.

Neil yang mendengarnya, tak mampu menahan senyumannya, dia salah tingkah sekarang.

"Uunch.. Sae lu Susanto!" Neil yang kelewat gembira, spontan menampar pipi Lafran cukup kencang.

"Omo! Maap! Maap Hyuung! Reflek!" lanjutnya panik.

Lafran tertawa hambar, lalu tangannya bergerak memasangkan sesuatu pada cardigan milik Neil, tepat di dada sebelah kanan.

"Apa ini?" tanya Neil sebelum melihat benda kecil yang kini menempel di bajunya.

"Hadiah" jawab Lafran seraya memandang hadiah pemberiannya.

Neil menarik cardigannya guna melihat benda apa itu. Terlihat sebuah pin berbentuk dua ekor kelinci dengan posisi sedikit ambigu.

 Terlihat sebuah pin berbentuk dua ekor kelinci dengan posisi sedikit ambigu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Plis lah Hyung, jan ikutan prik juga. Kagak ada bentuk yang laen apa? Normalan dikit gitu! Yang lucu-lucu buanyak lo tadi di sana!"

"Itu lucu," balas Lafran polos.

"Pala bapak kau itu lucu!"

Neil tersadar jika dirinya masih memakai topi kelinci itu, lekas Ia buka dan hendak mengembalikan ke tempat asal di toko tadi.

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang