✈️CHAPTER 35 : BERUSAHA IKHLAS

12.7K 837 286
                                    

Ikhlas tidak selamanya tentang melupakan, tetapi ikhlas juga tentang bagaimana caranya kita menerima takdir yang tak sesuai dengan yang kita harapkan

Captain To Jannah

-🤍-

Satu bulan telah berlalu sejak tragedi jatuhnya pesawat yang merenggut nyawa ratusan jamaah umroh bersama sang pilot, captain Zayyan. Upaya pencarian di pesisir lautan yang menjadi titik terjadinya kecelakaan, kini sudah berhenti dilakukan. Semua pihak berwenang sudah menjalani tugas dengan semaksimal mungkin, namun hasilnya nihil. Hanya jasad captain Zayyan belum juga  ditemukan.

Upaya pencarian sudah dilakukan selama hampir lima belas hari semenjak kecelakaan terjadi. Tetapi setelah itu pihak berwenang terpaksa menghentikan upaya pencarian itu.

"Zayna.... Mau kemana, sayang?"

"Bun?"

"Zayna mau ke bandara."

Bunda menoleh pada ayah yang juga baru masuk ke dalam rumah. "Nak... Belum bisa mengikhlaskan putra bunda?"

"Ikhlaskan dia ya, supaya dia juga tenang di tempat nya saat ini. Allah sudah menetapkan jalan takdirnya seperti ini, bunda dan ayah bahkan pun sudah mengikhlaskannya walaupun berat."

Air mata Zayna luruh mendengar ucapan bunda. "Bagaimana mungkin Zayna bisa ikhlas, Bun. Sedangkan bayang-bayang mas Zayyan selalu muncul, seolah memberi harapan kalau mas Zayyan akan kembali."

"Tapi ini sudah satu bulan, nak. Pencarian juga sudah dihentikan, kita gak punya harapan apa-apa lagi sekarang." Kali ini ayah yang angkat bicara.

"Ayah tau kesedihan kamu, Zayna. Bukan hanya kamu, ayah dan bunda pun kehilangan satu-satunya putra kami. Tapi setiap yang menjadi takdir Allah itu lah yang terbaik, sehingga ayah dan bunda perlahan bisa untuk ikhlas."

"Ikhlas gak semudah itu, Yah. Jangankan ikhlas, melupakan tragedi itu saja pun, sulit untuk Zayna."

Bunda memeluk tubuh rapuh Zayna. "Nak... Ikhlas tidak selamanya tentang melupakan, tetapi ikhlas juga tentang bagaimana caranya kita menerima takdir yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan."


"Itu sebabnya, kamu harus menerima takdir ini, menerima kenyataan bahwa Zayyan memang sudah tenang di dasar Laut tersebut. Hanya jasadnya yang abadi di dasar laut, sementara tuh nya in sya allah akan tenang di sisi sang pencipta."

"Berat, bunda...." Isakan tangis Zayna semakin terasa.

"Zayna gak kuat... Anak kami juga pasti gak akan kuat, bun. Lahir tanpa seorang ayah yang menyambutnya."

"Justru anak ini adalah pengobat, nak. Allah memberikan mu luka dengan mengambil nyawa suamimu, tetapi Allah secara kontan memberikanmu obatnya sekaligus. Jadi berhentilah menyalahkan takdir seperti ini ya, sayang. Bunda gak tega ngeliat kondisi kamu terus-terusan seperti ini."

"Dalam hidup, kita memang harus terima jika ada masanya seseorang datang dan ada pula masanya seseorang pergi. Maka kita harus terbiasa dengan siklus tersebut, nak."

"Zayna... Jangan berpikir kamu tidak sanggup merawat anak kalian sendiri. Ada ayah dan bunda yang akan selalu menjaga kamu dan anak dalam kandungan kamu itu. Sebab bagaimanapun juga, kamu adalah putri kami," sahut ayah.

CAPTAIN TO JANNAH (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang