"Hmm, gimana lagi kan gue juga harus dapat ijazah SMA" ujar Kenzo

"Kalau gitu kita seangkatan dong kak sekarang" ucap Robi

"Kalian juga kelas 3?" Tanya Kenzo dan dibalas anggukan oleh mereka.

"Kita kelas 12Mipa1, semoga nanti kita sekelas ya kak" ucap Zaki, Kenzo mengangguk aja sambil tersenyum tipis.

"Kalau gitu jangan panggil gue kakak, panggil nama aja, aneh rasanya kalau seangkatan tapi dipanggil kakak, apalagi tinggi kita hampir sama" ucap Kenzo

"Iya sih kalau gue diposisi kakak juga pasti ngerasa aneh"

"Yaudah kalau gitu Ken"

"Itu ruang kepala sekolahnya" ucap Zaki menunjuk beberapa ruang lagi, Kenzo mengangguk.

"Makasih ya, nanti kalau kita ketemu lagi kalian gue trakrir" ucap Kenzo tanpa sadar mengelus rambut pria yang hanya diam sedari tadi, dan melangkah menuju ruang kepala sekolah itu.
Tanpa menyadari tindakan kecilnya membuat pengaruh besar dari pemuda yang bernama Galaksi itu.

"Dia siapa?" Tanya Galaksi menatap Kenzo yang semakin menjauh dengan tatapan datar.

"Ohh iya, lo masuk sekolah ini waktu Kenzo mulai menghilang dari sekolah ya" ucap Robi

"Namanya Kenzo, dulu dia murid berprestasi dan kesayangan guru-guru di sini, dia sangat baik dan juga ramah, nggak sombong"

"Dia bahkan pernah nyamar jadi murid biasa dan anak beasiswa, tapi ternyata dia salah satu keturunan Alexander, tapi setelah itu dia menghilang dari sekolah"

"Dari ceritanya tadi sih, gue nyimpulin kalau dia sakit entah karena apa, sampai amnesia kan" jelas Zaki dan hanya diangguki sebagai tanggapan oleh Galaksi.

Zaki hanya bisa berdengus pelan, untung saja Galaksi temannya dari orok, kalau tidak pasti sudah dibuang ke rawa-rawa oleh Zaki. Sudah dijelasin panjang lebar tapi hanya ditanggapi anggukan, sungguh Zaki harus punya banyak stok kesabaran kalau berhadapan dengan temannya itu.

"Dulu kak Ken wakil ketua osis kan ya, gimana kalau ajak aja dia gabung osis, Gala" ujar Robi dan diangguki setuju oleh Zaki.

"Hmm, boleh aja" ucap Galaksi dan melangkah menuju kelasnya, begitu juga Zaki dan Robi.

.

.

.

.

.

Kenzo sekarang di ruang 12 Mipa 1, setelah diantar kepala sekolah tadi, dia sekarang berdiri di depan kelas dan menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya.

"Ken, silahkan duduk" ujar buk Sinta

"Nggak kenalan dulu buk?" Heran Kenzo

"Ibuk yakin kalau mereka semua tau sama kamu, kamu silahkan duduk dibangku yang kosong itu ya" ucap Buk Sinta, Kenzo mengangguk saja dan tersenyum ramah. Walaupun sedikit merasa tidak enak dan tidak nyaman selalu ditatap seperti itu, dia akhirnya duduk di bangku tengah, bersama pemuda yang ditabraknya tadi.

"Asyik kak, kita ketemu lagi" ucap Robi yang duduk pas dibelakang Kenzo.

"Iya ya, yaudah sesuai janji gue tadi, gue bakal traktir kalian di kantin nanti" ujar Kenzo tersenyum dan mengeluarkan bukunya.

"Yess, kapan lagi kita ditraktir Kak Kenzo" ucap Robi antusias sehingga mendapat tatapan horor dari guru yang mengajar.

"Sekarang, buka halaman 27 selesaikan soal yang ada di sana"

"Dan Kenzo, kamu sesuaikan saja ya, ibuk tau kondisi kamu sekarang gkmana dari kepala sekolah"

"Kalau kamu ragu, kamu boleh tanya sama ibuk atau sama Galaksi yang disamping kamu" ucap Buk Sinta

Kenzo Emiliano(End)Where stories live. Discover now