Tiba tiba Igel menggebrak meja. Marcel sedikit terkejut menatap Igel kesal lalu bergeser sedikit menjauhi Igel. Namun, Igel malah duduk mendekati Marcel. Marcel mendengus dingin.

Marcel menatap Abi dengan alis yang naik satu.

"Hm? 3 bulan yang lalu bukan?" Tanya Marcel mengingat ingat. Abi mengangguk sebagai jawaban.

"Loh masih berlaku ya, gue pikir udah selesai." Ujar Zerren bingung.

"Harus dong, enak aja gak berlaku lagi. Enak di kalian gak enak di gue." Protes Igel dengan melemparkan tatapan sinisnya.

"Kenapa sih? Gak terima banget kayaknya." Sahut Zerren tersenyum jahil.

Igel menatap Zerren sinis.

"Mana janji lu, katanya bakal kirim tiket konsernya kok gak ada?"tagih Igel dengan tangan yang mengadah dan tatapan songongnya itu loh minta ditampol.

Zerren meringis mendengarnya.

"Tiket apaan? Yang mana?" Tanya Zerren berpura pura tidak ingat.

"Heleh jangan pura pura lu, tiket yang kemaren yang viral itu loh." Igel menatap Zerren yang masih berakting pura pura lupa.

"Kan lu tau sendiri tiketnya udah kejual ludes habis. Lagian tinggal sebulan lagi nih konsernya dapet dari mana coba." Ucap Zerren menjelaskan.

Igel memutar bola matanya malas.

"Kenapa gak langsung beli aja sih."

"Gak ada duwit gel astaga. Papi gue belum transfer kemaren."

"Alasan." Ucap Igel lalu memalingkan wajahnya dari Zerren.

"Sa, gimana? Masih mau dicoba atau lu lupa?" Canda Marcel.

Angkasa tersenyum miring mengingatnya.

"Gimana?" Tanya Angkasa menatap Marcel dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Marcel menatap Angkasa was was.

"Lu jangan gila sa. Jangan main main lu sekarang. Lupain aja lah itu kan udah lama banget." Ucap Marcel mencoba memberi teguran.

Angkasa menghendikan bahu acuh. Marcel kembali was was. Ia sangat tahu watak temannya ini, keras kepala dan berbuat semaunya.

Abi menatap mereka berdua bingung.

"Emang apaan? Taruhan apa yang dikasih Marcel ke lu Sa?" Tanya Abi penasaran.

Igel dan Zerren yang sedari tadi menyimak pun mengangguk dengan pertanyaan Abi.

Taruhan antara Angkasa dan Marcel memang sangat rahasia hanya mereka berdua yang tahu.

Angkasa kembali menghendikan bahu.

Abi menghela nafas panjang.

"Jangan aneh aneh deh kalian berdua. Udah kelas 12 kita ini, jangan coba coba." Abi mencoba memberi peringatan kepada mereka berdua. Igel dan Zerren kembali mengangguk mendengar ucapan Abi.

Epilog Tanpa PrologWhere stories live. Discover now