taruhan

343 47 6
                                    

"Aku pulang~" Taehyung berucap dengan lesu tak seperti biasanya yang bisa seisi rumah sampai dengar suaranya.

Namun sang ibu yang mendengar gerbang dibuka, cepat menghampiri sang anak yang hendak naik ke kamarnya yang berada di lantai 2.

"Loh, anak mama ini kenapa?"

Taehyung menggelengkan kepala. Ditanya kenapa ia jadi teringat kejadian saat sepulang sekolah tadi.

Sepulang sekolah tadi Jungkook mengajak Taehyung ke kelasnya dan memperkenalkannya sebagai tutor yang akan membantu Jungkook. Tapi reaksi mereka membuat Taehyung dongkol. Mereka justru menghina Taehyung dan meminta Taehyung untuk mengikuti les tambahan juga agar nilainya lebih bagus.

Hah. Mengingatnya menjadi kesal lagi. Belum tahu saja mereka sepintar apa aku. Taehyung menyombongkan diri dalam diam yang setelahnya ia tertawakan sendiri.

"Taehyung?"

"Ah. iya ma?" Taehyung akhirnya tersadar dari lamunannya dan menatap sang ibu. "Mama ingin Taehyung belikan sesuatu?"

"Enggak kok nak. Mama mau minta kamu makan. Yuk, mumpung makanannya masih hangat. Ayah sudah nungguin, loh."

"Loh, ayah nggak kerja ma?"

"Hari ini ayahmu libur." Jawab sang mama sembari memegang pundak Taehyung. "Ayo, makan dulu!" Katanya lagi.

Taehyung mengangguk dan mengikuti ibunya menuju dapur. Di sana sudah ada seorang pria dewasa sedang menunggu keduanya.

"Loh, Taehyung sendirian? Di mana pacarnya? Kok nggak disuruh ikut masuk sekalian?"

Jika Taehyung sedang makan atau minum pasti ia sudah tersedak. Untungnya ia sedang menarik kursi yang akan ia duduki di samping sang ayah.

"Pacar? Memangnya aku punya pacar?"

"Itu loh yang sering antar jemput kamu." Ayah Taehyung menjeda sejenak. Melihat sang anak yang tengah melepaskan tas dari punggungnya. "Padahal ayah sudah bantuin mama masak buat sekalian nyambut pacar kamu."

Yang sering antar jemput? Maksudnya Jungkook? Kali ini Taehyung benar-benar tersedak. Tersedak ludahnya sendiri.

"Kenapa Taehyung nggak pernah cerita kalau sudah punya pacar?"

Taehyung melambaikan kedua tangannya atas pertanyaan ibunya. Ia tak habis pikir dari mana kedua orangtuanya bisa berpikir demikian. Dan lagi kenapa mereka santai sekali dalam mengatakannya? Padahal Taehyung sudah berkeringat dingin saat kedua orangtuanya menyangkanya berpacaran dengan seorang lelaki.

"Ayah dan mama nggak keberatan kalau aku berpacaran dengan sesama lelaki?"

"Kenapa kami harus keberatan?" Mama Taehyung menjawab pertanyaan Taehyung dengan pertanyaan lagi. Ia mengambil piring sang anak dan mengisinya dengan nasi lalu mengembalikan piring itu pada sang anak. "Kalau kamu bahagia sih mama nggak apa-apa."

"Aku kira mama akan menentangku kalau aku berpacaran dengan sesama lelaki."

"Kenapa kamu berpikir begitu?"

"Habisnya...." Taehyung memanyunkan bibirnya sebelum menjawab. Ia mengingat kembali kejadian dua tahun lalu. "Waktu selesai MOS mama dan ayah mendiamiku kan karena mendengar ada suara lelaki yang memanggilku sayang?"

"Oh itu, kami hanya merasa bahwa kamu nggak terbuka sama kami. Masa kamu sudah punya pacar nggak kamu kenalkan sama ayah dan mama."

Jadi, begitu? Lalu bagaimana waktu yang hampir dua tahun ini ia lalui dengan menjadi bodoh hanya untuk terkaan yang tidak benar? Memang benar-benar bodoh. Hah.

When I'm With You || KookV ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя