SM | Vingt-Trois

542 41 1
                                    

•°~Happy Reading~°•

Axton menggerakkan jari jemarinya di papan keyboard. Raut serius laki-laki buat guratan tipis di keningnya karena game di komputernya.

"Ax! Ada paket untukmu!"

Axton yang memang kebetulan tidak memakai headphones langsung berteriak, "Taruh saja di atas ranjang!" teriaknya.

Seorang perempuan dewasa masuk ke dalam kamar gelap yang hanya diterangi cahaya komputer. Meletakkan paket yang dimaksud di atas ranjang.

"Heh, apa matamu tidak sakit melihat komputermu seharian?" tanyanya seraya berkecak pinggang.

"Tidak. Kau sudah meletakkannya di atas ranjang?"

"Sudah."

"Yasudah, keluar sana. Jangan mengganggu konsentrasiku."

Seperempat siku muncul di pelipis wanita dewasa itu. Mengambil buku paket di meja belajar Axton, menggulungnya dan langsung menghantamkam ke kepala laki-laki itu.

"Sopanlah pada Kakakmu, Axton! Dasar Adik durhaka!" umpatnya dan segera bergegas keluar.

"Akh! Sialan! Dasar Kakak durhaka!" balas Axton mengumpat. Laki-laki itu meringis sambil mengelus belakang kepalanya.

"Ck, untung aku pro-player." Axton kembali fokus pada game yang hampir berakhir.

. . .

Axton menegakkan tubuhnya, memegang tengkuk lehernya yang pegal, memiringkan ke kanan dan ke kiri hingga terdengar bunyi garing yang membuat Axton mendesah lega.

Dengan malas Axton beranjak dari kursi kebesarannya. Menengok ke jam yang menunjukkan pukul 06:00.

"Ha? Sudah pagi sekali. Sialan, aku tertidur di kursi," kata Axton dengan sedikit rasa malas.

Axton segera melakukan aktivitas paginya seperti biasa. Setelah semuanya siap, Axton tanpa sengaja menangkap sebuah paket di atas ranjangnya. Dengan heran laki-laki itu meraih, keningnya berkerut memikirkan kenapa bisa ada paket di atas ranjangnya. Lebih aneh lagi karena tidak ada nama pengerimnya.

Memilih masa bodoh, Axton kembali meletakkan paket itu di atas ranjang dan segera keluar kamar. Di bawah sudah ada sang kakak perempuan yang sedang asik memakan sarapan paginya.

"Pagi Adik durhaka," sapa Lava sambil tersenyum miring.

"Pagi juga Kakak durhaka pengangguran," balasnya yang menampilkan senyuman menyebalkan.

Lava tersedak, Axton terkekeh. Laki-laki meraih sandwich di atas piring dan memakannya seraya berjalan menuju luar. Mengabaikan teriakan tak terima dari sang kakak Axton langsung menarik gas motornya meninggalkan garasi.

"Jangan telat pulang! Mama sama Papa mau makan malam bareng!"

Axton yang hanya dapat mendengar sekilas tersenyum sinis dibalik helmnya. "Makan malam bareng? Atau mau perang bareng?"

. . .

Hari ini, Scorpius cukup tenang tak ada keributan yang terjadi. Bahkan pelaku yang menaruh kotak berisi jari-jari manusia tertangkap dengan mudah.

Pelakunya adalah seorang gadis, teman sekelas Alice juga. Katanya gadis bernama Chalandra Indyla Soren itu adalah peringkat dua di bawah Alice. Mungkin karena dendam juga benci, Chalandra meneror Alice dengan kotak berisikan jari manusia.

Dia mengetahuinya dari Maecy. Tugasnya sebagai pengamat cctv 24 jam, Chalandra terekam kamera pengawas saat meletakkan kotak itu di loker Alice.

Maecy juga mengatakan dia pernah sesekali memergoki Chalandra yang melemparkan tatapan benci pada Alice.

Scorpion MissionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang