"Dad, aku belum siap ..."
"Tidak perlu sekarang. Kau bisa menikmati perkuliahanmu sembari belajar dengan kakakmu." Matthew menyela cepat.
"Tapi, bagaimana jika aku tidak pernah siap?"
Mendengar jawaban Lisa membuat semua orang yang duduk di ruang makan itu menoleh padanya. Matthew menarik napas panjang. Sejujurnya pun Lisa sendiri tidak bisa meyakini dirinya, apakah dia bisa sehebat ayah dan kakak tertuanya atau tidak?
Dunia usaha dan bisnis bak dunia baru untuknya, walau dia telah hidup dan berdiam di dalam sana hampir sepanjang hidupnya, walau hal ini memang selalu terlintas dalam dirinya. Tapi, selalu saja ada keraguan yang tercipta dari dalam diri Lisa. Bagaimana tidak, dia merasa masih terlalu muda dan akan sulit memahmi lika-liku dunia tersebut. Masih harus mengingat banyak hal dan tentu saja pengambilan keputusan yang cepat, matang dan terlebih harus berani dalam setiap situasi dan kondisi.
"Alisa, honey ... sayang ... Jangan pesimis seperti itu. Ibu yakin kau bisa, hanya saja kau masih meragukan perempuan hebat yang ada dalam dirimu," ujar Christina.
"Tapi-"
"Pelan-pelan saja," sahut Jessica. "Aku sangat bisa membantumu."
"Jess ..." lirih Lisa.
"Kita semua di sini mendukungmu, Alisa." Itu suara Rosaline. "Dan kau pasti tidak sadar, bahwa hadiah pertama Ryder dari ayah adalah saham di perusahaan Asia."
Manik Lisa berkedip cepat. "Apa itu benar?"
Matthew mengedikkan bahunya. "Aku rasa dia akan lebih hebat darimu."
"Dad, anakku masih terlalu kecil. Usianya bahkan baru satu tahun."
"Jangan khawatir," ujar Jessica lagi. "Semua bisa dilakukan dengan mudah, Alisa. Percayalah!"
"Itu di luar perkiraanku."
"Tapi, tidak ada yang tidak mungkin di dalam keluarga kita, bukan." Jennifer menambahkan sembari menikmati minumannya. "Terima saja, Alisa. Kau akan semakin sadar, jika kehidupan kita benar-benar sangat menarik."
Lisa tersenyum tipis memandangi Jennifer setelah gadis itu mengedipkan sebelah matanya. "Memang akan semakin menarik."
• • •
Cristhalia Jeon. Kewarganegaraan Korea Selatan. Identitas itu tercetak jelas pada paspor dan visa pelajar yang digenggam olehnya saat keluar dari mobil.
Dia berada di bandara dengan tujuan untuk berangkat ke Amerika Serikat melanjutkan pendidikan perguruan tingginya di sana. Cristhalia diantar oleh ibu dan ayahnya, sekali lagi hanya orang tua yang mengantarnya. Yeah, tanpa kakak laki-lakinya. Seseorang yang dia harap dapat dia lihat untuk terakhir kali sebelum pergi ke negeri paman sam tersebut.
Hanya angan, karena sebenarnya yang terjadi tidak seperti yang dia inginkan.
"Jaga lah dirimu di sana, putriku yang cantik." Sang ibu berujar sembari memeluk putri bungsunya.
"Ibu, aku akan baik-baik saja. Putrimu ini sudah besar," jawab Cristhalia lalu melepas pelukan ibunya.
"Berhati-hati lah. Ingat pesan ayah." Ayahnya berucap saat mendapat pelukan anak bungsunya.
"Aku akan selalu mengingatnya, ayah," jawab Cristhalia diiringi sepucuk senyum manis.
"Maafkan ibu dan ayah tidak bisa mengantarmu langsung ke USA," ucap sang ayah dengan sedikit penyesalan.
"Tak apa, ayah. Aku mengerti kesibukkanmu. Lagipula aku akan dijemput aunty Hyo di sana."
Ayahnya mengangguk dengan senyum. "Ya, Hyo akan menjemputmu."
"Aku sedih, karena Jeka tidak bisa mengucapkan perpisahan padaku secara langsung. Dia benar-benar sibuk. Membalas pesanku saja sulit," keluh Cristhalia.
"Sayang, kakakmu tidak melupakanmu."
"Di mana dia sekarang, bu? Aku sudah mengirimkan puluhan pesan padanya, jika hari ini aku akan meninggalkan Seoul, tapi dia sama sekali tidak membacanya."
"Tolong mengerti situasi kakakmu, Thalia. Tidak mudah baginya saat ini. Dan jadwalnya benar-benar padat. Mereka baru saja melakukan comeback." Sang ibu mencoba menjelaskan pada putrinya.
"Aku selalu mengerti." Cristhalia menunjukkan senyum segaris yang tampak terpaksa dia ukir. "Jika, dia ke rumah tolong titipkan salamku padanya, Bu."
"Tentu saja, sayang," jawab sang ibu. "Pergi lah, pesawatmu sudah menunggu."
Gadis itu memeluk lagi ibu dan ayahnya dengan erat sembari mengucapkan kata perpisahan sekali lagi. "Aku akan sangat merindukan kalian dan kota ini. Aku akan membuat kalian bangga. Percayalah padaku."
"Kami percaya padamu, sayang."
"Good bye."
BERSAMBUNG
YOU ARE READING
ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ꜱᴏɴ • ʟɪꜱᴋᴏᴏᴋ
Fanfiction15+ From Instagram Liskook's fanfiction by @storiesbybelleza • Tentang Alisa Fernandes yang harus berjuang mempertahankan anaknya dan meninggalkan mimpi besarnya sebagai seorang idola pop Korea. "Dia bukan putramu, jangan sekali-kali mengatakan itu...
• 1st Year •
Start from the beginning
