Seulgi tersentuk dari tidurnya, dia jelas merasakan tubuh Jaebum yang panas karena demam sedang menempel padanya, memeluknya erat dari belakang "Jae..... Jaebum......" Seulgi gugup di tempatnya, mencoba untuk melepaskan diri.

Merasakan pergerakan Seulgi yang mencoba lepas darinya membuat Jaebum semakin mempererat pelukannya "aku kedinginan...... tidak bisakah aku memelukmu?"

Seulgi berhenti bergerak, dia hanya bisa mendengus sambil merubah posisinya menghadap kearah Jaebum membuat mata mereka akhirnya bertemu satu sama lain, Jaebum bahkan tidak melepaskan pelukannya di posisi seperti itu.

"kau sedang sakit" ujar Seulgi sambil meletakkan telapak tangannya di dahi laki-laki itu, mengeceknya, Jaebum masih panas meskipun sudah tidak seburuk tadi.

"iya aku tahu...... makanya peluk aku biar aku cepat sembuh..." Jaebum semakin mempererat pelukannya di pinggang Seulgi, dia bahkan memajukan wajahnya agar bisa lebih dekat dengan perempuan itu.

Seulgi hanya pasrah, dia tidak bisa melakukan apapun selain membalas pelukan Jaebum yang semakin erat tapi justru membuatnya sesak "aku tidak akan pergi... jadi longgarkan pelukanmu, aku jadi sulit bernapas"

"aku tidak mau...."

Mereka terdiam beberapa saat sampai Seulgi kembali bersuara "Jaebum....." panggilnya kemudian.

Jaebum jelas tidak tidur, dia hanya menikmati tubuh Seulgi yang sedang ada dalam dekapannya.

"Jaebum....." panggil Seulgi yang kedua kalinya.

"mmm........"

"apa kita akan seperti ini sampai pagi?"

Bukannya menjawab, Jaebum justru melirik jam digital yang ada dalam kamarnya, sekarang sudah hampir pukul 6 pagi, rasanya waktu terlalu cepat berlalu dan itu menyebalkan.

"Jaebum.... aku______"

"huuusssstt......." Jaebum kembali memajukan wajahnya sampai hidung mereka bertemu "aku kedinginan Seulgi..... tidak bisakah kau balas memelukku sampai aku tidur? Hanya hari ini saja aku memintamu melakukan ini, besok tidak akan lagi"

Jaebum benar-benar seperti bocah ketika dia sedang sakit, tapi... jujur, dia tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya, ini yang pertama kalinya, bermanja-manja ketika sedang sakit jelas bukanlah sifatnya, Jaebum sadar betul bahwa rasa tidak senangnya pada Jimin mempengaruhi semuanya, dia mengakui bahwa dia sangat cemburu.

Semakin lama Seulgi semakin tidak bisa melepaskan diri, kaki dan tubuhnya dikunci oleh Jaebum, dijebak dalam selimut dan dipeluk sangat erat tanpa memberikan jarak sedikitpun, Seulgi bisa merasakan berat tubuh Jaebum sedang menimpanya.... membuatnya semakin sesak tapi tak bisa melakukan apapun.

Akhirnya mereka berada dalam posisi itu sampai keduanya terlelap, terlalu lelah atas apa yang terjadi dalam satu hari ini, pertengkaran yang terjadi sebelumnya sudah terlupakan, biarkan mereka istrahat dalam pelukan.

.

.

.

.

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar membuat Seulgi mengerjapkan matanya perlahan, dia sedikit bersuara untuk meregangkan otot punggungnya yang kaku, tapi kemudian mengerjap ketika sadar ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya.

Posisi mereka masih belum berubah hingga detik ini, Jaebum tetap mengunci tubuh Seulgi didalam selimut tanpa melepaskan tangannya dari pinggang perempuan itu "selamat ulangtahun" ujarnya pelan.

Seulgi hanya melempar tatapan biasa dengan wajah baru bangun tidur, bukannya senang karena diberi ucapan selamat ulangtahun, dia malah tidak memberikan respon seolah ucapan Jaebum adalah sesuatu yang sama sekali tidak istimewa, dan dia masih sempatnya menguap didepan Jaebum yang tetap saja memeluknya.

"aku tahu aku terlambat mengucapkan selamat ulangtahun, tapi setidaknya aku tetap mengucapkannya meskipun terlambat, aku minta maaf"

Seulgi hanya mengangguk, dia tidak terlalu peduli pada ulangtahunnya sendiri, lagian dia tipe orang yang tidak terlalu suka jika ulantahunnya dirayakan, dia tidak merespon kalimat Jaebum, dia justru mengulurkan tangannya untuk kembali mengecek dahi laki-laki itu.

"demammu sudah turun..." ujarnya melepaskan pelukan Jaebum lalu kemudian bangkit dari kasur.

"tapi kepalaku masih berat...." Jaebum tetap merengek seperti sebelumnya, dia bahkan masih sempat menarik tangan Seulgi agar perempuan itu tidak meninggalkannya.

"aku akan membuatkanmu bubur, jadi aku akan ke dapur sekarang" Seulgi sedikit kesal karena Jaebum tetap tidak membiarkannya pergi.

"aku tidak butuh bubur sekarang... aku butuhnya kau"

Sudah cukup... Seulgi malah semakin bingung dengan tingkah Jaebum akhir-akhir ini, apa maksud dari semua itu? Kenapa Jaebum memaksakan dirinya bersikap seperti ini? Seolah mereka benar-benar pasangan suami-istri yang romantis? Ohh tidak... Seulgi pasti sedang dipermainkan sekarang, bukannya Jaebum adalah orang yang paling anti dengan pernikahan? Meskipun sebelumnya mereka sepakat bahwa tak akan ada perpisahan, tapi.....

"Seulgi......" panggilan Jaebum membuyarkan Seulgi yang sedang overthinking "apa kita bisa melanjutkan tidur sekarang? Aku masih mengantuk"

"ha?" Seulgi semakin melotot, dengan paksa dia melepaskan tangannya dari Jaebum lalu sedikit melompat turun dari kasur, dia panik bercampur gugup, tentu saja jantungnya sedang tidak aman "tidak... tidak.....kau kan sudah sembuh"

"tapi aku masih mengantuk" jawab Jaebum, dia mengangkat kepalanya agar bisa melihat kearah Seulgi.

"bukan berarti kita bisa tidur bersama hanya karena kau mengantuk, aku membiarkanmu memelukku semalaman karena kau demam...... lagian semalam kau juga bilag kalau kau tidak akan meminta tidur bersama lagi" protes Seulgi.

Jaebum akhirnya bangkit dari atas kasur, dia belum sembuh sepenuhnya, dia tidak bohong, wajahnya masih pucat dan kepalanya masih berat, suaranya juga masih terdengar serak, dia berjalan lemah kearah Seulgi yang berdiri didekat pintu. 

"Seulgi......"

Seulgi membalasnya dengan mengangkat kedua alisnya menatap Jaebum.

Jaebum mengusap wajahnya sendiri dengan kasar, dia bingung harus mengatakan apa, diapun tidak paham atas apa yang sudah dia lakukan dan katakan, apakah dia sedang mencoba membukakan hatinya untuk Seulgi? Dia bahkan tidak menyangka bahwa itu akan berjalan secepat ini, terlalu sangat cepat.

"Seulgi..... aku bukannya ingin bermain-main, tapi diluar dari semua masalah yang terjadi antara kita, tetap saja aku ini suamimu, memangnya mau sampai kapan kita bertingkah seperti teman serumah? Sudah jelas kita bukan sekedar teman serumah... kita ini pasangan  suami dan istri, tidak apa-apa jika tidak ada cinta, aku tidak peduli"

Seulgi mundur selangkah, raut wajahnya sedikit tidak terima "bagaimana bisa kau tidak peduli" dia tidak setuju dengan konsep itu, menjalani pernikahan tapi tak ada cinta? Bagaimana bisa? Mereka dijodohkan saja sudah tidak masuk akal bagi Seulgi. Bukankah cinta akan menjadi pondasi utama dalam sebuah hubungan? Lalu jika itu tidak ada diantara mereka maka apa yang bisa diharapkan? "kau tidak peduli jika tidak ada cinta diantara kita? Bagaimana bisa kau mengatakan itu?"

"memangnya harus?"

Seulgi semakin melotot mendengarnya "Jaebum.... kau_____" Seulgi sudah kehabisan kata-kata, dia hanya menggelengkan kepalanya memandangi laki-laki itu. 

Kali ini Jaebum berusaha untuk kembali mendekati Seulgi "itu yang kau mau? Kau menginginkan aku mencintaimu? Kalau itu yang kau mau maka akan kuberikan, akan kuberikan sebagai hadiah ulangtahunmu"

*******

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Where stories live. Discover now