05. I'll not leave u [don't leave me]

217 115 62
                                        

Keputusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keputusan.

Aku pergi bukan karena perasaan ku juga pergi, melainkan masing-masing dari kita memang harus berhenti untuk saling menyakiti.

ー 〰 ー


"KAK!!!" Kakak ku yang sedang menyiapkan sarapan terkejut bukan main, saat mendengar ku berteriak.

"Buset dek, kalem napa."

"Kak, mau kuliah dong di Singapura, biar sama kayak kakak" Ujar ku, sambil meringis. Respon kak Mahen tak terlihat meyakinkan, dia seperti orang yang kebingungan.

"Kak" Panggilku lagi sambil menggoyangkan bahunya.

"Hm, kenapa? Yuk sarapan." Kakak ku membawa dua mangkok mie instan ke ruang tamu, kita memang terbiasa sarapan sambil menonton TV.

"Kakak denger kan, tadi aku ngomong apa?" Ku bertanya lagi, berharap ada jawaban yang keluar dari mulut kak Mahen.

"Sini duduk dulu" Ajak kakak ku, sambil meletakkan dua mangkuk mie di atas meja.

"Adek beneran mau kuliah disana?" Menghela nafas panjang, kakak ku kembali menyambung kalimatnya.

"Kakak kesini buat kamu, kamu ngelarang kakak buat pergi, tapi kenapa sekarang kamu yang mau pergi?." Ucapan kak Mahen membuat diriku terdiam, memang benar apa yang dia katakan, tapi kan bisa aja dia ikut denganku ke Singapura, jadi kita tetap sama-sama.

"Jangan ya dek, kuliah disini aja, kan banyak tuh universitas." Diriku hanya tersenyum masam mendengar pernyataan kak Mahen.

Ting tung

Kami menoleh bersama ke arah pintu, "Buka dek, kakak mager."

"Dih" diriku mendecak kesal. Aku berjalan menuju pintu, dan membukanya.

"Eh, kenapa nggak langsung masuk aja?"

"Siapa dek?" Tanya kak Mahen, sambil berjalan menghampiri ku.

"Wih, calon adek ipar nih, ngapain pencet bel, kayak nggak pernah kesini aja."

Kami duduk di ruang tamu, dan membicarakan hal-hal random, dari cerita kak Mahen di Singapura, sampai Arga yang terus menceritakan kekonyolan dirinya. Dua manusia ini, jika disatukan memang sangat-sangat menyatu. Mungkin karena humor mereka sama-sama receh kali ya.

"Setelah ini mau ngapain?." Tanya kakak ku tiba-tiba, pertanyaan itu tertuju pada Arga.

"Kerja kak, nyari penghasilan buat masa depan nanti sama Minjae." Dengan nada meringis, ucapan Arga membuat diriku mengerutkan dahi, apa maksudnya. Tolong bawa aku pergi, aku yakin pipiku memerah.

"Gercep amat, emang udah dapet restu dari gua?." Kalimat kak Mahen membuat Arga merasa bahwa ucapannya tadi kurang tepat.

"Sebenarnya udah kakak restuin, tapi ada sesuatu yang buat kakak ragu."

✓MY PAGE - ANAGAPESIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang