Happy reading<333
KONFLIKNYA BUKAN PELAKOR YH. INI CMN BUMBU DIKIT AJA. BIAR DITUMPAS SAMA CALISTA.
AKU JG ANTI PELAKOR SOALNYA.
Bertemu Al bulol dan Calista lagiiiii.
Enjoy, okeeee?!
Jangan lupa komen dan votenya❤️
*****
"Al Cakrawala is My Fiancé," ujar Calista tegas sembari tangannya menyelipkan beberapa helaian rambutnya ke belakang telinga, bertujuan untuk memperlihatkan cincin di jari manisnya kepada Kia.
"That's my girl!" batin Al bangga lalu tersenyum. Ia langsung mencium gemas pelipis Calista karena tak tahan. Jantungnya berdebar hebat. Benar-benar tak percaya bahwa akan berkata seperti itu.
Lain dengan Kia yang kaget dengan kenyataan ini. Ia mengerjap matanya tak percaya. Binar mata kebahagiaan karena bertemu Al langsung berubah redup. Hatinya langsung merasakan sakit karena harapannya untuk dekat dengan Al sudah pupus.
"Oh, wow. Padahal kalian masih muda banget loh!" ucap Kia berusaha menutupi rasa sedihnya.
"Ya, biarin." Al menjawab ketus.
"Kenapa kok buru-buru banget tunangan? Hehe, padahal Calista masih minor banget."
"Biar dunia tau kalo Calista udah jadi milik gue," balas Al tegas seraya menatap tajam Kia.
"Minor kata lo?" ulang Al, kemudian terkekeh sarkas. Kenyataannya ia dan Calista seumuran.
"Terlalu gemes emang cewek gue makanya selalu disangka begitu."
Kia merasa iri dengan Al yang begitu bangganya memuji Calista. Andai dia yang ada di posisi ini, pasti membahagiakan sekali.
"Kamu penyayang banget ya, kayanya, Al. Kaya pas nolong aku itu. Padahal aku masih bisa jalan loh, tapi kamu gendong hehe."
Sial ni cewek, batin Al mengumpat.
"Ohhh. Baik banget lo, Al," sarkas Calista dengan tatapan membius tajam.
"Ngarang nih cewek. Nggak usah didengerin." Al kemudian menatap Kia lagi.
"Ada lagi yang mau diomongin? Kalo nggak, silahkan pergi. Lo ganggu waktu kita berdua," sinis Al mengusir. Parasit ini harus dijauhkan.
Kia tersinggung dengan itu, tapi sebisa mungkin tersenyum paksa. Kesempatan ini tak boleh dilewatkan begitu saja, belum tentu nanti ia bertemu lagi dengan Al. Jadi ia harus meminta nomornya agar bisa menghubungi.
"Aku minta nomor teleponnya dong, Al? Hehe."
Calista benar-benar tak menyangka kalau Kia seberani ini. "Wah, keren, sih," gumamnya seraya mengangguk-angguk.
Al menoleh, dahinya mengernyit bingung. "Apanya yang keren, Calzey?" Nada bicaranya langsung berubah lembut.
"Keren capernya," bisik Calista membuat Al langsung terkekeh. Dikecupnya puncak kepala Calista berkali-kali karena gemas.
Kia merasa seperti nyamuk di sini. "Hei sorry. Aku masih ada di sini loh."
Al dan Calista kompak menatap Kia.
"Ck! Ganggu!" sarkas Al.
"Al, aku cuman mau minta nomor kamu biar kita bisa temenan."
"Gue nggak mau ngasih nomor ke orang asing," tolak Al terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet but psycho! [ Lavender 2 ]
Teen Fiction[ Sekuel Lavender ] Calista menunda kepindahannya ke luar negeri karena beberapa alasan. Memilih untuk melanjutkan pendidikan di kota kelahirannya, lagi. Dia kira hidupnya akan tenang setelah hari pembalasan dendam itu ... ternyata tidak. Masalah ya...