Ada yang bilang cinta itu buta, kan?
Seperti Mahesa Herlambang yang mencintai Aldiansyah tulus apa adanya tanpa memikirkan jarak usia yang terlampau jauh. Terpaut dua puluh tujuh tahun tidak menyurutkan tekad Esa untuk mengajak Aldi pergi kejenjang pelaminan dan membangun bahtra rumah tangga bersama.
Tidak, kalian tidak salah membaca! Aldi memang pria paruh baya berusia lima puluh tahun yang disunting Esa sebagai pendamping hidup. Salah satu alasan terbesar mengapa Aldi sempat menolak cintanya beberapa kali karena Esa baru berusia dua puluh tiga tahun yang mana lebih cocok disebut sebagai anak ketimbang suami.
Eitsss... Kalian jangan dulu menjudge atau mengatai Esa menikahi pria bau tanah, ya! Walau usianya sudah setengah abad, Aldi tergolong awet muda seperti baru memasuki usia kepala empat dan memiliki bentuk tubuh sedikit berisi dengan tinggi 170cm. Jadi, buang jauh-jauh fantasi kalian mengenai Aldi yang bertubuh gempal, pendek dan mempunyai perut buncit penuh lemak!
Jika mengingat lima tahun kebelakang Esa masihlah remaja lucu nan tampan saat pertama kali bertemu Aldi. Saat itu Esa baru saja pindah ke rumah kosong di sebelah rumahnya tanpa ada orang tua atau keluarga yang menemani. Setelah mengenal lebih jauh Esa mulai terbuka dan bercerita kalau keluarganya hancur berantakan karena orang ketiga di antara orang tuanya. Mereka memutuskan bercerai dan sibuk dengan urusan masing-masing tanpa mau memperhatikan atau peduli kepada Esa yang membutuhkan sosok orang tua.
Secara materi Esa tidak kekurangan sama sekali sebab kedua orang tuanya rutin mengirimi uang dengan jumlah besar ke dalam kartu rekeningnya. Meski hidup bergelimang harta dan tinggal di rumah mewah bersama belasan maid dia selalu merasa ada kekosongan direlung hatinya yang terdalam. Sampai akhirnya, dia hengkang dari rumah lalu menjalani hidup sendirian untuk mencari kebahagiaannya sendiri. Esa membobol habis semua isi kartu ATM yang dia punya lalu membuat buku rekening baru agar semua transaksi yang dilakukan tidak diketahui orang tuanya.
Selesai dengan urusan uang, dia langsung memperbarui semua dokumen penting yang dibutuhkan lalu terbang keluar kota untuk memulai hidup baru dengan identitas baru. Dia hanya membuang nama depannya saja dari Keenan Mahesa Herlambang menjadi Mahesa Herlambang agar jejaknya tidak terendus. Setelah tiba di kota tujuan, Esa langsung mencari rumah sederhana yang sekiranya nyaman untuk ditempati. Lalu mengurusi soal pendidikan dan mulai merintis bisnis di bidang kuliner karena takut uang tabungannya habis jika tidak diolah kembali.
Esa yang saat itu masih berusia delapan belas tahun sering kali menerima uluran tangan dari Aldi beserta suaminya Wisnu. Tinggal sebatang kara di daerah orang diusia remaja ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga dia sering meminta bantuan sang tetangga untuk menyelesaikan beberapa masalah yang tidak bisa ditangani seorang diri. Tentu saja Wisnu dan Aldi tidak menolak atau merasa keberatan karena sejatinya mereka menginginkan sosok anak di tengah keluarga kecil yang mereka bangun selama belasan tahun itu. Sebenarnya Aldi bisa mengandung hanya saja sang suami tidak bisa membuahinya karena mandul dan oleh sebab itu mereka berdua memperlakukan Esa selayaknya anak kandung sendiri.
Namun naas, kecelakaan beruntun yang dialami Wisnu dua tahun yang lalu selepas bekerja merenggut nyawanya dan meninggalkan Aldi sendirian. Menghabiskan banyak waktu berdua membuat Esa merasakan getaran tak wajar jika berdekan dengan Aldi. Menemani Aldi bangkit dari rasa keterpurukan ditinggal orang terkasih ternyata menumbuhkan benih-benih asmara di hatinya. Rasa ingin mengklaim dan menyebut Aldi sebagai hak paten semakin menggebu ketika Esa yakin bahwa rasa yang dia rasakan adalah cinta.
"Kita udah kenal lama, Om. Om juga udah tau perasaan aku ke Om gimana, kan? Untuk terakhir kalinya sebelum aku nyerah. Aku mau bilang..."
Di bawah terangnya bulan purnama dan untuk kesekian kalinya Esa menyatakan perasaan kepada Aldi. Esa merogoh saku jaket lalu menunjukan isi dari kotak biru beludru yang sedari tadi dia bawa kehadapan Aldi.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Spark With Love
Fantastik[Male pregnant and birth story] Ada yang bilang cinta itu buta, kan? Seperti Mahesa Herlambang yang mencintai Aldiansyah tulus apa adanya tanpa memikirkan jarak usia yang terlampau jauh. Terpaut dua puluh tujuh tahun tidak menyurutkan tekad Esa untu...
