52 - Makan Bersama

Start from the beginning
                                    

Karena makanannya dibuat mainan terus, Melisa mengakhiri sesi makan sore ini. Perempuan itu mulai melepas apron yang melekat di leher Xania, lalu mengangkat anak itu dan membawanya ke wastafel untuk cuci tangan. Candra tidak diam saja. Laki-laki itu yang membereskan kursi dan meja makan Xania, juga membersihkan makanan yang tercecer di lantai. Setelah itu, ia kembali menemani Hartanto.

"Gimana perasaan kamu ngeliat Xania sekarang?" Hartanto yang memulai percakapan. Matanya tampak berbinar. Seperti senang melihat Candra yang sekarang.

"Senang, Pa. Saya nggak nyangka ada makhluk kecil yang bisa meniru orang dewasa. Xania benar-benar membawa kebahagian buat saya."

"Papa bangga sama kamu. Tadi kamu cukup sabar menemani Xania makan."

Candra tersenyum. Entah kenapa hatinya lega mendengar pujian itu. Rasanya memang tidak ada ketakutan lagi. Meskipun masih kecil, Xania berhasil mematahkan semua yang pernah Candra pikirkan tentang hubungan anak dengan orang tua. Diganti dengan rindu yang menggebu-gebu kala tidak bertatap muka dengan anak itu.

Pukul setengah tujuh malam, Xania tertidur dan sudah dipindahkan ke kamar. Anggota keluarga yang lain mulai makan malam. Lagi-lagi, Candra dibuat heran dengan kehadiran Ahsan tanpa Mutia. Ia juga melihat Ratna begitu telaten menyiapkan makan untuk Tiara. Bukannya itu tugasnya Mutia?

Candra singkirkan rasa penasaran itu. Toh, Melisa bilang akan memberitahunya saat sudah di kamar nanti. Ada yang lebih penting dari itu.

"Mama, Papa, dan semuanya, ada yang mau aku sama Mas Candra sampaikan ke kalian." Melisa yang mulai percakapan. "Jadi, rencananya aku sama Mas Candra mau bikin acara Tedak Siten kalau Xania udah delapan bulan. Kalian semua harus datang, ya, biar rame."

"Tiara juga diajak, Tante?" tanya Tiara.

"Iya, dong. Tiara nanti didandani pakai kebaya. Mau nggak?"

"Mau-mau!"

"Persiapannya gimana?" Ratna bersuara.

"Mama tenang aja, udah semua, kok. Tinggal tunggu waktunya. Mama nggak usah ikut mikirin. Bukannya begitu, Pak Candra?"

Candra tersenyum tipis. "Iya, kalian tinggal datang saja. Semua rangkaian acara sama keperluannya sudah disusun sama Melisa."

"Berarti nanti abang pakai beskap kayak nikahan kamu dulu, Dek?" tanya Ryan.

"Iya, dong. Mas Ahsan jangan lupa kosongin jadwal buat acara ini, ya. Awas kalau nggak ikut."

Ahsan meletakkan sendok di atas piring yang sudah kosong. "Iya-iya. Belum apa-apa udah diancem."

"Ada satu lagi yang mau aku sama Mas Candra kasih tau. Mau aku atau Mas?" Melisa menoleh ke arah suaminya.

"Kamu aja," jawab Candra.

"Oke. Jadi, setelah acara itu, aku sama Mas Candra bakal pindah ke Jakarta. Mas Candra dapat tawaran pindah tugas di sana."

Mendengar kata Jakarta, Tiara yang lebih dulu bereaksi. "Jadi, nanti deket sama rumah Tiara? Asyik!"

Para orang dewasa itu tertegun mendengar ucapan Tiara. Terlebih Melisa. Semula dia menyetujui kepindahan itu karena akan dekat dengan sang kakak, tetapi ternyata takdir berpihak lain. Ahsan rupanya sedang menanggung masalah.

Sementara itu, Candra kembali heran dengan sikap keluarganya. Tiara senang begitu kenapa tidak ada yang merespons dengan hal yang sama? Berarti benar, ya, ada masalah di rumah tangga Ahsan. Candra dari tadi menduganya seperti itu.

"Terus, nanti di sana kalian mau tinggal di mana?" tanya Hartanto.

"Rencananya mau sewa rumah kecil, Pa." Kali ini Candra yang menjawab.

"Ya sudah, pokoknya di sana kalian jaga diri baik-baik, ya. Jangan lupa sering kasih kabar ke papa dan mama."

Melisa dan Candra mengiyakan.

Selesai makan, mereka bercengkerama sebentar. Tiara meminta Melisa membantunya mengerjakan PR. Sekali lagi, Candra dibuat heran kenapa anak ini malah menempel ke tantenya, bukan ke ayah atau ibunya. Pun ia baru tahu kalau ternyata Tiara sudah sekolah di sini.

Satu per satu mereka kembali ke kamar masing-masing. Melisa yang menidurkan Tiara karena Ahsan harus ke rumah sakit. Setelah Tiara terlelap, Melisa mematikan lampu kamar, menutup pintu pelan-pelan, kemudian melangkah masuk ke kamarnya. Di sana Candra berdiri sambil memperhatikan Xania yang masih tertidur pulas di tempat tidurnya.

"Jadi, Mas Ahsan kenapa?" Candra langsung menodong pertanyaan itu ketika Melisa duduk di pinggir ranjang.

"Mas Ahsan sama Mbak Mutia udah cerai, Mas."

"Hah? Sejak kapan?"

"Udah mau dua bulan ini. Menurut cerita Tiara, Mbak Mutia bawa laki-laki ke rumah."

"Jadi, maksudnya penyebab perceraian mereka itu karena selingkuh?"

Melisa mengangguk.

Candra diam setelah itu. Teringat dulu waktu seusia Tiara, dia juga mengalami perceraian kedua orang tuanya. Rasanya menyakitkan. Gemuruh tiba-tiba memenuhi dada lelaki itu. Usia sekecil itu harusnya mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua, tetapi terpaksa harus dibagi karena perpisahan.

"Mas, kok, diem?"

Candra menoleh, tersenyum ke arah Melisa. "Aku nggak mau Xania ngerasain hal yang sama, Mel."

Mendengar itu, Melisa lantas memeluk tubuh Candra dari samping. Menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu. "Nggak akan, Mas. Kita sama-sama terus sampai salah satu di antara kita dijemput malaikat."

Pelukan yang hangat, juga usapan yang lembut dari Melisa cukup menenangkan Candra. Sampai akhirnya situasi terbalik. Melisa yang berada di dalam kurungan laki-laki itu. Mereka saling mengumbar rasa, menjemput rindu, meraih cinta. Namun, ada satu yang terlupa saking hanyutnya dalam buaian kasih. Sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilewatkan.

Candra lupa memakai pengaman.

Halo, aku mau bilang sampai tanggal satu nanti aku bakal slow update

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo, aku mau bilang sampai tanggal satu nanti aku bakal slow update. Karena Alhamdulillah salah satu karyaku diterima di platform Cabaca. Sekarang lagi masa revisi hehehe. Doain lancar ya, biar bisa update cepet lagi. Yuk yang punya akun Cabaca follow aku biar nggak ketinggalan update ceritanya. Nama akunnya sama kok.

Karena aku lagi happy, aku kasih harga murah meriah untuk 100 orang tercepat yang mau baca part selanjutnya (53 & 54) di Karyakarsa. Kalian cukup bayar 300 perak aja. Ini kode vouchernya AUTHORHAPPY.

https://karyakarsa.com/pesulapcinta/hi-little-captain-bab-53-54

Hi, Little Captain! [END]Where stories live. Discover now