Sore itu menjadi saksi bahwa aku pernah mencintaimu sepenuh hati. Saksi bisu atas apa yang terjadi pada kita hari itu.
"Kamu bisa pulang sendiri, kan? Aku buru-buru karena udah ditunggu yang lain," Katanya padaku ketika motor kesayangannya berhenti di depan gerbang stasiun.
Tak kuberikan jawaban pasti, hanya menatapnya yang aku harap dapat membuatnya merasa simpati dan berujung mengantarkan aku kerumah.
Mungkin ia muak melihatku yang tetap diam atau memang ada hal lain yang lebih penting daripada mengantarkan aku pulang. Laki-laki itu kembali bersua, dengan menghidupkan kembali vespa metiknya. "Maaf ya, aku harus pergi sekarang. Kamu hati-hati ya."
Dia benar-benar pergi. Meninggalkan aku dengan luka yang sampai kini masih terasa perihnya. Aku tahu, hari itu adalah hari terakhir kami bertemu. Dan aku tidak bisa memutar waktu untuk menahannya agar tetap disisiku.
🐈🐈🐈
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Rampung
Genç Kurgu"Kita bertemu di seperempat jalan dari kehidupan. Kamu berjanji untuk menyembuhkan lukaku. Tapi yang aku dapat malah luka yang baru." Ini kisah dari perempuan tegar bernama Allea Saffa. Tentang bagaimana ia merangkai kembali pecahan hatinya. Tentang...
