SM | Sept

760 55 2
                                    

•°~Happy Reading~°•

Cuaca hari ini tak begitu mendukung, awan mendung menggumpal di langit menutupi sinar matahari. Hembusan angin membuat beberapa siswa siswi Scorpius kedinginan, tak terkecuali dua gadis kembar yang duduk di kursi mereka.

"Apa pelajaran pertama hari ini?"

"Kimia, kenapa?"

"Bagus, kita akan mati membeku di dalam sini."

"Kau benar, kenapa juga gurunya sangat dingin seperti itu?"

Kedua gadis itu menatap dua orang yang baru saja lewat di samping mereka.

"Aku lebih takut pelajarannya, bukan siapa yang mengajar," ujar salah satu kembar, Arasfa Brighta Christian.

"Ya, kau benar," balas yang satunya, Narasfa Briella Christian.

"Karena kita tidak mengerti sama sekali!" ujar keduanya bersamaan lalu tertawa.

Tak lama kemudian seorang guru laki-laki dengan aura dingin masuk ke dalam kelas 1-C. Tak mau berbasa-basi guru laki-laki itu langsung masuk ke dalam materi.

Mereka belajar dengan serius, tapi saat di pertengahan pembelajaran, terdengar suara menganggu dari arah belakang, tepatnya dari arah lemari.

"Tolong perempuan yang di sana, cek suara apa itu," ujar guru itu.

Perempuan yang diperintah segera beranjak, karena memang tempat duduknya dekat dengan lemari. Keningnya sempat berkerut melihat sebuah cairan di lantai yang keluar dari dalam lemari, mengenyahkan pikiran negatif, dia segera membuka pintu lemari.

"KYAAAAA!"

Semua langsung mengambil atensi ke arah belakang, gadis yang membuka pintu sudah jatuh terduduk di lantai sambil bergetar ketakutan.

Kedua kembar itu langsung bergerak, Arasfa meraih tubuh gadis yang tengah gemetar itu untuk menjauh dari sana, Narasfa menutup pintu lemari dan memerintahkan mereka agar tak ada yang mendekat apalagi sampai menyentuh.

"Semua keluar dari dalam kelas!" teriak Narasfa.

Mereka bergegas keluar dari sana, saking paniknya sampai saling dorong dan jatuh. Kepala Narasfa kembali dia alihkan pada mayat di dalam lemari, dua manusia berbeda jenis terlihat saling berpelukan tanpa berbusana.

Matanya dapat melihat benang-benang yang menjahit kedua tubuh mayat perempuan dan laki-laki itu, lalu tak sengaja teralih pada sebuah kertas penuh darah yang diselipkan di antara kedua mayat.

Narasfa kembali mengedarkan pandangannya, semua orang semua sudah di luar, ini kesempatannya mengambil surat itu, dia yakin kembarannya di luar tengah menahan yang hendak masuk ke dalam.

Narasfa mengambil secarik kertas itu menggunakan pensil yang dijadikan seperti sumpit. Dari sini dia bisa melihat dengan jelas bagaimana kedua tubuh itu dijahit menjadi satu.

"Aku dapat," gumam Narasfa.

Saat akan beranjak, matanya tak sengaja menangkap objek. Dia kembali berlutut, menatap sesuatu yang dilihatnya sambil menyerit. Tak mau membuat orang di luar curiga, Narasfa merogoh handphonenya dan segera mengambil gambar.

"Dia memberikan petunjuk dengan sengaja," gumam Narasfa.

. . .

Pembatas polisi kembali terpasang di Scorpius. Akibat kejadian tadi semua siswa siswi dipulangkan, kini yang tersisa hanyalah para guru, polisi, Andra si ketua OSIS, dan Ryder.

Karena kali ini bukan hanya satu korban, melainkan dua, apalagi keadaan keduanya yang dijahit saling menempel satu sama lain. Dan kedua korban kali ini bukan lain adalah Goldie Lyra Oskar dan Fenton Lyle Robert.

Scorpion MissionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang