2

2K 149 5
                                    

"Hahh.... " di sebuah jendela suatu rumah terlihat seorang gadis yang tengah meregangkan tubuhnya.

"Selamat pagi dunia... Semoga tidak ada hal buruk untuk hari ini dan semoga kebahagiaan selalu menyertaiku" itu yang delalu ia ucapkan dipagi hari saat bangun tidurnya yang nyenyak.

"Baiklah ayo memasak dan bersih-bersih sedikit karena jika tidak debu dirumah ini akan setinggi lututku" gumamnya seorang diri

 "Baiklah ayo memasak dan bersih-bersih sedikit karena jika tidak debu dirumah ini akan setinggi lututku" gumamnya seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hai rumah cantik... Aku datang lagi"

Edward benar-benar datang lagi ke rumah gadid itu namun ia hanya berdiam diri di ujung jalan setapak rumah itu. Memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa berkunjung ke rumah itu tanpa membuat penghuninya marah.



"Sepertinya aku memang harus melakukannya"





Tanpa berpikir dua kali ia mengambil pisau lipat kecil di saku celananya dan dengan sengaja melukai telapak tangan kirinya.

"Akhh... Sedikit terluka tidak apa-apa"

Ia kemudian menyimpan kembali pisaunya lalu berjalan menuju pintu rumah itu.






Tok.. Tok.. Tok..






"Iya sebentar " jawaban sang penghuni rumah membuatnya tersenyum sumringah

Tak lama setelahnya pintu terbuka memperlihatkan sosok gadis dengan wajah bare face nya yang membuat pemuda itu terpana.

"Kau lagi""H-hai hehe""Ternyata kau benar-benar penguntit ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau lagi"

"H-hai hehe"

"Ternyata kau benar-benar penguntit ya. Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku"

"Aku terluka dan mencoba mencari bantuan dan menemukan rumahmu disini"

"Masuklah"

Gadis itu membuka pintunya lebar-lebar agar pemuda itu bisa masuk

"Duduklah aku akan mengambil obat"

"I-iya"

"Rumah yang nyaman. Apa ia tinggal sendiri? " tanyanya dalam hati

Gadis itu kembali membawa kotak yang kemarin dan duduk di samping pemuda itu sambil mengobati tangannya.

"Kau tak perlu sengaja melukai tanganmu seperti ini tuan"

Dan lagi-lagi pemuda itu tak bisa membohongi gadis di depannya ini

"Apa tujuanmu datang kesini? "

"Aku hanya ingin berteman denganmu"

"Kita tak saling mengenal"

"Kalau begitu kenalkan namaku Edward " sambil mengulurkan tangan kanannya

Tanpa membalas uluran tangan Edward gadis itu menunjuk sebuah pajangan rumah yang bertuliskan namanya

"Genevieve... Nama yang cantik"

Tanpa mengatakan apapun Genevie meninggalkan Edward sendirian di ruang tamu itu. Beberapa saat kemudian ia kembali membawa nampan berisi secangkir teh dan beberapa potong sandwich.

"Kau belum makan kan? "

"Darimana kau tau? "

"Ini masih terlalu pagi untuk seseorang keluar rumah jadi sudah dipastikan kau belum makan"

"I-iya"

"Makanlah maaf hanya ada ini. Aku ada di teras samping jika kau mencariku"

"Eumm baiklah... Apa kau tidak makan? "

"Aku sudah makan tadi"

"Baiklah kalau begitu"

Dan lagi... Genevie meninggalkan Ed sendirian. Pemuda itu segera menyelesaikan acara sarapannya dan bergegas menyusul Genevie.



















Di teras samping rumah Genevie ada berbagai macam bunga yang memang sengaja ia tanam. Ia sangat menyukai bunga-bungaan dan ia memiliki bermacam-macam jenis bunga yang bermekaran di sekitar rumahnya.

"Genevie kau dimana? " suara pemuda itu terdengar dari jarak yang tidak jauh dari tempat gadis itu berdiri

"Aku disini"

"Tuhan kenapa dia cantik sekali" batin Edward

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuhan kenapa dia cantik sekali" batin Edward

"Apa? "

"T-tidak ada... Ohh cantik sekali bunganya" "seperti dirimu" lanjutnya dalam hati

"Kau suka? "

"Tidak terlalu suka bunga hanya saja aku senang mmelihatnya" hanya dibalas anggukan oleh gadis itu

"O iya kau tinggal disini sendiri? "

"Iya"

"Apa kau tidak takut ada binatang buas atau semacamnya? "

"Tidak akan ada apapun jika kita tidak mengganggu mereka"

"Genevie apa kau mau berteman denganku? "

"Tidak dan cepatlah pulang"

"Hey kenapa kau senang sekali mengusir ku? "

"Aku tidak mengusirmu tapi jika kau tak pulang sebelum gelap maka kau akan menjadi makan malam dalam pesta oara serigala"

"Aku akan pulang tapi kau harus mau berteman denganku dulu"

Genevie mengalihkan pandangannya dari Bunga-bungaan itu ke pemuda di sampingnya

"Hanya berteman? "

"Iya hanya berteman" "Untuk saat ini hanya berteman karena nantinya kau akan menjadi milikku bwahaha"

lanjutnya dalam hati

"Baiklah aku mau dan pulanglah"

"Bolehkah aku pulang setelah makan siang? "

"Terserahmu" gadis itu kemudian melenggang pergi meninggalkan pemuda itu

"Aku anggap kau setuju hihi"

Dan dihari itu mereka berdua berkebun hingga jam makan siang tiba dan setelahnya Edward bergegas pulang karena Genevie sudah menodongkan pisau padanya. "Sungguh gadis yang kejam hiks...tapi aku menyukainya" (batin Edward)






In The Middle Of The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang