Part 2

168 4 0
                                    

Selesai mandi dan bersiap-siap, aku keluar dari kamar dan langsung pergi ke ruang tamu dimana keluarga berada. Saat di jalan menuju ruang tamu...

"Bel" kata Tiur mengejutkan ku

"Apa sih kau nih ganggu aku?" kata ku kesal

"Ya ampun coba baik sikit kek" kata Tiur jengah

"Yaudah apaan?"

"Kau tau ini acara apa?" tanya Tiur hati-hati pada ku

"Mana lah ku tau, udah lah ayo ke ruang tamu" kata ku sambil menarik tangan nya

"Yaudah deh terserah mu" kata Tiur menyerah dengan sikap ku

Kamipun melangkahkan kaki ke ruang tamu yang sudah di penuhi keluarga ku

"Sini Bel" kata mama dan aku pun duduk di sebelah mama, sedangkan Tiur duduk di sebelah ku seperti ingin melindungi ku tapi mungkin hanya firasat ku saja.

Selama beberapa menit kami mengobrol ringan sampai akhirnya suara deru mobil membuat kami semua menatap kearah luar rumah. Aku pun melihat sekeliling dan melihat wajah dari mulai mama, papa, opung, kakak-kakakku begitu tampak senang kecuali Tiur. Aneh! Ada apa ini?? Adik ku yang paling kecil malah asik main game

"Syalom" kata suara wanita dari luar

"Bella, buka pintu sana gih" kata opung ku dan aku pun membukakan nya. Betapa heran nya aku saat melihat sekeluarga datang kerumah opungku dengan berpakaian rapi dan bagus.

"Silahkan masuk, Opung sudah menunggu di dalam" kata ku memasang wajah yang biasa saja. Di keluarga itu aku bisa melihat wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik, lelaki paruh baya tetapi juga masih tampak tampan, sampai akhirnya aku melihat seorang lelaki bertubuh tegap menggunakan tuxedo. Wow! Itu lah yang ada dalam pikiran ku saat ini saat melihat wajah nya yang tampan, tinggi, tegap, dada yang lebar, bibir nya menggoda, perfect! Eitsss tapi mereka ngapain??

"Ayo makan dulu kita" kata Opung ku saat melihat kecanggungan disini dan akhirnya kami pun menuju ruang makan. Setelah di ruang makan, Tiur tetap berada di sampingku dan lelaki yang tampan itu ada di hadapan ku saat ini. Setelah selesai makan, kami mengobrol ringan dan aku mulai berinisiatif untuk mengajak Tiur ngobrol yang sejak tadi diam sampai suara itu membuat tubuhku membeku tanpa bisa bergerak

"Jadi kapan pernikahan Bella dan Berto di adakan?" kata opungku dan membuat ku langsung terdiam tanpa kata. Aku merasa canggung saat ini. Bagaimana bisa umurku masih 20 tahun dan di jodohkan seperti ini????!!! Aku ingin menangis saat ini juga tapi ku tahan karena aku tidak ingin membuat keadaan kacau

"Maaf opung, apa kalian tidak berbicara dahulu kepada Bella?" tanya Tiur dengan berani

"Oh Bella itu anak yang penurut dan pasti nya dia menerima nya" kata Opungku dan itu benar-benar menyakitkan hatiku. Ya Tuhan bagaimana mungkin hidup ku nanti nya?

"Bagaimana Bella, kamu mau kan menikah dengan anak namboru?" kata wanita paruh baya yang ku yakini ibu dari lelaki di hadapan ku ini

"Beri aku waktu" dan aku langsung pergi dari ruang makan itu di ikuti oleh Tiur

"Mak, mak bel buka pintu nya dong" kata Tiur di luar dari kamar ku. Aku sedang menangis sekarang. Aku tidak terima di perlakukan seperti ini! Aku juga mau hidup bebas! Aku pun membuka pintu perlahan dan langsung mendapati pelukan dari Tiur dan membuat ku menangis sejadi jadinya

"Udah lah mak bel, aku juga tadi nya kaget waktu di telepon opung mu buat kesini karena kau mau di jodohkan" kata Tiur

"Ta-tapi kan aa-aku hikss.. Be-beelum si-siap hiksss" kata ku menangis tersedu-sedu

"Sekarang pilihan ada di tangan mu mak, kau pilih mau atau nggak nerima perjodohan ini" kata Tiur setelah melepaskan pelukan kami

"Aku gak mau! Aku belum siap! Bahkan aku masih muda Tiur hiksss" kata ku menangis lagi

"Tapi bagaimana bisa aku menolak kalau omongan opung udah kayak gitu tadi" kata ku lagi

"Jadi?"

"Aku 'terpaksa' harus menerima ini Tiur" kata ku saat sudah selesai menangis tapi dalam hatiku aku benci dengan hidupku sendiri. Bagaimana pun aku ini perempuan yang mau menikah karena adanya cinta bukan perjodohan seperti ini

"Yaudah aku doakan yang terbaik buat mu ya mak. Aku keluar dulu" kata Tiur sambil berjalan ke arah luar dengan cuek nya dan aku kembali menangis meratapi nasib ku setelah ini.

------------------

Pagi harinya aku terbangun dengan mata yang membengkak, berkantung, dan juga keadaan diriku yang mengenaskan. Aku beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Setelah selesai mandi, aku langsung berpakaian dan tidur karena aku tidak memiliki selera makan sekali pun apalagi untuk bertemu dengan penghuni rumah ini.

Tok tok tok

"Bel, buka pintu nya" kata seseorang di balik pintu yang ku yakin itu opung ku

Aku berpura-pura tidur dan menutupi kepala ku dengan dua bantal sekaligus agar tidak mendengar suara dari luar

"Bel buka, opung tau kamu di sana" kata opung dan akhirnya aku pun keluar

"Opung mau bicara sama kamu" kata opung ku tegas tak terbantahkan dan aku pun hanya mengikuti nya menuju kekamar nya

"Duduk" perintah nya dan aku pun menyanggupi nya

"Begini bel, mungkin kamu gak terima dengan perjodohan ini tetapi ini semua demi kebaikan mu agar hidupmu seperti kakak-kakak mu yang lain nya. Dia baik kok, umur nya 23 tahun. Diusia nya yang segitu dia lulusan S1 dan dia sudah bekerja di suatu perusahaan. Opung harap kamu mau menerima nya bel" kata opung penuh harap

"Bella mau" kata ku akhirnya karena memang aku tidak ada jalan lain untuk menolak permintaan opung ku

"Benarkah?" kata opung sumringah dan ku jawab dengan anggukan. Setelah itu aku langsung keluar kamar dan membereskan pakaian ku. Aku pasti nya tidak terima dengan semua ini! Aku ingin bebas! Aku akan kabur dari sini secepatnya dan melarikan diri sejauh mungkin yang ku bisa. Sambil menangis aku mengemasi baju-baju ku serta keperluan seada nya kedalam koper. Aku harus berhasil!

Flat WeddingΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα