Jaehyun menghindar ketika Jungwoo mendekat. Walau usaha itu terlihat sia-sia karena Jungwoo berhasil bergelayut di lengan Jaehyun selagi memperhatikan dalam jarak dekat.

"Ini lebih parah." ujar Jungwoo santai.

"Apa?! Memangnya kamu tim pengamat sampai membandingkan seperti itu?!" seru Doyoung terpingkal salah tingkah mendengar penuturan itu.

Sebagai korban ledekan, Jaehyun hanya mampu tersenyum kecut. Kalau hasilnya seperti ini, harusnya sejak awal tidak usah ditutupi saja sekalian. Jaehyun sedikit menyesali sudah menyetujui saran Han GoEun mengenai hal ini.

"Berarti saat itu, aku tidak menyadarinya." ucap Mark berkomentar.

"Wajar saja kamu tidak menyadarinya." sahut Taeyong. "Saat itu kondisi tidak terlalu baik karena Jaehyun dan Yuta terlibat adu argumen. Kamu pasti mengingatnya, kan?" 

"OH! Saat Haechan memukul Yuta hyung?" tunjuk Mark pada Haechan.

Haechan yang sadar namanya telah disebut sontak membelalak cemas menatap Yuta yang duduk bersandar pada kursi latihan. "Aku sudah minta maaf. Tolong jangan diungkit lagi." papar Haechan panik.

"Tapi, Jaehyun," ujar Johnny. Mengheningkan seluruh pembicaraan karena fokus menunggu kelanjutan kalimat. "Ingat, istrimu sedang hamil. Jangan terlalu kasar."

"Wooho!!" seru mereka kompak meledek Jaehyun. Bersahutan dengan segala macam pikiran kotor menguasai perbicangan sesama laki-laki.

"Jika sudah menikah nanti, pasti akan ada rasa sesak akibat menahan hasrat jika tidak sering dikeluarkan. Jadi daripada merasa sesak, lebih baik diluapkan." ujar Jaehyun penuh keambiguan. Sengaja meladeni perbincangan dewasa sesuai dengan kemauan mereka.

"Kau laki-laki gila, Jaehyun!" pekik Doyoung. "Kau bukan lagi bagian dari maknae."

Suasana ruang latihan lantai sepuluh itu sangat berisik. Bahkan teramat heboh melebihi rumpian ibu-ibu komplek perumahan sekalipun. Berbanding terbalik dengan suasana ruang kerja Han GoEun yang tampak suram karena meladeni banyak klien yang bertanya macam-macam perihal rumah tangganya.

Berkali-kali memijat keningnya dengan perasaan muak mendapat pertanyaan serupa. Sampai akhirnya memanggil Kim Eunji untuk masuk ke dalam ruangan.

"Minta divisi corporate relations untuk lebih mengatasi masalah skandal ini. Aku lelah menanggapi mereka yang terus bertanya. Hubungan rumah tanggaku sangat tentram, damai dan aman terkendali tanpa perselingkuhan atau orang ketiga." papar Han GoEun kesal.

"Skandal hanyalah rumor tidak berdasar yang tidak perlu dicemaskan. Jika mereka mengkhawatirkan rumah tanggaku akan berpengaruh pada profit perusahaan, jawabannya adalah tidak. Karena tidak ada masalah yang terjadi dalam rumah tanggaku." lanjutnya berintonasi tinggi.

"Buat mereka tidak lagi bertanya dan mencemaskan hal yang tidak penting. Kirimkan pernyataan itu melalui website resmi perusahaan dan kirimkan email kepada seluruh klien. Jika ada satu saja dari mereka yang masih bertanya, kita segera meeting internal." titah Han GoEun menggebu-gebu. Lantas menoleh pada Kim Eunji yang berdiri serius menatapnya. "Sampaikan saja seperti itu. Kamu boleh pergi."

Han GoEun berhenti bicara. Menyerahkan tugas penting kepada divisi corporate relations selaku departemen yang bertugas menulis press reales dan menyiapkan informasi, mengatur juru bicara yang tepat atas sumber informasi untuk pertanyaan media, termasuk mengembangkan citra dan identitas perusahaan.

Skandal yang dikhawatirkan pihak klien memang bisa memperanguhi citra perusahaan jika skandal tersebut terbukti benar tetapi nyatanya tidak ada satupun skandal yang benar. Untuk itu Han GoEun merasa perlu merilis fakta mengenai rumah tangga dan keberlangsungan perusahaan.

Married with my idolWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu