Daddy...?

930 74 0
                                    

"Nenek, cepatlah!" Minwon kecil berteriak, berdiri di depan pintu dengan rambut hitam mengkilapnya yang dikepang rapi dan diikat dengan pita pink muda favoritnya oleh neneknya, mengenakan kemeja pink yang serasi dengan celana jins biru muda dan sepatu kets putih, sebuah tas selempang putih di pundaknya, dia terlihat sudah siap untuk pergi ke taman untuk menghabiskan waktu bersama neneknya.

"Tunggu, sayang. Ibumu menelepon nenek. Nenek harus mengangkatnya dulu." Jawab Nyonya Jeon sambil memegang smartphone yang berdering di tangannya dan  nama Wonwoo muncul di layar. Memanggil putranya sendiri dengan sebutan 'ibu' terasa sedikit aneh, tapi mau gimana lagi, emang faktanya Wonwoo adalah orang yang melahirkan Minwon. "Halo?"

"Ibu? Apa Ibu ada di rumah?"

"Ada, sayang."

"Apa Minwon juga ada di sana?"

"Minwon juga ada di sini. Tapi kami sebentar lagi akan berangkat ke taman. Minwon bosan di rumah karena ayahmu sedang keluar dengan kawannya."

"Maaf, Bu. Tapi..." Wonwoo berhenti sejenak. "Minwon tidak boleh keluar hari ini. Aku harus bicara."

"Mau bicara dengan siapa? Ibu atau Minwon?"

"Minwon..." Sebelum Nyonya Jeon sempat mengatakan sesuatu, Wonwoo melanjutkan lagi. "Ada hal penting yang perlu Minwon ketahui. Maaf kalau ini sangat mendadak, tapi aku akan menjemputnya sekarang."

Nyonya Jeon bisa merasakan rasa tegang dan gugup pada suara putranya. Hal penting apa yang harus disampaikan Wonwoo pada Minwon sekarang? Dia ingin menanyakannya pada Wonwoo, tapi nalurinya mengatakan kalau Wonwoo masih belum siap untuk memberitahunya saat ini.

"Apa semuanya baik-baik saja, sayang?"

"Semuanya baik-baik saja... Jangan khawatir, Ibu. Aku akan sampai di sana dalam waktu dua jam. Katakan pada Minwon jika dia merajuk, kalau mommy akan mengantarnya ke taman setelah semuanya selesai."

"Baiklah. Sampai jumpa, sayang. Hati-hati."

"Sampai jumpa, Bu."

~~~~~*****~~~~~

Wonwoo menutup telepon tepat bersamaan dengan Joshua meletakkan sepiring pancake dan telur orak-arik di depannya di atas meja. Wonwoo tersenyum pada Joshua untuk sarapan yang sudah disiapkannya. Itu cukup membantu Wonwoo yang masih terngantuk-ngantuk karena dia dan Mingyu tidur larut semalam untuk membahas inti dari permasalahan mereka.

"Terima kasih, kak Shua." Wonwoo bergumam.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Joshua, sambil menuangkan segelas susu untuk Wonwoo.

"Aku tidak begitu yakin..." Wonwoo mengangkat bahunya, memotong pancake nya dengan pisau dan memakannya dengan garpu. "Kurasa aku akan tahu jawabannya setelah aku membawa Minwon kemari... dan mempertemukannya dengan Mingyu..."

Joshua mengangguk, setelah ia menyiapkan piring dan gelas lain untuk sarapan Mingyu, dia pun pergi untuk mencuci piring.

'Bagaimana perasaanku, ya...? Aku tidak pernah berhenti mencintai Mingyu walaupun dia meninggalkanku selama 5 tahun, dan dia kembali muncul di depan mataku sekarang. Sebentar lagi, anakku akan bertemu dengan ayah kandungnya. Aku tidak tahu apakah Minwon akan mengakui Mingyu sebagai ayahnya, atau apakah Mingyu akan berubah pikiran nantinya. Ya... Bagaimana aku bisa memahami perasaanku sendiri saat ini? Emosi dan perasaanku sangat kacau sekarang...'

"Selamat pagi."

Sapaan Mingyu menyadarkan Wonwoo dari lamunannya dan dia segera menyapa balik Mingyu dengan senyum di wajahnya. Mingyu kemudian bertanya apakah Wonwoo yang menyiapkan sarapannya dan Wonwoo menjawab bahwa Joshua yang melakukannya. Mingyu berterima kasih kepada Joshua saat Joshua berjalan  melewatinya untuk pergi ke kamar mandi.

A Constant Reminder [Mingyu X Wonwoo / Meanie / Minwon Bahasa ver.]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora