“Kamu jangan khawatir sayang, aku akan pastikan Gama mendapatkan Hukuman yabg setimpal.” Saga menenangkan Oliv yang telihat sangat terkejut.

“Tapi apa tujuanya ngelakuin ini kak?” Tanya Oliv. Saga menggeleng ragu.

“Kita belum tau pasti, tapi dugaan kita dia kerja sama dengan Ara.” Saga terlihat khawatir dengan Oliv, Oliv terlihat sangat terkejut.

“Jangan di pikirin sayang, aku bakal urus semuanya kamu fokus sama anak kita aja ya?” Pinta Saga. Mata Oliv berkaca-kaca.

“Maaf kak. Ini semua pasti karna Oliv.” Katanya membuat mata Saga melotot.

“Jangan ngomong sembarangan, aku masih cari tau apa tujuan dia ngelakuin ini. Semua ini bukan karena kamu sayang.” Tidak ada bosannya Saga kembali memeluk Oliv.

“Ini bukan karna kamu, percaya sama akuu.” Saga melonggarkan pelukannya dan tanganya mengusap lembut perut Oliv yang semakin buncit. “Jangan stress, inget disini ada baby yang harus kamu jaga. Aku mohon jangan nyalahin diri kamu hmm?” Oliv meraih tangan Saga dan Mengecupnya.

“Makasih ya kak, selalu jadi kekuatan Oliv.” Saga mengangguk dan terseyum.

“Udah jadi kewajiban aku. Udah gih tidur lagi gara-gara aku kamu kebangun.” Tangan Oliv dengan manja bergelantungan di leher milik Saga.

“Pelukk.” Bengeknya manja. Saga terkekeh gemas melihatnya rasanya ia ingin memakan Oliv.

“manja banget ya sekarang, sini sayang bobok sama Aku cayang.” Seolah berbicara pada Bayi Saga merengkuh memeluk tubuh oliv berbaring. Tangan Saga tidak diam ia mebelai perut Oliv lembut.

“Nanti kita di panggil apa sama baby?” Tanya Saga. Oliv hanya berdehem matanya mulai terasa berat ia sudah mengantuk.

“Terserah kakak.” Jawabnya pelan. Saga napak memikirkan panggilan apa yang cocok.

Appa? Daddy? Ayah atau Papa?” Saga berfikir keras. Oliv mengusap tangan Saga yang berada di perutnya.

“Ayah aja kak.” Lirihnya. Saga dengan cepat mengangguk setuju.

“Oke ayah,” Tubuh Oliv yang mulanya memunggungi Saga, kini di balikkan oleh Saga perlahan Saga mendekatkan wajahnya ke arah perut Oliv, hal itu tentu membuat Oliv terkejut.

“Kak ngapain?” Bingungnya. Saga malah tersenyum.

“Anak Ayah, makasih ya udah nemenin Bunda selama Ayah gak ada, maaf juga Ayah jarang urus kamu sama Bunda belakangan ini Ayah sibuk Ayah janji Kalo urusan udah selesai semua waktu Ayah buat kamu Dan Bunda.” Bisik Saga di depan perut Oliv. Oliv tersenyum bahagia melihatnya.

“Janji ya Ayah.” Jawab Oliv menirukan suara anak kecil. Saga mendongak dan terseyum lalu ia mencubit gemas Hidung Oliv.

“Iya Bunda, Ayah janji.” Berakhir Saga mengecup bibir Oliv lembut.

“Udah ya, kita tidur.” Oliv mengangguk patuh.

“Good night sayang.”

“Good night.”

***

Dengan wajah lusuhnya Bara menatap kosong langit yang terlihat tenang, ia merasa kesepian walapun sudah ada putranya di sampingnya namun ia tetap merasa kesepian. Duduk di depan jendela yang terbuka ia menatap langit.

“Sampai kapan? Udah sebulan Clau tapi lo belum bersedia buka mata. Liat anak kita dia cowok tapi cantik.” Bara terseyum tipis menatapi putranya. Memang sudah menjadi kebiasaan Bara menatap Langit sambil gendong si jagoan.

“Mama kamu kayaknya lagi mimpi Indah Jo. Karna disini yang Mama kamu dapetin cuma menderitaan.”

“Permisi maaf pak, Johan sudah waktunya tidur saya Izin akan membawanya ke kamar Bayi.” Bara menatap datar perawat tersebut dan menyerahkan Bayinya.”

“Terimakasih.” Hanya itu Yang Bara Ucapkan. Perawatnya pun hanya mengangguk kayaknya kena mental.

Bara beranjak mendekati Claudia yang masih tertidur lelap, Ia heran seindah apa Mimpi Claudia sehingga membuatnya engan untuk membuka mata. Bara duduk di sebelahnya dan meraih telapak tangan Claudia.

“Ingat gak sebelum kamu di operasi lo bilang sesuatu ke gue. Sekarang waktunya Clau.” Bara merogoh sesuatu di dalam sakunya, mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah.

“Kalo gue nunggu lo Sadar kayaknya kelamaan.” Bara membuka kotak tersebut, dan meraih sebuah cincin permata walaupun permata nya sederhana Bara yakin Claudia akan suka. Bara meraih tangan Claudia menyematkan cincin tersebut di jari Milik Claudia.

“Cantik.” Puji Bara tersenyum. bara sedikit mengangkat tubuhnya dan mendekati Claudia. Mencium lembut namun dalam kening Claudia.

“Lo sekarang istri gue, kita udah sah jadi suami Istri walaupun belum secara agama.” Bara terkekeh masam setelah mengatakannya Ia memang egois dulu dia yang menyampakan Claudia dan sekarang tanpa izin Claudia ia memasangkan cincin pernikahan.

“Maafin gue Clau Gue egois. Sekarang gue gak bisa tanpa lo! Gue mohon bangun” Mata Bara terasa Panas ini bukan pertama kalinya ia menangis.

“Lo gak mau liat Johan? Dia butuh lo dia butuh sosok ibu Clau! Gue mohon beri gue kesempatan gue mohon.” Tubuh Bara bergetar, ia meremas kuat selimut Claudia.

“Gue gak mau kehilangan sosok wanita yang gue Cinta untuk kedua kalinya Clau. Gue mohon.” Inilah yang Bara lakukan setiap Hari memohon Agar Claudia membuka matanya. Namun nihil Claudia masih Setia tertidur.

“Nanti setelah sadar Lo cerita seindah apa sih mimpi lo.” Gumamnya lalu terkekeh sungguh Bara memang sudah gila.

“Hai ngab.” Bara sedikit tersentak mendengar suara itu, ia menghela nafasnya jika manusia ini yang datang pasti berisik.

“Ngapain?” Tanya Bara namun matanya masih fokus pada Claudia. Beni berdecak sok sebal.

“Galak banget sih mas, Gue mau jenguk adik gue lah.” Cerocos Beni, lalu matanya memicing, “Nape Lo mellow gini? Dih drama pasti.” Dengan reseknya Beni mengejek Bara. Bara menatap Beni kesal seharusnya ia sudah terbiasa dengan orang ini tapi kenapa tetap kesal.

“Sejak kapan Claudia jadi adik Lo!” karna pertanyaan Bara, Beni pura-pura berfikir.

“Kayaknya sejak Clau hamil tapi gak ada yang perduli deh.” Dengan sengaja Beni memancing Amarah Bara. Lalu setelahnya Beni tertawa. “Canda gue. Dihhhh apaan nih.” Dengan heboh Beni melihat cincin di jari Claudia.

“Koma bukanya gak boleh pakek Perhiasan ya?” Tanya Beni, Bara terkejut.

“Emang iya?” Raut wajahnya mulai terlihat khawatir, dan dia bergegas melepaskannya.

“enggak deng, sok tau aja gue.” Bara memejamkan matanya menahan emosi. Sedangkan Beni ia hanya tertawa.

“Kalo kedatangan Lo gak penting mending pergi deh Ben.” Geram Bara. Beni menepuk pundak Bara.

“Ini gue mau minggat galak banget sih. Tuh gue bawa makan buat Lo, Lo belum makan kan.” Beni menyerahkan sebuah kantong plastik berisikan makanan. “Belakangan ini makan Lo gak teratur Bar.” Katanya lagi.

“Thanks.”

“Elahh krik banget, yaudah gue pergi. Mati topik kalo berduaan sama Lo! Byee.” Sebelum pergi Beni mengusap lembut kepala Claudia.

“Cepet sadar ya adik guee.” Ucapnya lembut. Bara sedikit tersenyum melihat kebaikan Beni.

“Gak enak nahan senyum malem-malem Bar.” Bara berdecak sedangkan Beni lari pergi terbirit-birit. Bara menggeleng lelah.



















Tbc_
Komenin kalo kalian suka book ini.























Kira-kira Claudia bilang apa ya sebelum di operasi?
Lanjut gak nih Luvvv?

Ini otw menuju ending ya Luvvv.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum