33. Kelana [II]: Cerita di Sisi Lainnya

Start from the beginning
                                    

"Kev?"

"Pagi, Pak Azka."

"No. No. Just Azka."

Keduanya tersenyum menyambut kehadiran satu sama lain. Kevin Wu, itulah nama pria yang berdiri di depannya ini. Ia adalah asisten di rumah kakeknya dan usianya hanya berbeda satu tahun lebih muda dari Azka.

Azka menariknya untuk sedikit menjauh dari tempat bermain. Di situ ia memberi kode dari gerakan alisnya yang menunjuk ke arah Cathrine yang sedang bermain itu. Dan Kevin tahu itu. Mereka mempunyai kode rahasia masing-masing untuk saling bertukar informasi.

"Kakek mau ngejodohin kalian."

"Gosh.."

Lagi!? Azka sudah bisa menebak hal ini akan terjadi lagi. Orang tua itu mana peduli dengannya, yang pasti rantai bisnisnya tak boleh terputus terlebih dahulu.

Sedangkan Kevin hanya bisa terdiam melihat apa yang ia alami itu. Azka sudah sering menghadapi hal seperti ini dan menjadi tempat curahan kekesalan hati sang kakek terhadapnya.

Tentunya hal ini mengingatkannya dengan Teresia, teman model Azka yang juga diperkenalkan oleh kakeknya. Tapi sayangnya, ia sudah kenal lebih dulu dibandingkan beliau karena mereka sempat berada di satu SMA.

"Pak Purnomo megang satu bisnis besar di Singapur, sedangkan Catherine— dia jadi CEO di start up buatannya sama temennya di New York. Kalo dilihat-lihat... ya saling nguntungin."

"Nah, not for me, Kev."

"I know."

Sudah ke berapa kali perjodohan yang kakek tawarkan padanya. Untuk besok-besok, ia lebih baik menghindar, jika kakek masih memaksa ia lebih baik kabur ke luar negeri.

"Udah tahu kabar di Gerbera Palace?" tanya Kevin.

"Apa?"

"Ada satu keluarga dari penyanyi lagi naik daun, mereka ketangkep karena terlibat kasus pencucian uang. Mulai minggu ini, keamanan di sana akan diperketat. Denger-denger harga rumah bakalan naik, pembelinya juga bakalan dilihat dari backgroundnya. Kalo bagus mereka bisa nempatin di sana."

"Harusnya dari dulu."

"...."

Gerbera Palace tak lebih dari tempat neraka di ibu kota. Perumahan yang cantik dengan segudang penghuni yang problematik.

Azka sangat bersyukur bisa meninggalkan tempat itu, terlebih kakek sangat menolak waktu ia pergi meninggalkannya.

Obrolan mereka tak berlangsung lama, Kevin menyadari jika obrolan kakek kini telah selesai, beliau hendak menghampiri Azka dan Cathrine di sini, buru-buru mereka pun langsung berpisah. Azka dapat melihat Kevin kembali mengekor ke arah tiga orang tua itu.

Kakek berjalan meninggalkan dua orang temannya tadi, beliau menghampiri Azka yang baru saja menaruh tongkat golfnya ke dalam tas.

"Kamu punya anak angkat?" Dan ia pun berbisik tepat di dekatnya, membuat si cucu dilanda sedikit kepanikan.

"Iya." Azka tak punya pilihan untuk mengelak pertanyaan itu. Seseorang telah memata-matainya.

"Ngapain kamu ngambil anak orang kayak gitu?"

"Karena orang tuanya gak becus ngasuh dia."

"Gak usah urus dia lagi-"

"Kakek gak usah banyak komen. Yang ngurus sepenuhnya itu Azka, kalopun kakek gak mau ketemu sama dia-kakek jangan ketemu. Gak usah bahas urusan itu."

butterfly disaster Where stories live. Discover now