P r o l o g

71 7 1
                                    

Terkadang aku merasa waktu berjalan begitu cepat. Memoriku berputar kembali ke masa lalu. Aku berharap waktu berhenti saat itu juga. Saat dimana hanya ada aku dan kehidupanku. Hanya aku dengan kenangan manisku. Kenangan manis tanpa ada rasa pahit yang bisa merusak segalanya. Merusak segala sesuatu yang telah kubangun dengan susah payah. Tidak seperti sekarang. Semua kenangan manis itu telah musnah. Musnah hanya karena setitik kepahitan. Setitik kepahitan yang dengan cepat menyebar melalui syaraf-syarafku. Membuatku lumpuh dan tak berdaya. Membuatku jatuh dan terpuruk.

Andai...

Andai saja aku tidak seceroboh itu. Andai saja aku tak memaksanya waktu itu. Andai saja aku bisa melindunginya saat itu. Andai saja aku yang menggantikan posisinya. Semuanya hanyalah kalimat dengan kata pengandaian yang mengawalinya. Semuanya hanyalah penyesalan yang datang terlambat. Ya, penyesalan memang selalu datang terlambat bukan. Seharusnya aku lebih hati - hati.

***

Bola kecil berwarna hijau itu memantul tanpa arah seolah ingin ditangkap, membuat dua orang bersaudara itu berlarian mengejarnya. Masing-masing dari mereka berusaha mendapatkan bola itu terlebih dahulu.

"Yaaa! I got it, I got it!" gadis kecil berambut cokelat itu melompat senang ketika tangan mungilnya berhasil mendapatkan bola itu. Ia menjulurkan lidahnya pada kakak perempuannya yang sedang berkacak pinggang melihatnya.

"You won, Elsa! Ayo sini, kita pulang sekarang. Aku sudah lelah."

Gadis kecil itu mengangguk. Ia sendiri juga sudah merasa lelah berlarian terus seperti itu. Ia berjalan di belakang sang kakak sambil memainkan bola tenis kecil berwarna hijau itu. Kakinya melangkah sedangkan tangan mungilnya memantul-mantulkan bola itu di tanah. Langkah kakinya terhenti ketika ia melihat sebuah gelang tergeletak begitu saja di tanah. Gelang itu menarik perhatiannya. Ia memungut gelang itu. Mengangkatnya tinggi-tinggi, memperhatikan gelang itu dengan seksama seolah pikirannya hanya terfokus pada gelang itu.

Perempuan yang memiliki rambut dengan warna senada dengan Elsa itu berhenti ketika ia merasa bahwa adik kesayangannya itu tidak mengikutinya. Ia menoleh ke belakang, memperhatikan adiknya yang hanya diam saja. "Elsa, come on."

Kepala Elsa tersentak ketika dipanggil. "Sist, I found this." Ia berlari pada kakaknya, sambil menunjukkan gelang yang baru saja ia temukan. "Ini bagus kan, Flow?"

Flow-kakak Elsa-mengambil gelang yang ditunjukkan oleh adiknya itu. Gelang yang dibuat dari dua tali tipis berwarna hitam yang menutupi tali berwarna merah yang dianyam ditengahnya itu memang terlihat sangat bagus. Seperti dibuat dengan hati yang penuh perasaan dan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Warna gelang itu menunjukkan bahwa gelang itu milik seorang pria. Dahi Flow berkerut. Tapi siapa orang yang tidak sengaja menjatuhkan gelang ini? Ia menoleh menatap sekeliling. Berusaha mencari petujuk.

Kau menemukan ini dimana?"

"Disituuu. Di tempat aku berdiri tadi." Gadis kecil itu menunjuk tempat ia berhenti tadi dengan semangat menggunakan jari telunjuknya yang tidak begitu panjang itu.

"Baiklah kita pulang. Aku saja yang akan membawanya."

Dahi Elsa berkerut. Ia kurang setuju dengan keputusan kakaknya itu. "Tapi Flow, aku yang menemukannya!" bibir mungilnya mengerucut. Ia merajuk.

Flow menjentikkan jarinya di dahi Elsa. "Gelang ini tidak cocok untukmu. Akan kubelikan yang lain untukmu."

"Flow! Jangan biasakan untuk menjentikkan jarimu di dahiku!" ia memprotes tindakan kakaknya yang selalu membuatnya sebal itu. "Dan aku tidak mau yang lain! Aku hanya menginginkan gelang itu Flow..." rengeknya.

Kaki Elsa yang mungil melompat - lompat berusaha mengambil gelang yang sedang diangkat - angkat oleh tangan Flow yang panjang itu.

"Menyerahlah Elsa."

Elsa mendesis. "Kau memang monster." Tanpa disangka oleh Flow, gadis kecil itu langsung berlari menuju mobil berwarna merah yang di parkir di sudut taman ketika Flow hendak menangkapnya.

Dan ya, kedua kakak adik itu kembali berlarian mengejar satu sama lain.

***


Sudah baca cerita ini sampai habis?

Eitss jangan protes dulu "kenapa kok cuma dikit?" atau "kok ceritanya ga seru?"

Calm down guys, ini baru prolog.

Part 1-nya akan menyusul secepatnya.

So first, put this story on your library okay.

and wait for update notification cx


cao! c:

Sky FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang