Arra berjalan dengan ragu ke arah gerombolan seniornya itu. Dalam hatinya dia terus mengumpat dirinya kenapa harus menerima tantangan bodoh itu. Entah semalu apa dirinya nanti di depan Edward.

"Kak Edward," panggil Arra kepada orang yang sedang tertawa itu. Tapi bukan hanya Edward saja yang berbalik ke arahnya dan menghentikan tawanya mereka. Sial. Bisa mati kutu gue, Umpat Arra dalam hatinya.

"Eh, ada adek syantiik gue disini. Ngapain, Ra? mau perlu sama gue?" Tamya Daffa dengan percaya dirinya.

"Gak. Gue perlu sama kak Edward," ucap Arra terus terang dengan peraasaan gugupnya.

"Ada apa?" Suara itu terdengar ketus di telinga Arra saat itu.

"Aku mau ngomong bentar. Bisa kan?" Tanya Arra hati hati takut salah bicara.

"Ngomong disini bisa kan?" Edward bertanya balik kepada Arra namun dijawab dengan gelengan kepala dari Arra.

"Daripada sama si Edward yang judes. Mending sama gue deh, Ra"kata Eka menawarkan dirinya namun hanya dibalasi dengan senyuman manis dari Arra.

Tanpa membuang waktunya lagi Edward segera bangkit berdiri dan berjalan mendahului Arra.

"Ra, hati hati sama Edward. Suka makan manusia dia" ujar Daffa becanda namun mendapat tatapan tajam dari Edward.

" Kira kira Arra mau ngomong apa ya sama Edward?" Tanya Eka penasaran.

"Kepo lo. Urusan si bos itu mah," jawab Yana sembari menyuapkan mie ayam ke mulutnya.

"Iya juga ya... tapi, circle nya Arra dimana sih?" Tanya Digo seraya menyapu pandangannya ke seluruh sudut kantin.

"Tuh..." Tunjuk Daffa menggunakan bibirnya kepada beberapa gadis yang baru saja mengambil pesanan mereka.

'Nice," gumam Digo yang bisa didengar oleh Eka.

"Ngapain lo? Naksir lo ye sama mereka?" Tebak Eka yang juga melihat ke arah pandang Digo.

"Cuman Sandra doing elah," ceplos Digo dan sontak membuat ketiga orang yang sedang menikmati makanan mereka tersedak.

"Njir...Ternyata ye lo. DDNAK," ujar Yana.

"Apaan tuh?" Tanya Daffa.

"Diem diem naksir adek kelas," jawab Yana diakhiri dengan gelak tawa.

"Yang bener lo?" Bukan apa, tapi Daffa sedikit ragu seorang Digo dapat naksir dengan seseorang. Selain Eka, cap buaya sudah dilabelkan kepada Digo.

"Udah, gak usah dibah-" belum saja kalimatnya berakhir sudah terpotong dengan ucapan Eka.

"SANDRA ALKINA, LO DAPAT SALAM DARI DIGO," teriak Eka yang sudah berdiri dari tempat duduknya sehingga membuat seisi kantin menoleh kepadanya.

"Eka bangsat," umpat Digo yang ingin sekali memakan Eka hidup hidup. Tak berakhir disitu, Daffa pun bangun dari duduknya dan tanpa diduga oleh semua orang disana, Daffa mengajak keempat teman Arra itu untuk duduk dengan mereka.

"Eh, kak Daffa. Gapapa kita disini aja," tolak Sandra halus. Sungguh dirinya merasa tak nyaman dengan tatapan seisi kantin kepadanya.

"Sayangnya gak terima penolakan sih," jawab Daffa dengan kekehan kecil membuat Putri yang melihat tawa kecil Daffa itu menjadi ketar ketir. Dirinya memang menyukai Daffa sejak mengikuti mos dan tak ada yang tau itu.

"Udah yuk. Makan bareng kita disana," ajak Daffa dengan nada pelan.

"Gapapa kak?" Tanya Rika tak yakin.

"Kenapa harus apa apa," jawab Daffa yang lagi lagi menampilkan senyum manisnya membuat Putri semakin meleleh seperti lilin yang ditaruh di oven panas.

***

EDWARD ( On Going )Where stories live. Discover now