14

3.6K 337 6
                                    

Setelah menikah, banyak perubahan yang terjadi secara tidak sadar oleh Sera. Perempuan itu secara tiba-tiba bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuk ia dan Chenle. Sepulang sekolah pun ia berlanjut membersihkan rumah dan sebagainya.

Seperti hari ini, ia sedang menyetrika pakaian sambil menoton Drama Korea kesukaannya. Di hari Sabtu yang santai ini ia gunakan untuk belajar menjadi Ibu Rumah Tangga.

"Sayang, ngapain?" tanya Chenle

Sera menyahut tanpa menoleh "Setrika baju, udah lo tidur lagi aja, masih jam segini"

"Masak?" tanya Chenle

"Masak, liat sendiri di dapur"

"Lo udah makan?" tanya nya lagi

"Belum, nanti aja sekalian makan siang"

"Yaudah makan bareng lo aja"

"Ngemil dulu sana, mau kopi apa teh?"

"Gue bikin sendiri aja, lo lanjutin itu"

Sera hanya mengangguk, lalu ia melanjutkan kegiatannya menyetrika baju. Tidak lama Chenle datang dengan dua teh hangat.

"Kenapa ga minta tolong Mba aja?" tanya Chenle

"Gue bisa ngerjainnya"

"Ntar kalo lo kecapean gue yang gabisa liatnya"

"Yaelah gini doang, gampang"

"Lo nikah sama gue jadi tertekan ya, Ra?"

Sera menoleh ke arah Chenle, lelaki itu menatap ke arah lain, bengong.

"Ngomong apa sih lo, kan gue udah bilang, tidur aja lagi"

"Dulu lo dirumah jadi Princess, cuma bertanggung jawab sama kamar lo doang, sekolah lo doang. Sekarang lo jadi gapernah me time, gapernah pergi sama temen-temen lo. Padahal kalo lo mau lo bisa hidup kaya dulu waktu sebelum sama gue" kata Chenle

Sera mengecilkan suhu panas dari setrika yang ia pegang. Ia memberikan seluruh atensinya kepada Chenle.

"Lo ngomong apa sih? Gue juga gatau ya kenapa bisa ngelakuin ini beberapa hari belakangan, tapi itu semua terjadi secara alami, gue pun kadang masih heran, apa karena sekarang peran gue udah jadi Istri makanya hal-hal kaya gitu gue kerjain secara reflek? Ntah gue juga ngga tau. Tapi yang harus lo tau, gue ngelakuin semua itu tanpa tekanan, gue enjoy ya walaupun kadang capek. Gue ga selalu begini, kalo ada waktu lebih baru gue kerjain, ga usah khawatir, Chenle"

Chenle mendongak "Gue gaenak sama Mama-Papa lo"

"Kenapa gaenak? Gue udah jadi Istri lo ya wajar gue ngelakuin hal ini, Chenle"

Chenle masih tetap diam.

"Iya dulu gue Princess, anak dari Raja dan Ratu. Tapi sekarang gue Ratunya, karena Rajanya itu lo, Suami gue"

𓂃݊  ׅ🐬 ᮫ ⑅ׅ ݊zhong chenle  ּ  ᘏᘏ ⑅ֹ ˖ֹ

"Gimana?"

"Hah?"

Kata itu yang pertama kali Sera lontarkan saat baru sampai.

Jennie, Lisa, Yeri, Rose dan Sera memiliki agenda nongkrong hari ini, dan Jennie memilih starbucks sebagai 'tikum' kali ini.

"Lo udah berapa lama sih sama Chenle?" tanya Jennie

"Nikahnya? Ya baru lah, belom lama?" ujar Sera

"Sebulanan ada kali?" tanya Lisa

"Dua bulanan lah, kenapa?" tanya Sera

"Ya gapapa tanya aja" balas Jennie

"Alah, muka lo kaya pengen tanya hal lain" tuding Yeri

Jennie tergelak "Suka bener"

"Kenapa dah? Kalo nanya udah nge-sex belum jawabannya belum" balas Sera

Tidak hanya Jennie yang kaget tetapi keempat temannya langsung terdiam dan menatap ke arah Sera.

"Apa anjir? Kaget banget kayanya?"

"Yang serius lo, Ra?" tanya Rose

"Sera mengangguk "Ya ngapain boong anjir"

"Buset, kuat juga laki lo" kata Jennie

"Salah emang?" tanya Sera

"Salah sih engga ya, Ra. Cuma, apaya? Gue jadi bingung jelasinnya" balas Yeri

"Ya gue harus apa anjir? Dia nya ngga minta, ya masa gue nawarin diri, aneh banget"

"Hahaha, inilah kenapa pernikahan dini dilarang, ini malah nikahin bayi, gak punya hormon" kata Lisa sembari tertawa

"Paling ciuman doang? Abis itu cuddle, dia juga gapernah pegang-pegang hal sensitif that's why gue sama Chenle masih belum sejauh itu"

"For real? Grepe-grepe gapernah?" tanya Rose

"Engga anjir, udahlah, kenapa bahas sex sih" kata Sera

"Ya lagian, lo aneh banget" kata Jennie

"Gue takut anjir, lagian Chenle lebih demen ciuman juga kayaknya sambil ngelus-ngelus punggung gue, gak ada lagi" Bela Sera

"Sakit sih emang, cuma en—"

Percakapan selanjutnya diisi dengan curhatan-curhatan serta gibahan mereka, semua hal menjadi topik obrolan mereka disana. Mulai dari hubungan asmara, keuangan, sekolah, apapun mereka bicarakan. Dan soal pembicaraan se sensitif itu mengenai hubungan intim pun tak luput, memang, memang mereka seterbuka itu dan nyaris tidak ada privacy satu sama lain.

Sera baru sampai dirumah pada pukul 7 malam. Mengobrol di starbucks sampai dua jam lalu berlanjut girls time dengan nge-mall, nyalon dan shopping hingga kelelahan dan pulang.

"Chenle dimana, Mba?"

"Di atas, Bu. Baru pulang juga"

Sera mengangguk "Ok makasih, Mba. Mba makan ya jangan lupa, Kita berdua gampang lah"

"Siap. Saya sudah siapin makanannya kok, Bu"

"Wah makasih ya, saya keatas dulu"

"Nggih Bu, silahkan"

Sera melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya. Pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Chenle yang sedang bertelanjang dada membelakangi pintu.

Sera dengan segera masuk dan menutup pintu kamar, Chenle terkejut lalu menoleh.

"Astaga Sayang, kirain siapa" katanya

"Lo gapake baju malah pintu kamarnya dibuka"

"Loh tadi udah gue tutup, kayaknya kurang makanya kebuka lagi"

"Oh gitu, yaudah lo mau mandi?"

"Udah selesai, ini makanya lagi cari baju"

"Gue mandi dulu kalo gitu, jangan diberantakin lemarinya!"

"Iya Sayang"

Sera melangkah menuju kamar mandi lalu merendam dirinya didalam bathtub yang sudah diisi air hangat. Ia ingin sekedar merelaksasikan badannya setelah berjalan seharian.

Sera menyandarkan lehernya, hanya bahu sampai kepala yang terlihat dipermukaan, selain itu ia rendam badannya pada hangatnya air didalam bathtub.

Seketika pikirannya melayang ke arah pembicaraannya dengan Sang teman-teman tadi siang. Tentang Sex.

"Dia pasti udah nahan itu dari lama, Ra"

"Gila kuat juga laki lu nahan nafsu"

"Eh lu jadinya dosa gasih? Kan kalian udah sah"

Sera menggelengkan kuat kepalanya lalu mencoba kembali rilex dengan berendamnya.

cklek

"Sayang, belum mandi kan? Handuknya—"

Chenle dan Sera sama-sama terdiam mematung. Chenle benar-benar tidak bisa berkutik begitu juga dengan Sera.

Keadaan seketika awkward sampai dimana Chenle langsung melempar handuk lalu berlari keluar.

"SAYANG, MAAF KIRAIN BELUM TADI SOALNYA GAK ADA SUARA AIR!"

Jodoh; Zhong Chenle [ON REVISON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang