"Blaze, kamu beneran harus kerja?"
"Ya harus, lah! Kalo aku gak kerja, kamu makan apa nanti? Nanti aku dibilang gak becus sama Ayah."
Pernah gak, sih, sudah mau berangkat kerja tapi tiba-tiba ditahan istri, dipeluk erat dari belakang, gak dibolehin pergi sama sekali. Blaze, sih, pernah yaa! Toh dia punya istri.
Sekarang ini, kejadiannya.
"Ish, bukan gitu. Hari ini harus banget pergi keluar buat kerja?"
"Iya, kalo hari ini aku gak ke sana, nanti aku terpaksa nambahin gaji Gopal bulan ini. Dia udah banyak ngurusin bagian kerjaanku akhir-akhir ini soalnya. Nanti dia kesenengan kalo tau aku gak masuk lagi!"
Walah, karena gaji Gopal, toh.
"Ya biarin, yang penting kamu di rumah."
"Aduh, [Name]! Aku tau aku ngangenin, tapi tumben kamu gini banget ... kamu ada maunya yaaa?"
Mendengar respon suaminya, [Name] langsung menggeleng cepat sebagai jawaban, uang dari Blaze bulan lalu saja masih sisa banyak, untuk apa dia repot-repot seperti ini kalau demi sesuatu?
"Terus kenapa? Kamu dari kemarin lengket banget tau! Karena Mbak-Mbak baru itu?"
"Bukan! Pokoknya kamu di rumah."
"Aduh, gimana ya, [Name]. Bukannya gak mau tapi gak bisaaa. Aku harus masuk ke kantor lagi hari ini, oh! Aku pulang jam dua belas, deh. Gimana? Mau, gak?"
[Name] menggeleng sambil memanyunkan bibirnya, seperti anak kecil. Blaze kan jadi dibuat gemas lagi oleh [Name].
Lagipula, jarang-jarang [Name] lengket dengannya seperti ini. Biasanya juga dia yang lengket. Seharusnya Blaze tak melewatkan momen langka seperti ini, tetapi kerjaan di kantornya membuatnya terpaksa melewatkan momen langka ini.
"[Naaamee], aku beneran gak bisa."
"Bisaain. Kan kamu yang punya kantornya, kamu yang punya restorannya."
"Ya tapi kan—kata Gempa, gak baik nunda kerjaan atau ngelempar kerjaan ke orang lain."
Blaze, kamu pinter banget. Giliran gini baru nama Gempa dibawa-bawa.
"Oh! Gini, deh. Kamu ikut aku ke kantor, gimana? Kan kita jadi bisa deketaaan."
Senyum cerah di wajah Blaze terpasang sempurna, ia merasa bangga pada dirinya sendiri karena terpikirkan suatu ide untuk membantunya keluar dari masalah sepele ini.
"... Boleh juga, tapi jangan cuekin aku di sana."
"Justru kayaknya kerjaanku yang bakal aku cuekin...."
――――☆。
"OMG GUYS GUYSSS! PAK BLAZE DATENG SAMBIL BAWA ISTRII! ISTRINYA KIYOWOK BANGET!"
"IH IYAA, lucu banget Istrinya! Malu-malu gitu."
"Huhuhu dari dulu udah tertampar kenyataan sih kalo Pak Blaze udah punya Istri, tapi kok rasanya masih sakitt nyuut gitu pas Pak Blaze bawa Istrinya ke sini."
"Yaelah lagi lo ngarep kok sama Pak Blaze,"
"Ih huhu aku sakit hati tapi mereka cocok bangeet."
"Stop berharap sama Pak Blaze! Ngarep sama dia sama aja ngarepin cowok idol Korea!"
"Daripada gitu. Stop rumpi, lanjut kerja."
Para perempuan yang bekerja di bagian kantor bukan restoran itu heboh sendiri ketika tahu Blaze—atasan mereka—datang sambil membawa sang istri.
YOU ARE READING
introvert; b. blaze [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Blaze x Reader❜❜ 𝘉𝘭𝘢𝘻𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘦𝘹𝘵𝘳𝘰𝘷𝘦𝘳𝘵 𝘥𝘢𝘯 [𝘕𝘢𝘮𝘦] 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘵𝘳𝘰𝘷𝘦𝘳𝘵. 𝘑𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨. 𝘋𝘪𝘵𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩...
![introvert; b. blaze [√]](https://img.wattpad.com/cover/327627365-64-k349409.jpg)