*Harap bijak dalam membaca*
BYURRR!!!
Amanda, Bella dan Kiara tertawa puas ketika melihat gadis di hadapan mereka basah kuyup. "Hahaha... rasain lo!"
Lora, si gadis yang bajunya basah kuyup mengelap wajahnya dengan telapak tangan. Gadis itu tidak marah atau membalas perbuatan Amanda dan kawan-kawannya. Dia hanya diam dengan wajah tertunduk.
Lora tersentak ketika Bella menarik rambut panjangnya. "Woi! Kalau orang lagi bicara liat, dong."
"Jangan kuat amat nariknya, Bel. Ntar nggak ada yang mau sama dia kalau botak," sahut Kiara.
"Biarin aja, Ra. Itu ganjaran dia karena udah mengadukan gue lagi mejeng sama Alex ke BK," Amanda membalas.
Gimana aku nggak akan ngaduin kalian kalau tingkah kalian seperti ingin membuat anak di sekolah... batin Lora.
"Lagian gue berani bertaruh kalau nggak akan ada yang suka sama dia. Udah jelek, miskin, cepu, sok suci lagi. Idih, bikin ngeselin aja," sungut Amanda.
Lora tidak mengerti standar Amanda untuk menilai seseorang sebagai manusia. Lora memang tidak secantik anak-anak orang kaya yang selalu merawat tubuhnya dengan sabun dan skin care mahal tetapi Lora selalu bersih dan rapi. Di sekolah ini mungkin Lora berasal dari kasta terendah namun dia berhasil masuk sekolah ini lewat jalur beasiswa. Sebagai murid beasiswa dan teladan, para guru menaruh kepercayaan yang besar kepada Lora sehingga Lora terkadang tidak nyaman dengan perilaku menyimpang yang dilakukan teman-temannya. Lora tidak masalah jika ada temannya yang berpacaran dan bermesraan di sekolah. Itu hal wajar bagi seorang remaja yang sedang di mabuk asmara. Tetapi Lora sudah tidak tahan lagi melihat sikap Amanda dan teman-temannya. Apalagi ketika dia memergoki Amanda akan melakukan sesuatu dengan Alex di dalam UKS. Wajar saja jika Lora mengadukannya, kan? Mungkin hati Amanda sudah benar-benar tertutup sehingga dia tidak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah.
Bel masuk yang berbunyi menyelamatkan nyawa Lora untuk sementara. Perundungan yang dilakukan Amanda dan kawan-kawannya terhenti karena mendengar suara langkah kaki mendekati belakang sekolah tersebut.
"Masuk yuk." Kiara mengajak untuk menyudahi perundungan kepada Lora sebelum mereka ketahuan dan masalahnya akan berbuntut panjang.
Bella mendecih belum puas menganggu Lora, ia melepaskan tangannya dan berjalan bersama Amanda dan Kiara untuk kembali ke kelas. Sebelum pergi, Amanda mengancam Lora untuk tidak mengadukan hal ini jika dia masih sayang nyawa.
Lora menghembuskan napas lega begitu Amanda dkk pergi. Lora mencoba berdiri namun tubuhnya membeku saat mendengar suara langkah kaki yang berjalan menuju ke arahnya.
Sementara itu Ezra dan Davin sedang berjalan menuju belakang sekolah, mencari tempat untuk bolos pelajaran hari ini.
"Baru mulai sekolah lo udah kena skors dan pas lo udah masuk malah bolos," celetuk Davin.
"Kalau lo cuman kesini buat bacotin gue mending balek ke kelas lo," Ezra menjawab.
"Dih, jahatnya," sungut Davin dan menghentikan langkahnya sebelum menabrak Ezra yang berhenti di depannya.
"Ada apa?" Davin melonggokkan kepala dan dibalik badan besar Ezra dia melihat Lora sedang membersihkan roknya yang basah. Suasana canggung tidak bisa dihindari.
"Ha-hai?" Davin memilih menyapa Lora yang diam. "Kenapa baju lo basah?" Davin bertanya polos.
Lora menggaruk tengkuk kepalanya. "Tadi terpeleset," Lora menjawab sekenanya. Ezra tahu Lora berbohong karena dia dapat mencium aroma bau tidak sedap dari gadis itu, seperti bau air bekas pel. Davin manggut-manggut memercayai ucapan Lora.
YOU ARE READING
ABOUT DOUBLE E
Teen FictionElora Evelyn, gadis yang mengalami perundungan di sekolah suatu hari dijodohkan oleh ibunya sebagai bayaran hutang. Bertunangan dengan orang yang belum pernah dia temui? Lora tidak mau! Namun, karena kondisi perekonomian mereka yang rendah dan Lora...
