Prolog

21 1 0
                                        




Setelah semua yang telah dilalui, dirinya tersadar. Semua hanya keraguannya. Kemungkinan-kemungkinan buruk yang terskenario dibenaknya bahkan tidak pernah terjadi. Sampai akhirnya waktu berlalu begitu saja, terbuang dengan banyak arti.

"Maaf," ucapnya pelan.

"It takes too long, ya? Maaf." Ia kembali berucap, sementara arah pandang matanya menuju lantai keramik yang sedang dipijaknya.

Hanya sebuah senyuman yang dibalaskan setelah beberapa kata tersebut terujar. Keadaan sekitar hening. Bunyi detik jarum jam yang melekat di dinding berhasil mengisi ruangan tersebut bagaikan alunan pas tempo.

Kemudian, hembusan nafas panjang terdengar. Terdengar seperti kekecewaan. Kecewa terharap diri sendiri yang bersikap terlalu apatis, selalu memikirkan diri sendiri, ongok, sehingga orang lain terus merasa terluka walau hanya dengan menunggu.

"I'm so sorry—"

"I understand."

Ucapannya terpotong. Dengan sigap kepalanya terangkat, sorot mata tertuju pada sosok dihadapannya yang masih senantiasa tersenyum. Senyum yang didalamnya banyak sekali arti.


"Thank you. It's finally over."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Take Time | Jaehyun AUWhere stories live. Discover now