part 33

12.9K 584 33
                                    

Tidak ada libur bagi seorang dokter bahkan dihari minggu, namun setidaknya dia bisa pulang jam 3 sore karena mengambil shift pagi.

Beruntung jadwalnya selaras dengan jadwal shift lily, raff sudah menunggu di parkiran.

"Nunggu lama?"

"Nggak kok barusan"

Lily kemudian masuk kedalam kobil, jalanan sedikit macet karena hari minggu.

"Raff kamu punya mobil, tapi kenapa kamu lebih sering naik kendaraan umum?"

"Emm karena nggak efisien kalau hanya satu orang naik mobil, itulah salah satu penyebab kemacetan di kota ini, seharusnya untuk individu lebih baik menggunakan kendaraan umum"

"Nyindir aku??"

"Nggak,,"

"Yakin?"

"Nggak salah lagi maksudnya"

"Nyebelin banget sih"

Lily menjadi sedikit kesal, saat tiba di rumah seperti biasa, ibu raff tidak akan membiarkan lily pulang begitu saja, dia ikut makan siang bersama kekuarga itu dan membantu raff memberi makan binatang peliharaannya.

"Uhhh gemesnya" pada seekor kucing.

"Lucu kan? Namanya Hachi"

"Haci anak yang sebatang kara..." meniru nyanyian di salah satu film kartun "eh jangan bilang kamu namain dia.."

"Iya, sia memang sebatang kara, ibunya tertabrak mobil"

"Tragis banget, tapi gapapa karena kamu ketemu sama papa kamu yang sekarang" sambil menunjuk ke arah raff.

"Kamu juga melihara burung?"

"Aku ngeliat burung itu dijual dipasar, kakinya berdarah sepertinya abis kejepit atau tengkar sama temannya, jadi aku rawat nanti kalau udah sembuh aku lepas"

"Kamu beli dulukan?"

"Iyalah masak nyolong"

"Wahhh gila, kamu beli burung buat kamu obatin, terus kamu lepas?"

Raff hanya mengangguk sambil menyisir bulu hachi.

"Wah pantesan para suster dan dokter wanita berlomba-lomba buat deketin kamu"

"Kamu denger gosip darimana sih kalo suster dan dokter dokter itu suka sama aku" tanya raff, dia tidak mengetahui hal itu, dia merasa sikap para suster biasa saja padanya.

"Bukan gosip itu fakta"

"Gosip gak mesti fakta, tapi memang bisa jadi fakta"

"Nyatanya aku juga salah satu dari dokter dokter itu"

Raff menghentikan aktifitasnya, mendadak dia berfikir panjang menyerap informasi yang baru saja masuk di telinganya.

"Apa maksudnya"

"Menyatakan perasaan" jawab lily

"Siapa"

"Aku ke kamu"

Raff tertegun sebentar "kayaknya mau ujan, aku harus masukin mobil duku kegarasi"

"Apa artinya aku ditolak?" Tanya lily, namun raff tidak menjawab dan segera berlari untuk mengambil kunci mobil.

Raff tidak pernah membayangkan dia akan memiliki seorang kekasih, dan menjalankan hidupnya seperti orang lain.

Memiliki ibu dan nenek disampingnya sudah cukup baginya.

Lily adalah wanita yang menarik bagi Raff, sebenarna Raff sudah memiliki perasaan khusus pasa lily, namun dia berusaha menekan perasaan itu dalam dalam agar tidak tumbuh semakin besar.

Fakta tentang bahwa dia adalah anak dari seorang laki laki yang dibenci oleh seluruh masyafakat membuat Raff sedikit menutup diri. Daripada menjalin hubungan kemudian ditinggalkan karena rahasia kelam tentang keluarganya, bagi Raff lebih baik melindungi diri dengan tidak memulai sebuah hubungan.

Namun lily tidak musah patah hati, selama raff belum memiliki kekasih, dia  tidak akan kehilangan harapan, pasalnya Raff adalah lelaki tang sesuai dengan type idealnya, dia suka laki laki yang hangat, penyayang dan perhatian.

Walaupun raff terkesan sesikit cuek tapi dia sebenarnya sangat perhatian.

.....

Saat makan siang di kantin sebuah televisi yang terpasang di kantin menayangkan berita terkini.

"Masyarakat menolak lupa dan menunggu hasil putusan penetapan eksekusi mati Hazel, keluarga korban melakukan unjuk rasa di depan gedjng kejaksaan, pasalnya sudah hampir 6 tahun sejak putusan dijatuhkan hingga saat ini eksekusi mati belum juga dilakukan"

Wajah sang ayah terpampang jelas di layar TV.

"Iya aku juga heran, penjahat kejam gitu lama banget di hukumnya, padahal kan tinggal Dorrr selesai sih" ucap rere teman raff

"Iyakan coba bayangin 6 tahun dia dipenjara, makan dari hasil pajak kita, mending kan eksekusi mati aja, iya kan raff"

Raff merasa tidak nyaman mendengar percakapan yang dilakukan oleh temannya.

"Aku dah selesai makan, aku duluan balik" ucap raff yang langsung berdiri dari kursinya.

"Loh laukmu masih banyak mending buat aku aja"

Tapi raff tetap pergi menghiraukan permintaan temannya.

"Dia kenapa? Aku ada ngomong salah?" Merasa heran.

Dalam perjalanan menuju rumah raff menelfon sang nenek.

"Nek, jangan biarin ibu nyalain tv ya sekarang..."

"Den... non reina..."

Raff segera mempercepat laju mobil yang dia kendarai.

Saat tiba dirumah, dia segera berlari menuju kamar sang ibu, perlahan mengetuk pintu.

"Bu.."

Reina membuka pintu, matanya terlihat sangat sembab.

"Rafff kamu menonton tv? Kami tidak menonton tv kan?"

Raff diam sejenak kemudian menggeleng, "aku menuruti kata ibu, untuk tidak menonton TV, membaca koran ataupun artikel, berita diinternet."

Reina bernafas lega, dia lupa bahwa anaknya sudah sangat dewasa dan pasti akan mengetahui fakta mengenai sang ayah.

Raff meminta neneknya untuk diam san berpura pura tidak tau bahwa raff sudah tau tentang fakta itu.

"Bu ayo nanti malem kita ke mall yuk"

"Ke mall? Tumben?"

"Ibu lupa, udah hampur setaun ibu belum beliin aku baju, sepatu baru buat kerja"

"Oh iya, kemarin 2 sepatumu ibu buang karena udah rusak, abis ini kita betangkat ya"

Raff mengangguk, dia bersyukur bahwa tidak ada hal buruk terjadi pada ibunya. Berpura pura kadang diperlukan, raff takut sang ibu akan kbali gusar jika tau bahwa raff mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang pembunuh kejam.

Dia menyimpan rasa ingin taunya dalam dalam entah sampai kapan.

Dia hanya bisa membaca berita untuk tau memgenai kabar sang ayah, saat ini raff hanya tau bahwa ayahnya masoh hidup dan dipenjara menunggu tanggal kematian yang akan ditentukan oleh kejaksaan.

Terkasang rasa takut muncul dibenaknya, rasa rindu rasa takut akan kehilangan sering menghantuinya.

Walaupun hanya sekali, raff ingin sekali bertemu dengan sang ayah, meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi sekaligus memberi tahu ayahnya.

Bahwa dia berhasil menjaga sang ibu dengan baik hingga saat ini, sesuai janjinya 6 tahun lalu saat terakhir kali mereka bertemu.

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang