BAB 3 -Gaffe #2-

6 1 0
                                    

Sore itu, langit berubah gelap dan angin berhembus membawa serta aroma tanah basah yang khas seusai hujan turun. Sinar rembulan remang-remang menyelusup ke balik tirai jendela. Beserta angin yang berhembus menerbangkannya hingga membelai ke setiap sisi jangkauannya. Seolah tengah merayap-rayap berusaha menyentuh bingkai di meja nakas, yang terletak tak jauh dari jendela.

Angin yang datang paling akhir berhembus cukup kencang. Hingga berhasil menggeser bingkai foto yang terletak diam di tempatnya, lalu terjatuh ke lantai.

PRRAAANG!!

Bunyi mengejutkan itu sontak membuat pemuda yang tertidur di sofa dekat meja nakas tersebut membuka mata mendadak. Rasa pusing menjalar hebat karena hal itu. Ia mengaduh, lalu bangkit perlahan untuk duduk.

"Aduh!" Jimin mengaduh ketika kakinya tanpa sengaja menginjak bingkai foto yang terjatuh. Dia menatap ke bawah dan menemukan beberapa pecahan kaca tersebar di sekitar sisi kakinya.

Jimin meraih-raih saklar lampu yang tersembunyi di belakangnya, lalu tersentak setelah lampu di ruangan itu menyala semua. Bingkai foto yang selalu berdiri di sana seolah lenyap dari asalnya. Tersungkur jatuh dengan pecahan-pecahan kaca yang berada di sekelilingnya. Jimin memungut yang tersisa itu dengan cemas.

Ia menatap kesal tirai di belakang sofa yang tak berhenti menerbangkan diri. Tiba-tiba angin berhenti bertiup begitu Jimin menatapnya, sedangkan tirai kembali tenang seolah tahu dia telah menjadi kambing hitam sebagai pelaku yang menyebabkan pecahnya bingkai foto ini.

Jimin menatap bingkai yang hancur itu dengan sayang. Itu adalah foto Jaena dengan gaun putih bersayap dan dirinya sewaktu kecil. Meski gambarnya masih baik-baik saja, tapi entah kenapa ia merasa sedih karena ini. Jimin merasa kesal melihat tirai itu tampak tak berdosa setelah membuat bingkai foto Jaena dan dirinya pecah. Ia hendak mengikat tirai itu sekarang, seakan-akan menghukumnya. Namun, suara bel pintu lebih dulu terdengar, membuat Jimin urung diri.

"Yaa!" Jawabnya seraya meletakkan bingkai foto yang terjatuh tadi di meja.

Pintu dibukanya. Memperlihatkan tubuh lesu adiknya Jaena dan Jungkook yang tengah menompang tubuh gadis itu. Jimin tersenyum nanar menyadari ada hal yang tak beres. Lalu, menangkap pelukan adiknya. Wajah Jaena tampak kalut. Sambil menebak dalam hati apa yang lagi-lagi terjadi pada Jaena, Jimin membelai rambut gadis itu pelan. Mencoba menenangkan.

"Terima kasih telah mengantarnya pulang Jeon Jungkook, aku tak sengaja tertidur tadi." Jimin berujar dan masih membelai rambut Jaena menenangkannya. Dirasakannya Jaena masih sedikit terisak.

"Tak masalah Hyung, kurasa aku harus pulang sekarang. Aku harap Jaena akan lebih baik setelah beristirahat."

"Aku turut berduka cita untuk wali kelas kalian. Aku rasa Jaena akan sulit dihibur setelah ini,"

Jungkook mengangguk membenarkan. Dia mengenal Jaena dengan baik. Ketika gadis itu merasa sedih karena kehilangan sesuatu, gadis itu akan sangat sulit untuk dihibur.

Jungkook menatap tubuh Jaena yang lelah dengan cemas. "Dia sangat terpukul dengan kepergian wali kelas. Aku... aku juga begitu," mata Jungkook berkaca-kaca. "Kalau begitu, aku pamit, Hyung."

Jungkook balik badan dan berlalu dari rumah apartemen kecil Jimin dan Jaena, sambil menghembuskan nafas lega telah melihat Jaena sudah berada bersama Jimin. Sebenarnya, Jungkook cukup menyesali kepulangan ini. Tak seharusnya ia memulangkan Jaena dalam keadaan seperti ini.

Jungkook sangat tak enak hati kepada Jimin karena memulangkan Jaena dengan kondisi yang sedang tak baik-baik saja. Sebab, hal ini akan membuat Jimin cemas. Padahal pria itu telah mempercayakan keamanan Jaena kepada dirinya. Jangankan melindunginya, menghibur gadis itu ketika sedih saja Jungkook belum pernah berhasil melakukannya dengan benar. Jungkook menggeleng sesaat, merutuki dirinya yang teramat bodoh membiarkan gadis itu bertampang sedih seharian ini. Entah kenapa, Jungkook merasa bertanggung jawab tentang hal itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PandoraWhere stories live. Discover now