part 31

13.9K 587 13
                                    


Belum satu bulan berada di sel, Bapak yang sebelumnya berada satu ruangan dengannya tiba-tiba mendapat surat putusan tanggal eksekusi, Hazel kembali harus sendiri di dalam sel.

"pak anda mendapat kunjungan husus"

seharusnya Hazel tidak bisa mendapat kunjungan dari siapapun demi keamanan, saat dia keluar dari lapasnya, dia diborgol, penjaga lapas juga membawa pistol untuk berjaga hal yang sama mungkin kembali terjadi seperti dulu.

hazel masuk ke sebuah ruangan kecil terang dengan kaca transparant dengan beberapa lubang kecil untuk memantulkan suara.

seorang laki laki berdiri membelakangi Hazel, ketika laki laki itu membalikkan Badan, mendadak tubuh hazel gemetar, tangannya mengepal, trauma lama kembali datang.

"halo" sapa laki-laki itu dengan sebuah senyuman.

"kamu"

"kamu tau, aku mendapat lebih dari 20 jahitan di seluruh tubuhku, bahkan aku harus melakukan banyak operasi plastik untuk hidung dan pipiku"

"bagaimana bisa kamu masih hidup""

"itu dia, aku juga heran, namun aku mendengarkan sebuah ceramah yang berkata bahwa, orang jahat tidak akan mudah untuk mati, itulah alasannya kamu dan juga aku masih hidup hingga sampai saat ini, seru bukan?"

Hazel diam dan hanya menyatap laki laki itu dengan tajam, dia tidak bisa melakukan apapun, kaca pembatas itu sangat tebal mustahil bisa dihancurkan dengan tangan kosong.

"sepertinya, kamu tidak belajar apapun dari kejadian sebelumnya" ucap hazel

"hahahahaha ada pelajaran yang kuterima dari kejadian kemarin, aku terlalu lengah dan mengulur waktu terlalu lama, seharusnya aku menikmati tubuhnya lebih awal"

"kamu masih belum berubah"

"apa kamu berubah? seorang psycopath sepertimu tidak berhak untuk menghinaku, tapi... bagaimana dengan Reina? dia bersamamu bukan?"

hazel langsung teringat dengan Reina, melihat pertanyaan yang tertuju, sepertinya Rico belum tau tentang keberadaan Reina.

"tidak perlu membawa Reina dalam urusan kita berdua, kamu bebas melampiaskan seluruh amarahmu padaku"

"tidak, aku sangat tau, bahwa hanya wanita adalah satu satunya hal yang bisa menyakitimu"

"jangan lakukan apapun padanya"

rico hanya tertawa, Hazel berdiri mendekatkan wajahnya ke kaca "kumohon, aku akan melakukan apapun untukmu"

"sayang sekali, aku tidak tertarik dengan tawaranmu, walaupun kamu menolak untuk memberitahuku, aku akan mencari keberadaan istrimu.. oh iya dan satu lagi, anakmu"

"jangann... jangan mencoba untuk mendekati anak dan istriku bajingan"

rico pergi begitu saja, dia datang dengan pakaian bagus, jam tangan mewah, itu artinya dia masih mendapatkan uang entah dengan cara apa.

yang pasti sejak pertemuan itu, hidup Hazel kembali menjadi kalud, dia kembali risau, dia tidak tau harus menghubungi Reina melalui siapa, dia hanya berharap agar Reina tidak kembali ke negaranya, karena Rico mungkin sudah merencanakan sesuatu.

banyak hal aneh yang terjadi, seharusnya Rico sudah dipenjara bersama Anna, bagaimana mereka bisa bebas saat ini, rupanya belum ada yang berubah di sistem peradilan di negara ini.

"makan siang"

sebuah piring masuk di sela sela lubang jeruji, Hazel segera makan, dia tetap harus memiliki tenaga untuk berjaga-jaga, dia kembali berolahraga dengan alat seadanya.

usianya yang sudah mulai menua, membuat tubuhnya tidak sekuat dulu, bahkan terkadang badannya terasa sakit saat musim hujan.

......

1 tahun berlalu

tidak ada kabar apapun, Hazel hanya beraktifitas normal seperti narapidana lain, karena sikapnya yang baik selama didalam penjara, Hazel diperbolehkan seminggu sekali keluar dari sel seperti napi lain untuk berolahraga.

"apa yang kalian lakukan" tanya hazel mendekati kerumunan 6 orang napi yang masih muda.

"kami hanya bermain" ucap salah satu diantaranya.

Hazel membantu seorang anak muda yang tersungkur di lantai, "kamu baik-baik saja"

"i.. iya, saya baik baik saja"

Sebenarnya Hazel tau bahwa 5 orang itu sedang menganiaya anak yang baru saja dia bantu, karena itu Hazel memberikan tatapan tajam ke 5 orang itu agar hal ini tidak kembali terjadi.

karena beberapa hal baik yang dilakukan oleh Hazel, para napi yang pernah dia bantu selalu mengikutinya dari arah belakang seakan mereka adalah anak buah Hazel.

"berhenti mengikutiku, aku bukan ketua geng dan tidak berniat untuk menjadi preman disini" 

namun beberapa kalipun Hazel berbicara, mereka tetap mengikuti hazel namun tidak secara terang terangan.










Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang