05

125 18 5
                                    

Jisoo kini sudah bisa pulang dari rumah sakit karena ia sudah sepenuhnya pulih.

Padahal kemarin ia sudah bisa pulang, tetapi Yoshi menyuruhnya untuk menginap sehari saja sekalian beristirahat. Padahal Jisoo sangat ingin pulang karena ia bosan dengan rumah sakit dan tak melakukan apa-apa.

Selama Jisoo dirumah sakit, Yoshi selalu menemaninya dan membawakannya makanan. Padahal Jisoo sudah menyuruhnya untuk pulang saja, tetapi anak itu ingin menemaninya dengan beralasan bahwa ia bosan karena di perusahaan tidak melakukan apa-apa.

Saat ini pun Yoshi menemani Jisoo dan mengantarnya pulang, di jemput oleh supir mereka.

"Pak, antar saya ke apartemen saya aja, ya?" Pinta Jisoo.

"Baiklah."

***

Sesampainya di apartemen, Jisoo langsung merebahkan dirinya karena merasa sedikit lelah.

Yoshi balik bersama supir tadi, ia hendak ke studio untuk latihan. Tinggallah Jisoo yang kini sendirian di apartemenya.

Sepi, itulah yang wanita itu kini rasakan. Biasanya Lisa akan datang di saat Jisoo merasa bosan, karena Lisa juga tinggal di apartemen dekat apartemennya.

Jisoo sangat merindukan Lisa dan anggota lainnya. Biasanya mereka akan kumpul berempat untuk bersenang-senang, tetapi kini sudah tidak bisa lagi.

Jisoo bahkan masih tidak mengerti mengapa semuanya malah menuduh dirinya hendak membunuh Lisa, padahal ia sangat menyayangi Lisa.

Sudah berapa kali Jisoo menjelaskan bahwa dia tidak pernah dan tidak akan berniat sekejam itu. Tetapi, sekeras apapun ia berusaha menjelaskan, tidak ada yang mengerti dan percaya padanya. Percuma saja ia menjelaskannya karena tidak akan ada yang percaya.

Jisoo sedikit merasa kecewa pada mereka semua karena mempercayai hanya dari foto yang tak sesuai dengan aslinya.

Walaupun begitu, Jisoo tidak merasa dendam pada mereka. Jisoo tetap menyayangi mereka semua dan akan selalu berbuat baik pada mereka.

Jisoo percaya bahwa suatu saat kebenarannya akan terungkap. Jisoo juga berharap Lisa bisa cepat pulih dan bangun agar mereka bisa bersama lagi.

***

Jennie pergi menemui Hanbin di cafe untuk minum kopi bersama setelah sekian lama tak bertemu karena kesibukan masing-masing. Kedua sahabat itu memutuskan untuk bertemu pada saat sore hari.

Hanbin sudah berada duluan di tempat yang sudah dijanjikan, sedangkan Jennie baru saja datang dan ia langsung memesan kopi.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Jennie pada Hanbin yang duduk di hadapannya.

"Lumayan," jawab Hanbin seraya menyeruput kopinya.

"Maaf aku agak terlambat, tadi tiba-tiba Hwang-sajang memanggilku dan memintaku untuk mengkoreksi lagu baru Treasure yang akan keluar." Jennie bercerita.

"Treasure akan comeback? Kapan?" Tanya Hanbin.

"Entah, yang pasti tahun ini mereka akan comeback." Jawab Jennie.

"Aku menantikannya. Semua lagu mereka sangat bagus dan konsep yang dipakai juga cocok pada kedua belas anak tersebut." Ucap Hanbin.

"Permisi, ini kopi atas nama Kim Jennie?" Seorang waiters datang membawa nampan berisi segelas kopi dan dessert.

"Iya benar," jawab Jennie. Setelahnya, waiters itu menaruh dengan sopan kopi dan dessert tersebut di meja.

"Terima kasih." Ucap Jennie sambil tersenyum ramah.

Waiters itu ikut tersenyum, lalu ia menunduk dan pergi.

"Kau benar, lagu mereka memang sangat bagus." Jennie menyetujui ucapan Hanbin tadi, "Aku bahkan terkadang mendengarkan lagu mereka jika ada waktu luang."

"Aku berharap kedepannya mereka akan sukses besar mengikuti jejak para seniornya."

"Hahaha, aku juga berharap begitu." Balas Jennie.

"Bagaimana kabar Lisa? Apakah sudah ada kemajuan?" Tanya Hanbin membahas Lisa.

"Tidak ada, ia masih menutup matanya. Lama sekali anak itu bangun, padahal aku sangat merindukannya." Jawab Jennie.

"Aku juga merindukan Lisa, semoga ia cepat pulih." Ucap Hanbin.

Jennie menyeruput kopinya, lalu ia memakan dessert yang tadi dia pesan.

"Jennie, kau juga tahu bahwa Jisoo tidak akan melakukan hal setega itu pada Lisa, kan?" Tanya Hanbin.

"Aku tahu, aku ingin tidak percaya bahwa Jisoo-eonnie setega itu. Tetàpi bukti dari foto membuatku sedikit ragu dan kesal." Jawab Jennie sambil memakan dessert.

"Itu hanya foto yang tidak ada kejelasannya. Hanya satu foto itu, ia menjadi dituduh seperti ini? Jisoo tidak mungkin setega itu pada Lisa." Balas Hanbin sedikit emosi.

Hanbin menambahkan, "Jennie-yaa, bukankah kau sudah bertahun-tahun bersamanya? Selama itu, kau merasakan susah dan senang bersamanya, tentu saja dengan anggota yang lain. Setahuku kau adalah yang paling dekat dengannya, harusnya kau sudah tahu bagaimana dia. Apakah hanya satu foto itu, kepercayaanmu padanya runtuh? Setidaknya dengarkan penjelasan darinya. Aku tahu bahwa banyak yang ingin ia bicarakan padamu dan tentu banyak yang ingin kau tanyakan padanya."

Jennie merenungi ucapan Hanbin yang menohok hatinya.

Benar, selama ini tidak pernah ada yang mau mendengarkan penjelasan Jisoo. Semua orang di perusahaan termasuk dirinya malah percaya pada foto, padahal seharusnya mereka bertanya pada Jisoo yang bersangkutan dahulu.

Jennie kini sedikit merasa bersalah pada Jisoo, tetapi gengsi membuatnya tak ingin mengakui itu.

"Sudahlah, aku sebentar lagi akan kembali." Ucap Jennie yang tak ingin berlama-lama disitu.

"Setidaknya pikirkanlah ucapanku barusan, aku harap kau mau mempertimbangkannya dengan baik." Ucap Hanbin yang tak ditanggapi oleh Jennie yang memakan dessertnya.

Hanbin mengecek ponsel miliknya yang tadi berbunyi. Ternyata notif pesan dari staff 131 Label.

"Baiklah, aku ada urusan mendadak. Aku pergi duluan, ya? Pikirkanlah ucapanku tadi." Pamit Hanbin.

"Iya, hati-hati." Balas Jennie.

Setelahnya pria itu pun langsung pergi dengan terburu-buru ke perusahaannya. Entah urusan apa yang mendadak menghampiri pria itu, Jennie pun tidak tahu.

Jennie bergegas menghabiskan kopi dan dessertnya tadi. Lalu setelahnya wanita itu pun langsung pergi ke perusahaan.

***

To Be Continued

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Apr 11 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

OUR PRINCESS [KIM JISOO]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें