Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
WILD SIDE
-
-
-
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kerlap - kerlip lampu menjadi pencahayaan ditempat tersebut. Musik EDM yang dimainkan oleh DJ memekik telinga berbarengan dengan seruan yang menjadi backsound yang memeriahkan malam ini. Wangi dari rokok bercampur dengan alkohol telah menjadi ciri khasnya, yang mana hanya dengan menutup mata saja siapapun akan tahu dimana mereka berada. Jangan lupakan lautan manusia dengan berbagai macam kelakuan dan perbuatan memenuhi seluruh tempat.
Ada yang hanya sekedar duduk sambil menikmati minuman mengandung alkohol. Ada yang bergoyang menikmati musik bersama pasangan atau lawan jenis yang ditemui random. Ada pula yang sedang melakukan hal - hal tak senonoh tanpa memikirkan ada yang melihatnya karena yang ada dalam pikirannya hanyalah kenikmatan yang mereka inginkan.
Salah satunya diantaranya adalah pria dan wanita itu. Tepatnya di bawah tangga penghubung menuju lantai atas dimana beberapa ruangan VVIP disediakan untuk para tamu, mereka bercumbu tanpa henti. Sekali berhenti hanya untuk mengambil nafas saja dan kembali melanjutkannya. Tak jarang pula ciuman si pria turun menuju leher untuk menyesap salah satu bagian tubuh paling sensitif wanitanya karena ketika melakukannya, desahan wanita itu kala menyebut namanya membuatnya merasa menang. Menang karena ia berhasil lagi dan lagi menaklukkan wanitanya ini.
"Kau menyukainya, hm?" bisik si pria tepat ditelinga wanita itu. Pria itu tersenyum penuh kemenangan dan mengulum telinga wanitanya. Sedang tangannya yang menganggur mulai merangkak menyusuri lekuk tubuh si wanita dan berhenti tepat dititik paling sensitifnya yang masih dilapisi sebuah kain tipis. Bila dalam satu tarikan saja maka kain itu akan terlepas. "Bagaimana dengan ini? Jika aku melakukannya, kau tidak akan keberatan, sayang?" bisiknya lagi dengan suara berat.
"Eeughhh, seharusnya tidak." balasnya dengan gelengan ketika si pria menekan daging dibagian itu. Nafasnya memburuh seakan dikejar - kejar, belum lagi dengan tubuhnya seperti terbakar mendambakan pria itu untuk segera memasukinya. Namun pikiran warasnya masih menjadi pengingat dan membuatnya menahan diri untuk tak berbuat gila, ia harus menghentikan prianya, "Aku juga menginginkanmu, Beb. Tapi tidak disini juga. Aku tidak mau orang lain memergoki kita." balasnya seraya membalas tatapan prianya. Dari matanya, ia bisa melihat jika prianya sudah tak bisa lagi menunda apa yang terjadi diantara mereka.