Syera terbangun, dia melihat jam pada ponselny. "Astaga sudah jam 11, aku terlambat", Syera langsung terbangun dan menyingkap selimut yang menutupi tubuh bugilnya, Syera menyadari Raka masih ada disini.
"Andai saja yang terjadi adalah mimpi". Syera masih berharap kejadian kemarin tidak pernah ada.
"Mmmmhhh", Raka juga ikut terbangun dan menggeliat karena gerakan Syera.
"Kenapa sayang ?", tanya Raka dengan suara seraknya, dia menarik tubuh Syera untuk kembali tidur.
"Mas, aku terlambat, hari ini ada ujian dengan Pak Indra, nanti aku bisa gagal mas, aku terlambat", Syera berusaha menolak Raka.
Raka langsung menarik Syera membuat Syera berada dibawah kendalinya, "Kamu lupa siapa pemilik kampusnya ?", tanya Raka.
"Tapi mas, aaachhhh", tanpa aba-aba Raka langsung menusuk miss V Syera dengan Rudalnya tanpa kesiapan yang dimiliki Syera.
"Ssssssttttt, aaacccchhhhh,,mmmmmchhhh", Raka langsung seperti vampir menghisap leher Syera, turun kepuncak payudara kesukaannya, meremas kasar, gerakan yang cepat dan terasa brutal untuk Syera.
"Accchhhh", Syera berusaha memisahkan milik Raka dengan miliknya, tapi Raka langsung mengunci tangan Syera keatas, dan bergerak bebas.
"Masss, aaachhh, pelan-pelan mass, aaachhh ampun, jangan digigit". Syera berusaha melepaskan tangannya.
Tanpa mengurangi tempo gerakannya, Raka mencium kedua mata sembab Syera, melepas kunci pada tangan Syera, tapi memeluk Syera erat.
"Aaaaachhh sayang, nikmatttt, ini nikmat Syeraaa", Raka memegang pipi Syera dan mata mereka saling bertatapan, dengan Raka yang tidak berhenti meracau dan mengeluarkan desisan kenikmatan.
"Masss, aaachhh, accchhh, achhhh, ampuunn", Raka menggila seperti kesetanan menggagahi Syera.
Hingga 20 menit lamanya gerakan itu berhasil membuat selangkangan Syera teras perih, tubuhnya terasa lelah, dan nafas yang tak teratur, Raka mengejang hebat, menyemburkan benih-benih kenikmatan didalam milik Syera.
Tanpa mencabut miliknya, Raka mencium kening Syera, "baru aku tinggal beberapa minggu, sudah sesempit ini sayang", Raka tersenyum menggoda Syera.
Syera yang nafasnya belum teratur hanya bisa menepuk-nepuk lemah dada Raka, agar Raka berpindah dari atas tubuhnya, Raka yang mengerti pun langsung bangkit mencabut miliknya dan kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Syera lebih memilih untuk tetap berada dikasur dan menunggu Raka selesai merasa enggan untuk membersihkan diri bersama.
Satu jam berlalu, setelah Raka selesai Syera langsung melanjutkan untuk membersihkan diri, keluar menggunakan jubah mandi, dengan lilitan handuk diatas kepalanya.
"Sini sayang, sarapan dulu, makanannya udah datang". Panggil Raka lembut.
"Mas, nilai aku beneran aman kan mas, soalnya pak Indra dosennya galak mas". Syera berjalan kearah meja makan yang disiapkan Raka.
"Atau kamu mau mas pecat dia ?". Tanya Raka.
"Ya gak gitu juga dong mas, iich kamu tuh ya". Syera menepis lembut tangan Raka yang memegang pantat kenyalnya.
"Cepat habiskan, makan yang banyak, kamu perlu gizi yang banyak untuk nyusuin aku sayang", tanpa senyum Raka mengatakan itu dan mengelus pipi Syera.
"Mas, wajah kamu serius mulu, lagian asi aku belum ada kali mas", Syera tertawa.
Raka tidak menjawab ucapan Syera. Hati Raka menghangat, akhirnya senyum itu, ia bisa melihat kembali. Raka sangat menyesal karena telah membuat mata wanitanya sembab, dan membuat wanitany merasa hancur seperti kemarin
Setelah makan, Raka pindah kekamar sebelah yang ada dirumah itu, dan menyewa orang untuk membersihkan sisa-sisa pecahan kaca, dan lainnya bekas kemarin, Syera tidak diperbolehkan meninggalkan kasur sedikitpun, kecuali untuk hal-hal mendesak.
Raka menginginkan Syera seharian, menyusu seperti bayi yang tidak mau kehilangan ibunya.
"Sssssttt, masss, udah masss, nyeri". Tanpa menjawab, Raka lalu berpindah kepayudara yang sebelahnya, tetap juga tidak mau berhenti walaupun Syera sudah beberapa kali mengeluh.
"Mas udah ya", Syera mengelua lembut kepala Raka.
Raka semakin nyaman, dan tambah menggigit-gigit kecil puncak payudara Syera."Accchhh, masss, pelan-pelan mas, aaachhh mas, pelan-pelan remasnya, sakitt", Raka tidak perduli, memilih merapatkan bagian bawah mereka, Syera yang tersadar akan keinginan prianya, merasa kaget dan memaksa menjauhkan badan Raka.
Tapi Syera tetaplah Syera, tenaganya kalah jauh, tapi kali ini sebelum memasukkannya, Raka memuaskan Syera terlebih dahulu dengan tangannya.
Raka benar-benar menghabiskan waktunya seharian bersama Syera, melepaskan rindu yang tertahan dan hasrat yang dipendamnya selama tidak bersama Syera.
Sedangkan di sisi lain, "Raka belum pulang juga ?", tanya mama Raka kepada Naumi.
"Belum ma, sepertinya masih ada hal penting". Jawab lembut Naumi, walaupun dihatinya juga merasa gelisah, sebenarnya kemana Raka.
