CHAPTER 01 - LOVE & FREE WILL

14 1 0
                                    

Kilas balik di tahun 2020 ...

Apa jadinya jika penduduk planet antah-berantah tinggal dan berbaur dengan manusia bumi. Itulah yang terjadi pada Ener dan Ennel Lear saat ini. Keduanya mencoba beradaptasi meski cukup sulit. Salah satu yang membuat keduanya harus rela bersabar melawan bosan adalah saat menyusup ke sekolahan. Mereka mendaftarkan diri dengan nama Ria bagi Ener dan Rio bagi Ennel. Mereka memilih nama yang pantas untuk saudara kembar seperti mereka.

Hal yang lebih aneh bagi keduanya adalah pembagian kelas XII IPA dan IPS. Hal yang tak pernah mereka temukan di planet manapun. Hari-hari di sekolah terus berlalu hingga mereka mencapai kelas XII. Mereka juga berpura-pura akrab dengan banyak siswa terutama Sari yang menjadi tetangga. Banyak hal telah terjadi. Setelah ini makin menarik.

Di sekolah akan diadakan festival menjelang liburan akhir semester. Semua siswa dari setiap kelas harus berpartisipasi. Masing-masing kelas akan mengadakan kegiatan dengan tema yang telah disepakati di kelas masing-masing dan disetujui oleh wali kelas. Sebagian mendirikan stand untuk berjualan berbagai makanan yang unik dan lezat. Ada yang membuat stand terapi tradisional berupa bekam, ada yang membuat labirin, ada yang menyediakan berbagai permainan penuh tantangan seperti di pasar malam, dan ada pula yang membuat konser musik. Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah rumah hantu dari adik kelas XI IPA 4. Mereka memasang stand berupa kostum hantu di sana. Beberapa dari lainnya mengenakan kostum pelayan, batik dan sebagainya. Termasuk juga kelas X berjejeran di tiap kelas, memasang stand dengan variative. Untuk kelas XII sendiri tidak perlu membuat acara stand karena mereka sibuk dengan ujian nasional yang diadakan pemerintah. Tentu saja sudah dapat izin dari Kepala sekolah kepada para wali murid dan siswa senior untuk datang. Termasuk alumni yang kangen dengan para guru.

Semua orang menyambut festival ini dengan antusias. Sebelumya, hampir semua ketua kelas sibuk menengahi perdebatan teman sekelasnya dalam perencanaan. Sekarang, mereka ganti disibukkan dengan agenda sosialisasi acara festival. Semenjak tanggal festival diumumkan oleh pihak sekolah hingga sekarang khususnya di jam istirahat, suasana sangat riuh. Selalu saja ada hal yang harus dirapatkan di setiap kelas.

Karena festival akan terbuka untuk umum dan semakin ramai, otomatis banyak pengunjung dari pihak luar yang masuk. Ennel reflek meningkatkan kewaspadaan dan berpatroli di lingkungan sekolah dengan kedok mengamati persiapan setiap kelas.

Rumah hantu selalu menjadi topik utama perbincangan di sekolah. Ria dan Rio yang sebenarnya adalah Ener dan Ennel tentu tidak akan takut dengan hal semacam itu. Sayangnya Sari terjebak perkataan teman-temannya yang siap membully jika ia tak berani mencoba.

Pada mulanya Ener ingin membantu Sari dan menyuruhnya membuktikan bahwa ia tak takut. Yang lain malah semakin mendorong Sari untuk masuk rumah hantu. Tak dapat mengelak, akhirnya Sari berjanji akan masuk rumah hantu. Sari menahan jengkel kepada siapapun termasuk Ria. Sepanjang pulang sekolah Ener menenangkannya. Ener tak habis pikir kenapa Sari harus takut dengan hantu buatan. Padahal sekarang sudah eranya persaingan tehnologi antar planet bahkan antar galaksi.

Semenjak itu, hari-hari pun berlalu begitu lambat bagi mereka yang ingin membully Sari, sementara semuanya berjalan terlalu cepat bagi Sari. Hampir setiap malam ia kesulitan untuk tidur. Pada hari festival dimulai, tiba saatnya bagi Sari untuk membuktikan.

Suasana sekolah begitu riuh. Banyak pengunjung yang berdatangan dari luar sekolah. Khusus untuk hari ini, tidak terlihat ada guru yang berjaga di gerbang sekolah melainkan para siswa dari setiap kelas yang saling bersaing mengundang para pengunjung untuk mendatangi kegiatan kelas mereka. Sorak-sorai terdengar di setiap penjuru. Mulai dari gerbang sekolah, sudah ada siswa yang berjualan minuman boba memanfaatkan peluang untuk mencari cuan. Ada juga yang mengedarkan kotak donasi dengan tulisan 'Untuk korban bencana alam'. Suara teriakan dari para siswa yang sedang menjadi penjual dadakan terdengar di sepanjang koridor khusus stand penjualan. Ener dan Ennel menikmati kegiatan yang ada dan mencoba permainan yang belum pernah mereka temui di tempat lain. Sementara Sari berangkat ke sekolah dengan lesu. Tidak ada cahaya yang tersirat di wajahnya. Dengan diliputi rasa cemas Sari berjalan menembus keramaian menuju rumah hantu.

The SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang