"Itu bukti nyata seorang ayah yang sangat menyayangi putri nya."jelas Andrew membuat Visya lagi-lagi berdecak kagum. Mata bulat nya berbinar-binar.

"Beruntung banget jadi Nyonya Althaia itu!"seru Visya membuat Andrew menatap nya tak suka.

Mengapa ucapan Visya seakan-akan menginginkan sebuah kasih sayang, jelas-jelas dia sangat menyayangi nya.

"Papa juga sayang sama kamu Sya..."kesal Andrew seraya menyentil jidat Visya pelan.

"Ck, kekerasan nih namanya. Gimana si katanya sayang."keluh Visya seraya mengusap jidat nya.

"Lagian Papa ga di bolehin peluk. Berarti salah kamu."enteng Andrew seraya kembali menggeser laptop nya dan fokus pada berkas-berkas itu.

"Papa ga sayang Visya."

Andrew bergeming. Ia menaikan sebelah alisnya. "Kamu ga lupa kan kalo hampir seluruh aset Kakek dan separuh aset Papa itu atas nama kamu. Bahkan saat ini Papa bisa aja mengganti kepemilikan perusahaan jadi nama kamu Visya."suara berat Andrew terdengar di ruangan itu."Bagi sebagian orang itu memang terlihat berlebihan dan bukan hal yang mudah. Tapi bagi Papa, itu tidak ada apa-apa nya. Papa bakal ngelakuin hal apapun jika itu kemauan anak nya."lanjut nya seraya menatap Visya.

Visya terenyuh mendengar perkataan Andrew. Ia lantas bangkit dan segera menerjang tubuh Papa nya, memeluk nya erat seraya bergumam lirih. "Papa pernah bilang, kalo kasih sayang itu ga bisa di ukur dengan sebuah materi."ujar Visya membuat Andrew tersenyum bangga.

"Papa tau kalo kamu bisa ngerasain ketulusan kasih sayang Papa."

"Ya, Visya tau itu."

"Jadi, kalo di suruh milih antara Papa atau harta?"

Visya mendongak dengan kilauan berbinar di mata bulat nya. "harta!"

Hampir saja jantung Andrew melompat. Apa-apaan itu!

"Kalo ga ada harta atau uang, terus Visya jajan nya gimana?"

Andrew mendengus dan mendorong tubuh Visya sedikit menjauh.

Namun tiba-tiba, anaknya itu kembali memeluk nya erat seraya tertawa keras. "Becanda Pa!"kekeh nya namun sama sekali tak membuat ekspresi datar Andrew berubah."Pa, Papa...Visya becanda..."masih dengan tawa nya Visya menggoyang-goyangkan pundak Andrew.

Ceklek!

Pintu ruang kerja Andrew terbuka menampilkan sosok anggun Anna yang tengah memegang secangkir kopi.

"Loh Sya, muka papa kamu kok jelek banget di tekuk gitu?"

"Ga di tekuk juga muka Papa emang jelek Ma."ledek Visya semakin membuat Andrew cemberut.

Visya dan Anna sontak bertos ria. Benar-benar random kelakuan keluarga itu.

Cup.

"Visya sayang Papa, asli ga bohong."Andrew sontak tersenyum kecil.

Cup.

"Visya sayang Mama banyak-banyak!"

Dengan langkah riang, Visya berlari kecil ke arah pintu. "Udah malem, tidur Sya!"tegur Anna.

"Mau maen bentar sama Kak Ken!"sahut Visya dari luar. Anna hanya menggeleng kan kepala dan menyerahkan secangkir kopi pada suami nya.

"Anak itu."kekeh Anna dengan tangan yang bergerak ke pundak Andrew dan memijat nya pelan.

"Mirip kamu."celetuk Andrew setelah menikmati seteguk kopi buatan sang istri.

"Sok tau."cibir Anna.

"Kamu lupa? Aku tahu semua tentang kamu..."

AVWhere stories live. Discover now