08.isue

25 32 18
                                    


○ ○ ● ● ● ○ ○

Happy reading

Seperti yang ku bilang. Hidupku kali ini sangat berbeda jauh saat masih tinggal di bogor. Biasanya orang orang menatapku sinis, acuh bahkan jijik. Sekarang semuanya benar benar berubah. Aku senang namun juga takut. Takut kala kejadian lalu akan kembali menimpa. Atau mungkin yang lebih parah? Entahlah. Namun walau bersikap biasa masih terselip rasa waspada di pikiranku.

Itu wajar bukan? Gadis yang sering kali di pukul. Kini telah mendapat elusan hangat dari pucuk kepala hingga punggungku yang sempit. Sebenarnya tak pernah terselipkan bayangan bahwa kehidupanku akan berubah secepat ini hanya dengan pindah?

Hahh aneh memang. Namun sekali lagi aku senang, hatiku selalu terasa hangat saat berada di tengah tengah mereka. Rasanya ingin memberhentikan waktu.

Ahh lupakan soal itu. Jika ada yang bertanya sedang apa aku?. Sedang di taman panti menatap langit yang kini di penuhi bintang serta bulatan cahaya terbesar. Bulan.

Duduk dengan kepala menengadah membiarkan rambutku berterbangan tertepa angin malam. Tubuhku yang hanya di balut piyama panjang berwarna tosca itu membuat kulitku sedikit meremang saat merasakan dinginnya angin malam.

Memejamkan mata lalu terhanyut dalam nostalgia yang ku ingat dalam otakku. Mengingat orang orang yang berjasa padaku dulu. Tak terasa cairan bening keluar begitu saja saat mengingat kata kata penyemangat mereka. Bagai film kuno yang berputar di otakku.

"Hahhh nggak kerasa udah tiga bulan aku nggak liat mereka, mereka apa kabar yah?" Ucapku lalu menatap langit malam dengan mata berair.

"Pengen kesana, kangen banget sama masakan bu yuna, sama ceramah bu anggi" ucapku lalu menghembuskan napasku ke udara.

"Di sini nyaman, banyak yang sayang aku, tapi mereka bukan kalian, kalian juga bukan mereka" ucapku lalu menengadah.

"Besok aku anterin kamu kebogor deh" seru seseorang membuat senja tersentak lantas menghapus air matanya cepat kala melihat seseorang memergokinya.

Tertawa kecil gadis itu lantas menghampiriku dan ikut duduk di sampingku.

"Cengeng" ucapnya kembali terkekeh aku hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Besok juga libur kan? Kita ambil cuti aja dua harinya, pengen tahu juga tempat di mana aku di temukan" ucapnya lalu menengadah menatap langit.

"Tapi bintang, hari senin kan bakal ada kuis kimia kamu yakin? Nan-"

"Iye elah, sekali kali bolos dong nja jan jadi murid teladan mulu" cerocos bintang membuatku sedikit tersentak.

"Ihh bukan gitu tauuu maksudku tuuu-"

"Iye tau lu takut nilai ulangan lu anjlok kan?" Ucap bintang yang lagi lagi memotongku membuatku menghela napas.

"Itu kamu mungkin, tapi kuis di kelasku itu habis upacara, ini juga kuis penting, ke pantinya kapan kapan aja aku nggak mau juga nanti kamu ke repotan, lagian kita tuh hampir lulus, nanti kalo kamu nggak lulus gimana?"

"Itu mah namanya nyumpahin"

"Aku nggak"

Hening seketika. Kami berdua sama sama terdiam sambil saling tatap dengan tatapan berbeda.

Senja To Fajar [HIATUS]Where stories live. Discover now